Kong mengambil pakaian, pedang, dan segel Pangeran Liu Yi lalu kembali ke kemah. Ia memakai topeng untuk menyamarkan wajahnya. Untungnya, sebagian besar prajurit tidak mengenali wajah asli Komandan Liu Yi namun dari stempelnya, kecuali istrinya.
Kong menyerahkan surat yang ditulis menggunakan darah oleh Liu Yi kepada istrinya, wanita itu segera mengenali tulisan tangan suaminya dan berlutut di hadapan Kong setelah ia selesai membaca suratnya.
"Harapan terakhir suamiku adalah agar aku mengabdikan kesetiaanku padamu, jadi mulai sekarang, kau akan menggantikan posisinya sebagai komandan dan ayah dari putraku," ujar wanita itu. "Kau akan menjadi pangeran Liu Yi dan suamiku."
Kong terkejut ketika mendengar hal itu, tetapi ia tidak punya pilihan sehingga ia pun menerimanya. Namun, selain status, ia tidak pernah melaksanakan tugas seorang suami terhadap istri Liu Yi, ia menghormatinya dan menjaga jarak di antara mereka, selain itu saat ini mereka sedang berada di medan perang.
Kong memimpin beberapa pertempuran dan menang dengan mudah dengan mengikuti strategy yang tertulis di dalam sejarah. Dia juga seperti paranormal yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Dia mengajari para prajurit cara membuat perangkap, strategi perang, peralatan, dan banyak lagi yang seharusnya tidak bisa di temui di masa lalu.
Penampilannya benar-benar mengesankan banyak orang, tetapi Kong berusaha tidak menonjolkan diri.
Sampai pertempuran tebing merah yang terkenal di sepanjang Sungai Yangtze terjadi, pasukan Cao Cao dikalahkan oleh Liu Bei, dengan bantuan ahli strategi Zhu Ge Liang, pasukan Cao Cao kocar kacir mencoba melarikan diri dari kapal yang terbakar dan tenggelam.
Grup Arthit dikelilingi oleh grup Kong yang bertugas di darat, menunggu musuh yang mencoba menyelamatkan diri dari kapal yang tenggelam.
Mereka ditembaki panah dan dibantai begitu mencapai pantai namun ada juga yang di tangkap.
Arthit ditangkap bersama dengan banyak sandera lainnya dan dibawa ke kamp tempat Kong bertugas sebagai komandan. Arthit menderita luka parah yang disebabkan oleh panah, karena ia berusaha untuk melawan dan melarikan diri. Arthit dibawa ke penjara tidak sadarkan diri.
Begitu Kong menerima laporan tentang para sandera, ia segera pergi ke penjara untuk mengecek tahanan tanpa membuang waktu.
Kong terkejut oleh matanya sendiri ketika melihat wajah Arthit di antaranya, seolah-olah ia pergi ke neraka dan bertemu hantu Arthit setelah 30 tahun.
Arthit diikat ke kayu pillar dan berdarah, melihat itu, hati Kong terasa sakit, ia segera bergegas untuk melepaskan ikatannya dan menyuruh penjaga untuk membawa pria muda itu ke kamarnya.
Kong seakan mati dalam kebahagiaan ketika melihat Arthit bernapas di depannya, ia tidak percaya bahwa semua ini nyata. Kong masih ingat dengan jelas saat Arthit mati dalam ledakan, seolah-olah itu baru saja terjadi beberapa waktu lalu dan menjadi mimpi buruk seumur hidupnya.
Sekarang dia bisa melihat wajah tertidur itu sekali lagi, seperti pertama kali ia melihat Arthit tidur di dalam lapisan es, entah bagaimana Kong merasa deja vu.
Kong kemudian memanggil tabib untuk memeriksa kondisi Arthit dan mengobati lukanya, ia juga diam-diam menyuntikkan anti-serum ke dalam tubuh Arthit untuk membantu proses regenerasi sel.
Dua minggu kemudian, Arthit akhirnya sadar kembali dan terbangun, luka di tubuhnya dengan anehnya pulih dengan cepat, disebabkan oleh efek anti-serum.
Saat ini Kong sedang dalam pelarian menyelamatkan diri dari kejaran bala bantuan pasukan Cao Cao. Mereka pindah dari satu tempat ke tempat lain, dan membawa serta Arthit.
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND - ENG) - Ancient Love, The Present Time - The End
Fiksi SejarahPairing : Kongpop/Arthit Genre : History/Time Travel (IND) Sinopsis : Kongpop lahir di keluarga arkeolog, ayah dan kakaknya mengalami kecelakaan saat melakukan ekspedisi bersamaan ditemukannya sebuah mummy yang terperangkap di dalam es selama ribua...