Malam terlanjur laut dalam gelapnya langit
Semesta raya di penuhi gemintang yang redup dan sedikit terang
Hambar terasa bila mataku memilih terpejam
Pekik hati ku bergelut dengan rasa
Aku mencintai ia
Walaupun aku harus terduduk kaku dengan aksaranya
Walaupun aku tau, bila ku cinta ia
Luka akan tercipta kembali sedari dahulu kala
Aku bukan pujangga cinta
Aku hanya pengagum ia yang slalu mendekap dalam kisahnya
Aku rindu dia yang hanya aku seutuhnya
Aku rindu dia yang slalu merindukan
Namun kita adalah sebuah rasa di waktu yang tak tepat
Menepikan rasa yang sebentar lagi bermuara
Diksiku harus ku eja sekali lagi
Terlalu lumit di jadikan frase rasaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Nol
Poetryini menceritakan tentang sekumpulan puisi atau antalogi puisi. Dari perjalanan cerita saya selama bertahun-tahun. Sebuah kumpulan kata yang terangkai sederhana ketika rasa dan asa sedang di titik jenuhnya.