(IND) Chapter Twenty Four

759 89 4
                                    

Nan tidak pernah memberi tahu Kong tentang siapa dia, atau tentang hubungan mereka. Dia hanya meminta maaf pada Kong kalau sesungguhnya ayahnya meninggal karena ingin melindunginya dari tertimpa pillar.

Nan mengatakan memang ada ledakan yang sengaja diatur oleh seseorang untuk menutup pintu keluar, tetapi penyebab utama runtuhnya gua adalah karena gempa.

Jadi setelah orang jahat itu kembali, Nan berlari dan bersembunyi di dalam terowongan, menyambi sebagai korban tewas, kemudian bergabung bersama orang – orang yang selamat dan menunggu tim SAR tiba.

Nan berkata, Natawat mengatakan kepadanya bahwa ia jatuh dari tebing ketika mencoba mengejar orang jahat tersebut dan kakinya patah, sialnya ia bertemu dengan beruang yang tiba-tiba menyerangnya.

Untungnya, dia berhasil meraih pistol tidak jauh darinya dan menakuti beruang itu, atau dia pasti sudah mati sekarang.

Pada hari kedua Natawat dibawa ke bangsal setelah melompat dari gedung, Nan menyamar sebagai perawat, memasuki kamar Natawat dan menyuntikkan sesuatu ke dalam kantong infus, hari berikutnya dan seterusnya, ia selalu datang untuk mempelajari perkembangan kondisi orang tua itu.

Terakhir kali adalah pada saat insiden generator, Nan menyamar sebagai Janitor dan masuk untuk membersihkan kamar pasien. Dia menemukan Natawat membuka matanya dan telah siuman, tetapi kondisinya masih sangat lemah.

"Kau?" ia melototi Nan, "Siapa kau sebenarnya?"

"Aku teman Kong ..." jawab Nan tenang. "Bagaimana perasaanmu?"

Tiba-tiba ekspresi Natawat berubah menjadi sedih dan menyesal. "Aku merasa seperti orang bodoh..."

"Ya, itu benar." Nan tertawa mengejek. "Melompat dari gedung lantai 5 tidak berbeda dengan bunuh diri, bukankah kau berharap untuk berumur panjang?"

"Jika aku tidak melompat, maka aku pasti sudah mati..." dia menghela nafas dan tersenyum pahit.

"Apa maksudmu?" Nan bingung.

"Aku melihat seseorang yang familiar dari sisi lain ruangan sedang menargetkan peluru ke arahku..." jawab Natawat.

"Seseorang yang familiar?" Nan menyipitkan matanya dan menggali ingatannya sejenak.

"Menurutmu siapa yang mencoba membunuh kita di gua?" Natawat memberikan isyarat.

"Apakah menurutmu paman Suthiluck sungguh berencana untuk membunuh semua orang?" Nan mengembalikan pertanyaan, bukannya menjawab.

"Awalnya, kupikir begitu, tapi sepertinya aku salah..."

"Apa yang membuatmu berubah pikiran?"

"Aku mengetahuinya." Jawab Natawat dan tersenyum getir. "Kau harus berhati-hati terhadap paman Liu, dia adalah yang paling pintar di antara kami bertiga."

"Kalian bertiga?"

"Wutthicai, aku dan Liu Chu..." Natawat mencoba mengingat kembali ingatan masa kecilnya. "Wutthicai adalah yang paling bodoh, aku yang paling nakal dan Liu Chu adalah yang paling sempurna di antara kami." ia tertawa.

Nan juga tertawa mengingat kisah yang sama yang juga di ceritakan oleh ibunya saat di hospis.

Suvanant's Pov

Suatu hari kami menemukan sebuah buku kuno di perpustakaan, dan kami sepakat untuk memecahkan misteri buku itu bersama-sama. Ketika kami mencoba memutar kunci untuk membukanya, kami mendengar bunyi seperti bom waktu dari dalam. Jadi kami pun berhenti seketika dan mengubahnya kembali ke posisi semula, lalu mempercayakannya kepada Liu Chu untuk menjaganya sampai kami menemukan cara untuk membukanya.

(IND - ENG) -  Ancient Love, The Present Time - The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang