Beberapa hari kemudian, seluruh televisi dan media lokal menyiarkan topik berita yang sama tentang penculikan Arthit juga upaya penembakan dan pembunuhan terhadap Kongpop Suthiluck di galeri oleh seorang pria misterius yang memiliki senjata.
Chakrit sebagai direktur penyelenggara acara diminta bertanggung jawab atas insiden ini oleh polisi dan banyak jurnalis.
Dia juga ditangkap dengan tuduhan memamerkan dan menjual lukisan palsu dengan harga yang tidak masuk akal.
Selanjutnya Kong, Aya dan Nan menyamar sebagai detektif swasta yang ingin meminta keterangan dari tersangka berkaitan dengan kasus pemalsuan lukisan, jadi mereka meminta ijin untuk menginterogasinya.
Chakrit dibawa ke sebuah ruang khusus interogasi di kantor polisi, sebelum interogasi, Mond dan Drake tidak lupa meretas CCTV ruang interogasi kepolisian agar tidak dicurigai.
"Apakah kau bercanda? Aku tidak tahu siapa itu Arthit? Untuk apa aku berencana untuk menculiknya? "
Nan dan Aya bertukar pandang dan bingung.
Kong mencondongkan tubuhnya ke depan dengan menekan kedua lengannya di atas meja di depan Chakrit, seperti seorang pengacara menginterogasi seorang terdakwa.
"Uang dari transaksi masuk ke akun pribadimu, apakah kau ingin menyangkal bahwa kau tidak ada hubungannya dengan semua ini?!" ia mencoba untuk tenang.
"Tentu saja, karena aku adalah pengelola dana acara, tetapi itu tidak berarti aku juga bagian dari penyelenggara acara, yang merencanakan, merancang, dan bertanggung jawab atas seluruh acara."
Aya melempar format asli proposal persetujuan acara yang ditandatangani oleh Chakrit di atas meja.
"Sebagai pengelola dana, apakah kau tidak membaca ketika menandatangani keseluruhan proposal persetujuan acara? Jangan katakan bahwa kau tidak menyadari atau merasa aneh dengan harga lukisan yang tidak masuk akal?"
Nan membalik halaman untuk menunjukkan daftar item yang dipajang di pameran, lalu menunjuk ke kode item dan harga di sebelah kanan.
"Ini adalah satu-satunya barang yang jelas memiliki harga 9 digit di sini..." tambah Nan.
Chakrit tidak berkomentar sambil menatap lurus ke arah gadis itu.
"Siapa kalian? Polisi? Jaksa? Atau penculik yang sebenarnya? "Dia tertawa. "Ingin bermain polisi-polisian atau detektif?"
"Terserah apa katamu!" Jawab Aya. "Katakan pada kami, dimana Arthit?"
"Aku tidak tahu! Apakah kau tidak mengerti kata itu?"
"Lalu siapa yang memberimu lukisan palsu tersebut?" Potong Kong. "Kau pasti bekerja sama dengannya, bukan? Katakan persyaratanmu dan batalkan kesepakatanmu dengannya sekarang!"
"Kong?! Apa yang kau katakan?" Protes Nan.
Chakrit menoleh pada Kong dan menyeringai. "Ini menarik, bisakah aku memegang kata - katamu?"
"Tidak ada kesepakatan!" potong Aya. "Jangan bodoh!" ia memarahi Kong.
"Serius, aku benar-benar ingin tahu..." Chakrit mengerutkan alisnya dan menyeringai. "Apa artinya orang ini bagimu? Kau tidak hanya membeli lukisannya dirinya dengan harga selangit, lalu sekarang kau juga bersedia menukar apapun untuk menyelamatkannya?"
Kong langsung tersentak mendengar pertanyaan ini, lalu menelan ludahnya dan menjawab dengan gugup. "Dia adalah temanku..."
Chakrit tercengang dan menunjukkan ekspresi curiga di wajahnya. "Seorang teman? Hanya...itu? Teman...seperti apa, kalau boleh tau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND - ENG) - Ancient Love, The Present Time - The End
Ficción históricaPairing : Kongpop/Arthit Genre : History/Time Travel (IND) Sinopsis : Kongpop lahir di keluarga arkeolog, ayah dan kakaknya mengalami kecelakaan saat melakukan ekspedisi bersamaan ditemukannya sebuah mummy yang terperangkap di dalam es selama ribua...