(IND) Chapter Nine

1K 120 17
                                    

Arthit berbaring di antara Kong dan Toey, di atas matrass tanpa tenda dan hanya menutupi tubuh mereka menggunakan selimut dan tas sebagai bantal.

Pada tengah malam, Arthit tiba-tiba menyadari beberapa gerakan di dalam gua di sekitar mereka, ia segera membuka matanya dan melihat seseorang mengenakan masker, memegang pisau dan melancarkan serangan ke arah Kong yang sedang tertidur nyenyak di sampingnya.

Jadi Arthit segera mengambil selimut dan melemparkannya ke si pembunuh sebelum pisau mengenai Kong, pada saat yang sama ia juga mencengkram lengan Kong, meraih pinggangnya dan menarik tubuh pria itu ke sisinya untuk menghindari serangan.

Kong terkejut karenanya, begitu juga Toey.

Toey langsung bangun, sementara posisi Kong berada di atas Arthit dan mematung.

Si pembunuh berhasil keluar dari selimut dan kembali melancarkan serangan ke arah mereka, namun gerakannya terlihat sangat kaku.

Melihat itu, Arthit segera mendorong tubuh Kong ke arah Toey lalu membalas serangan dengan menendang tangan si penjahat dengan kuat untuk membuatnya menjatuhkan pisau.

Setelah itu ia melompat bangun dan berlomba untuk merebut pisau sebelum musuh dan mengarahkannya pada si penjahat.

Begitu menyadari bahwa posisinya tidak menguntungkan, si pembunuh mengeluarkan colt dan mengarahkannya pada Arthit untuk melindungi diri.

Arthit membeku seketika menatap colt itu sejenak dan tampak terkejut. Melihat itu, Kong segera berdiri dan melompat ke depan Arthit untuk melindunginya.

"Tidak, tidak, jangan menembak!" Kong mengangkat kedua tangannya menunjukkan tanda menyerah. "Silahkan ambil apa pun yang kau mau, tapi jangan menyakiti kami!"

Toey mengerutkan alisnya sambil menatap musuh dengan curiga.

"Siapa kau?" Dia bertanya dengan penasaran. "Kenapa kau menyerang kami? Apa yang kau inginkan?"

Musuh mengarahkan cold pada ketiganya secara bergantian, sebelum melirik tas Kong yang ia jatuhkan di tanah dan tanpa membuang waktu, ia dengan cepat mengambilnya dan lari menuju terowongan yang gelap.

Arthit hendak mengejarnya, namun Kong segera meraih tangannya untuk menghentikannya.

"Jangan bodoh, dia punya pistol!" Teriak Kong.

"Apa itu pistol?" Arthit mengerutkan alisnya dengan bingung.

"Senjata di tangannya, benda itu lebih kuat daripada senjata apa pun yang pernah kau tau di zamanmu, dan ia bisa membunuhmu dengan instant."

"Aku tahu." Jawab Arthit singkat.

Giliran Kong yang mengerutkan alisnya dan memalingkan wajahnya untuk bertukar pandangan dengan Toey sesaat kemudian kembali ke Arthit.

"Aku pernah melihatnya sebelumnya..." tambah Arthit seolah – olah menyadari ekspresi curiga di wajah Kong.

"Dimana?"

Arthit mengalihkan matanya dan memikirkan sesuatu. "Di TV..."

Kong memutar matanya dengan tidak percaya. "Well, TV adalah media belajar terbaik..." komentar Kong. "Kau harus lebih banyak menonton TV..."

"Tunggu sebentar, jadi kau tinggal di mana sebelum ini?" Tanya Toey pada Arthit dan  merasa curiga mendengar Kong memberi tahu Arthit tentang betapa berbahayanya pistol.

"Apa maksudmu dengan senjata yang pernah ia tau di masanya?" ia lalu menoleh ke Kong.

Kong tersentak seketika menyadari bahwa lidahnya tergelincir.

(IND - ENG) -  Ancient Love, The Present Time - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang