Maju ke 2019, Event Pameran di gua....
Paman Liu melepaskan Kong ketika melihat Arthit melempar buku itu ke udara, begitu mendapatkan buku itu, ia berbalik untuk menyerang Kong dan Arthit dengan menggunakan pedang. Arthit berusaha mengelak dan bertahan sambil melindungi Kong.
Sialnya, lengan Kong terluka oleh pedang, Arthit menjadi geram, dia memembiarkan dirinya terluka untuk mengamankan Kong dan bertarung sendirian dengan orang tua itu. Akhirnya, ia memotong tangan kanan paman Liu untuk mengakhiri pertarungan dan untuk membalas dendam Kong.
Mata semua orang membelalak kaget saat melihat tangan dan pedang terbang dan mendarat bersama di tanah.
Sejenak kemudian, Arthit menggerakkan pedangnya lagi dan hendak menyerang ke depan untuk menyelesaikan tugasnya, tetapi tiba-tiba sebuah suara dari belakang berusaha menghentikannya.
"Arthit, berhenti!!!" Teriak Kong. "Tolong, jangan bunuh dia!"
Pada saat ini, tiba-tiba suara samar - samar bergema di telinganya. "Ada satu hal yang perlu kau ingat, ketika kau ingin membunuh musuhmu, jangan berhenti, tidak peduli siapapun yang mencoba menghentikanmu, termasuk aku..."
Meskipun kehilangan salah satu lengannya, Paman Liu menolak mengaku kalah, ia merangkak mundur sejauh mungkin dari Arthit hingga punggungnya menempel ke dinding dan berhenti. Darah terus mengucur deras dari lengan yang tersisa dan meninggalkan jejak di tanah. Selanjutnya, tangannya yang lain meraih remote detonator di sakunya dan menyalakannya.
Ekspresi semua orang berubah menjadi double syok karena jelas tahu apa yang akan dilakukan orang tua itu.
"Ayo kita lihat...apakah kau...benar-benar...kekal atau... tidak!"
Mata Arthit menangkap colt di tanah yang dijatuhkan oleh Mond beberapa saat yang lalu, ia segera mengambilnya dan mencoba menarik pelatuk untuk menembak, tapi sayangnya macet.
Pada saat yang sama Nan berteriak. "Itu rusak!!!"
Suara itu terdengar lagi. "Dengar, kau...harus menarik pelatuknya ke kiri...seperti ini...aku akan menunjukkan kepadamu..."
Perlahan-lahan Arthit menutup matanya...
"Tolong...jangan mati..."
"Hahaha ...." Paman Liu yang membeku sejenak kemudian tertawa terbahak-bahak. "Sampai jumpa di dunia lain!" ia menyeringai dan...
.
.
.
BANG !!!
Arthit menembak lengan kiri orang tua itu dan ia secara refleks melemparkan benda di tangannya. Selanjutnya Arthit dengan cepat menggulir ke depan untuk menangkapnya sebelum jatuh ke tanah dan mengaktifkan detonator.
Paman Liu mendesis kesakitan sesaat dan dilanjutkan dengan teriakan keras seperti di neraka, merasakan rasa sakit dari kedua tangannya.
Arthit berdiri dekat dengan paman Liu sambil memegang remote dan pistol di tangannya sambil menatap lurus pada orang tua itu dengan ekspresi dingin sejenak sebelum berbalik melototi para penjaga di sisi lain.
Semuanya terkejut lalu segera menjatuhkan senjata di tangan mereka dan menyerah.
Satu jam kemudian, polisi dan mobil ambulan tiba untuk mengamankan lokasi, mengumpulkan bukti kejahatan, menangkap penjahat, menyelamatkan semua yang selamat dan terluka.
Untungnya tidak ada korban tewas di lokasi.
Paman Liu dan semua tamu yang tertembak dibawa ke rumah sakit dan menerima perawatan dan penanganan intensif. Kong dan Arthit juga harus dirawat di rumah sakit karena terluka oleh pedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND - ENG) - Ancient Love, The Present Time - The End
Historical FictionPairing : Kongpop/Arthit Genre : History/Time Travel (IND) Sinopsis : Kongpop lahir di keluarga arkeolog, ayah dan kakaknya mengalami kecelakaan saat melakukan ekspedisi bersamaan ditemukannya sebuah mummy yang terperangkap di dalam es selama ribua...