Kemarin

27 3 0
                                    

Kala itu, langit sedang kelabu

Berkabut asap, berlangit temaram

Menyasat sepi bermandi ilusi

Hujan yang dirindukan, tak kunjung datang


Air mata yang memilukan, dengan nafas yang besesakan

Sedang ada pesta api yang menggebu

Dengan manusianya yang durjana

Buta perasaan, haus akan kekuasaan


Mahkluk kecil yang tak memiliki akal menjadi korban

Mati kesusahan, dengan luka yang menggenaskan

Tikus berdasi itu sedang berpesta ria

Tanpa membuka mata, dengan menutup telinga


Titik NolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang