Kong teringat pada telepon yang di ambilnya dari sleeping quarter, ia segera mencari charger, dan mencoba log in ke dalamnya. Kong tidak menemukan masalah sama sekali, karena Nan selalu menggunakan tanggal lahirnya sebagai kata sandi, dan bukannya tanggal ultahnya sendiri, meskipun tanggal ultah mereka hanya berjarak satu hari.
Untungnya ponselnya masih dalam kondisi baik, Kong segera megexplorasinya, ia menemukan obrolan antara Nan dan paman Liu, dan juga dengan Pang, yang berbicara tentang buku dan research.
Selanjutnya ia membuka folder file dan terkejut ketika melihat beberapa foto yang diambil di luar situs penggalian, scanning foto bayi kembar yang baru lahir, dan yang paling mengejutkan adalah foto kabur ayahnya yang terbaring di lantai gua, juga sekilas sosok hitam yang terlihat seperti bayangan, karena gerakannya yang cepat.
Jadi, Nan benar-benar berada di gua dan mungkin dia tahu tentang apa yang terjadi, pikir Kong.
Kong segera meraih ponselnya dan menelpon Nan, tetapi telepon gadis itu tidak aktif. Dia merasa sangat aneh, sejak Arthit hilang, Nan juga sepertinya hilang.
Kong benar-benar cemas karena tidak ada petunjuk tentang keberadaan Arthit. Paman Liu juga menyarankan untuk tidak melapor polisi, karena identitas Arthit yang sesungguhnya bisa terungkap, dan hidupnya akan dalam bahaya.
Meskipun Paman Liu melaporkan perkembangan pencarian Arthit kepadanya setiap hari, namun tidak ada pertanda baik. Kong tidak tahan lagi, dia memutuskan untuk berjalan-jalan menyegarkan pikirannya sekaligus mencari petunjuk.
Kong merasa dia sedang diuntit, dan begitu dia tiba di daerah sepi, tiba-tiba dua orang keluar dari mobil dan menculiknya sebelum ia sempat melawan.
Kong dibawa ke sebuah bangunan tua di daerah kumuh kota, begitu tiba ia disambut oleh seseorang yang dikenalnya.
"Aya?!" Seru Kong.
Gadis itu mengisyaratkannya untuk diam sebelum menariknya ke sebuah apartemen kecil, disana sudah menunggu Toey dan Nan.
"Nan? Toey?" Kong tidak percaya. "Ada apa ini?"
"Kau diikuti, idiot!"
"Sedang diikuti? Siapa?"
"Kenapa menurutmu kita tidak mendapatkan petunjuk tentang di mana Arthit sampai sekarang? Menurutmu apa yang dilakukan paman Liu?" Tanya Aya.
"Apakah kau mencurigai paman Liu?" Kong memicingkan matanya menatap Aya sejenak lalu melirik Nan. "Ku pikir kau juga diculik, aku masih ingin mendengar penjelasanmu kejadian terakhir! Apakah kau mengkhianati kami?"
"Aku tidak!"
"Dia sudah memberi tahu kami segalanya!" ujar Aya. "Apakah kau tahu? Paman Tum masih hidup dan tidak sadarkan diri di lab."
Kong terkejut dan membeku seketika, berusaha memproses apa maksudnya.
"A-aku...diam-diam mengunjungi paman Tum beberapa kali di rumah sakit, dan terakhir kali aku berbicara dengannya sebelum kecelakaan itu terjadi, jadi aku tidak percaya dia akan mati hanya karena kekurangan oksigen."
"Itukah alasanmu mencoba masuk ke lab?" Tanya Aya.
Nan mengangguk.
"Jadi mereka memanfaatkan keadaaan saat listrik padam untuk menyuntikkan serum ke tubuh pamanku, membuatnya tampak seperti mati, selanjutnya mereka menukar tubuhnya sebelum proses kremasi...." Toey tersenyum pahit dan tidak mempercayainya.
"Tapi, kau harusnya senang, karena pamanmu tidak mati..." komentar Aya.
"Disuntik dengan serum, apa bedanya dengan mati? Pang juga sedang sekarat sekarang, dan tidak ada yang bisa kita lakukan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND - ENG) - Ancient Love, The Present Time - The End
Ficção HistóricaPairing : Kongpop/Arthit Genre : History/Time Travel (IND) Sinopsis : Kongpop lahir di keluarga arkeolog, ayah dan kakaknya mengalami kecelakaan saat melakukan ekspedisi bersamaan ditemukannya sebuah mummy yang terperangkap di dalam es selama ribua...