10.

4.9K 549 25
                                    

Cheat Codes ft. Demi Lovato - No Promises

Happy Reading!!

😊😊😊


Lisa kini sedang dalam perjalanan menuju lokasi yang di tunjukkan oleh laptopnya. Ia sempat memotret plat mobil dan saat ia berpura-pura merokok di samping sedan yang membawa Rose tersebut, ia menempelkan pelacak di sana. Ia mempelajari ini dari Jisoo dan Chan. Chan adalah partner Lisa di YG agensi. Ia sangat expert dalam bidang teknologi, hingga Lisa sedikit demi sedikit mengerti tentang hal-hal semacam ini.

Lisa berangkat bersama Seulgi yang mengajukan diri untuk menemaninya. Seulgi juga tidak tega membiarkan Lisa yang sudah dianggapnya sebagai adik menantang bahaya sendiri. Ia tau kekuatan Boa sekarang sudah berbeda dari Boa yang dulu ia kenal. Boa kini memegang RFL24 dan hendak mencuri satelit Panorama, Seulgi bahkan berfikir bahwa Boa itu gila.

Pelacak yang tertempel di mobil itu menunjukkan tempat yang sama dengan pelacak di jam tangan Rose.

"Apa mereka bercanda? Di pasar yang sudah tidak terpakai? Astaga apa tidak ada tempat lain yang lebih baik?" Seulgi heran, Boa selalu tidak masuk akal.

Lisa yang sedang menyetir itu hanya mengangkat bahu.

30 menit kemudian mereka sampai di lokasi. Sebuah bangunan yang sedikit tidak terawat bekas pasar. Lisa memakai peralatannya, ia hendak turun dari mobil namun tangan seulgi menahannya. "Apa kau yakin kesana sendirian Lisa?"

Lisa mengangguk. Ia yakin dengan rencananya kali ini.

Sementara itu dirumah Irene, Jennie masih menunggu Irene yang masih menangani Jisoo. Sudah hampir satu jam Irene belum selesai juga. Jennie sampai menghabiskan 4 kaleng minuman dan 5 kali ke kamar mandi. Ia sangat khawatir terhadap keempat temannya kali ini, Jisoo, Lisa, Rose dan Seulgi.

Tangan Irene menyentuh bahu Jennie, ia sedikit terkejut karenanya. "Jennie, aku sudah selesai dengan operasinya. Kalian sedikit terlambat membawanya kesini, namun beruntung peluru itu tidak masuk ke pembuluh darah Jisoo dan tidak sampai ke jantungnya." Jelas Irene.

"Tapi Jisoo akan baik-baik saja kan unnie?" Tanya Jennie. Ia masih khawatir.

Irene mengangguk. "Pelurunya sudah kuambil. Ia sudah kutangani, berdoalah. Ia akan segera sadar." Jennie mengangguk mendengar penjelasan Irene.

"Istirahatlah, makanlah apa yang kau mau makan. Anggap saja rumah sendiri." Irene berdiri dan mengecek keadaan Jisoo sekali lagi.

Apa yang harus aku katakan pada Jisoo tentang Rose nanti?

Jennie duduk disamping sofa dimana Jisoo tertidur. Ini sudah setengah jam namun Jisoo belum sadarkan diri. Irene yang baru saja selesai mandi menghampiri Jennie, "Tenanglah, dia akan segera sadar. Kekasihmu dan kekasihku juga akan kembali kesini bersama chipmunk yang doyan makan itu. Mereka itu agen hebat. Kau tau akan hal itu bukan?" Ia duduk di bawah, bersandar pada sofa tempat dimana Jisoo terbaring. Irene menyalakan tv dan memakan camilan yang tadi ia bawa.

Jennie masih dengan pikirannya. Namun ia juga membenarkan perkataan Irene. Yeah, mereka sangat hebat.

"Irene unnie?"

"Hm ya Jen?" Irene masih fokus ke arah layar tv.

"Apa kau dekat dengan Boa?" Tanya Jennie.

Irene sedikit terkejut. Tapi setelahnya ia kembali fokus menatap tv, "Tidak terlalu dekat. Dia adalah teman Seulgi setahuku. Tapi Seulgi bilang dia juga tidak terlalu suka dengan Boa. Dia itu licik Jen, why?"

Jennie mengikuti Irene untuk duduk dibawah, "Boa yang mencuri RFL unnie, dia dalang dibalik semua ini. Dia dendam terhadap timku dan agensi. Dia juga membenciku karena dia pikir aku merebut Lisa darinya."

"What a bullshit Jendeuk." Suara serak Jisoo tiba-tiba terdengar. Jennie dan Irene menoleh. Jisoo sudah sadar.

"Jisoo, are you okay?" Jennie memegang tangan Jisoo. "Aku kira aku sudah mati Jen, ada dua bidadari di depanku." Jisoo mengedip ke arah Irene. "Yak kau ini Jisoo! Tidak pernah berubah! Kau ini baru saja siuman sudah minta aku buat pingsan lagi hah?!" Irene mencubit paha Jisoo kuat-kuat. Jisoo memang suka menggoda Irene. Entah kenapa, wajahnya terlihat aneh saat sedang malu. Irene pun memeriksa kembali keadaan Jisoo.

"Dimana Lisa dan Rosie?"

Deg

Apa yang harus ku katakan?

Jennie melirik Irene. Yang dilirik hanya mengangguk. Jennie pun duduk di samping Jisoo dan menceritakan semua. Jisoo terlihat terkejut saat itu.

Jisoo kemudian bangkit dan mengejutkan Jennie dan Irene. "Kau mau kemana Jisoo?" Irene ikut berdiri.

"Menyusul Lisa dan Seulgi." Jawab Jisoo dengan nada dingin.

Irene menggeleng, "Tidak, aku tidak mengijinkanmu pergi. Kau baru saja operasi Jisoo."

"Hanya pemgambilan peluru kan? Aku masih sanggup bertarung dengan satu tangan dan dua kaki ku unnie." Jawab Jisoo enteng.

"Dasar keras kepala."


Lisa memasuki area pasar yang sudah tidak terawat ini perlahan. Ia terhubung dengan Seulgi yang berada di dalam mobil melalui earphone dan sebuah mic kecil di jam tangannya. Seulgi didalam mobil mengawasi layar laptop milik Jisoo dan memberi arahan pada Lisa.

Dalam laptop Jisoo, pelacak itu menunjukkan bahwa Rose berada di ujung belakang pasar. Hanya ada beberapa orang yang berjaga di sana. Lisa berfikir bahwa ini hanya jebakan. Jadi ia lebih berhati-hati.

Sampai di bagian belakang ia melihat Rose yang terikat pada kursi dan mulutnya dilakban.

Lisa perlahan berjalan mengendap ke arah dimana Rose berada namun 5 orang tiba-tiba muncul dan menghadangnya, Lisa terkejut. Bukan perihal berapa orang yang menghadangnya. Tapi,

"Jongin oppa?"



-

Sorry typoooooo😣

Lanjut kah?😅

Sebenarnya, ada alur 🔞🔞🔞di part selanjutnya. Cuma aku masih bingung aku up apa enggak😂😂

Enaknya gimana?😁😁

Dah segitu dulu😂

I love u😘

😂😂

Hope Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang