7 My New Classmate

10.1K 325 4
                                    

Author POV

Karena insiden kemarin sekarang El duduk sama Mutia dia juga sama kayak El, nerd tapi dia lebih pendiam dari pada El. Dia orangnya friendly banget. Dia juga pintar dalam hal akademik. Dia juga ramah ke semua orang. Sebelum El masuk ke SMA Antariksa dia yang jadi bahan bully an nenek lampir and the geng.

"Mut nanti istirahat bareng yah." ucap El ke Mutia. Awalnya dia lagi fokus baca novel yang judulnya 'Across The Universe', jadi menutup novel nya dan melihat ke arah El lalu tersenyum dan mengangguk.

Kringg...kringg...

Setelah bel masuk berbunyi di seluruh penjuru sekolah semua murid yang awalnya di kantin, lapangan bangket, ruang musik, dan lainnya langsung berhambur masuk ke kelas mereka masing masing seperti layaknya gerombolan semut yang ingin berteduh dari hujan yang sangat deras.

Sekarang kelas XI IPA 2 lagi pelajaran Seni. Guru yang mengajar bernama Ibu Rena. Bu Rena adalah guru yang paling sabar se Antariksa dalam menghadapi murid muridnya yang nakal.

Ruang musik

"Pelajaran hari ini akan di mulai dengan pembagian kelompok. Ibu yang akan membaginya dan tidak ada yang boleh membantah." ucap bu Rena dengan tegas.

Bu Rena pun mulai membagi kelompok nya dari kelompok pertama hingga terakhir. El, Mutia, Rachel, Rio, Doni, dan Kevlar mereka sekelompok. Kelompok ini di buat untuk nilai pertama di semester kedua sekaligus kelompok yang terbaik akan tampil di acara ultah SMA Antariksa.

"Doni lo jadi drummer. Muti lo jadi pianis. Gue sama Kevlar gitaris. Rachel sama Via jadi vokalis. Setuju?" ucap Rio seperti pemimpin dalam kelompok tersebut.

"Heh nyet lo kira lo pemimpin di kelompok ini apa?" tanya Doni.

"Mau pemimpin mau bukan bukan urusan lo njing. Gue cuma bagi bagian aja yang jelas kalian ada bakat di bagian yang udah gue bagi. Gue cuma nanya setuju atau enggak." ucap Rio ngegas.

"Pantes aja gas di rumah gue suka abis ternyata lo yang ngambil yah yo?" tanya Rachel, yang membuat mereka semua kecuali Kevlar menatap Rachel dengan aneh.

"Kamu kenapa hel?" tanya El yang masih mencerna setiap kata yang di ucapkan oleh Rachel.

"Ga papa udah ayo mulai latihan. Kita kan cuma di kasih waktu buat latihan selama seminggu." ucap Rachel sambil melihat ke lima teman sekelompok nya.

"Gue sih setuju sama Rio. Kalau kalian?" tanya Rachel ke teman temannya.

"Setuju"

"Setuju"

"Setuju"

"Hmm" kalian pasti tau lah siapa yang jawabannya gini.

Setelah selesai jam pelajaran Seni sekarang kelas XI IPA 2 sedang berpanas panasan di lapangan basket. Ya mereka semua lagi ada pelajaran Olahraga, guru nya bernama Pak Umar. Kalau sama Pak Umar ketika bercanda ya bercanda tapi ketika serius tidak ada yang namanya bercanda. Dia tegas, ramah tapi kalau sudah marah wah kalah deh semua nya.

Hazel POV

Kelas gue sekarang lagi ada materi bola basket. Bukannya sombong tapi playing basket ball adalah hobi gue. Sekarang gue dan yang lain lagi di ajarkan bagaimana cara dribble, passing, lay up dengan benar oleh Kevlar.

Pasti ada beberapa dari kalian yang mengatakan kenapa kevlar? Karena dia yang mengikuti eskul basket dengan posisi captain.

Para kaum hawa selain gue melihat aksi bermain bola yang hebat dari Kevlar dengan mata yang tidak kedip seolah jika mereka kedip Kevlar akan pergi dari pandangan mereka.

Gak perih tu mata? Batin gue sambil menggeleng gelengkan kepala. Ternyata waktu gue menggelengkan kepala Mutia melihatnya.

"Kamu kenapa geleng geleng?" tanya Mutia sambil melihat ke gue.

"Gak kok ga papa" ucap gue, setelah itu mengarahkan pandangan ke depan.

Seketika waktu terasa berhenti ketika mata gue berpapasan dengan mata Kevlar.

"Baiklah anak anak nama yang bapak sebutkan maju dan mencoba gerakan tersebut." ucap pak Umar dengan tegas.

Pak Umar pun memanggil satu persatu nama sampai tiba saatnya gue yang harus maju.

Duh gimana yah? Main dengan benar atau pura pura gak bisa? Ahk dari pada  semua curiga mending cara ke dua aja deh nilai mah bodo lah. Batin gue sambil melangkah maju.

"Pak saya gak bisa" ucap gue sambil menundukkan kepala.

"You can try it." ucap Pak Umar sambil tersenyum ke arah gue.

"Tapi pak saya gk yakin" ucap gue kembali menunduk.

"Huft baiklah Kevlar sini!" perintah Pak Umar.

Loh loh loh kok lemari es di suruh ke sini sih apa jangan jangan... Wah gak gak bisa ini mah. Batin gue sambil menggelengkan kepala dengan kecil.

"Kamu bantu Via agar dia percaya diri bahwa dia bisa" ucap Pak Umar sambil menunjuk Kevlar dan gue bergantian.

"Baik" ucap Kevlar.

Kurang singkat jawabnya. Batin gue.

Seketika itu pula para wanita berteriak histeris ketika prince ice mereka mengajari nerd kayak gue. Bukan histeris karena memuja tapi karena sedih, jijik dan yang lainnya

Yang kasih julukan itu para kaum hawa seantero sekolah.

"Lo hanya perlu yakin dengan diri lo sendiri. Kalau lo merhatiin cara gue tadi lo pasti bisa" ucap lemari es dengan muka datar nya dan nada dingin nya.

Setelah gue mengambil nafas gue pun mencoba gerakan gerakan tersebut dengan benar. Gue udah gak peduli dengan tatapan aneh mereka. Ini tentang harga diri. Gue udah di remehin sama lemari es dan gue gk terima.

"Apa? Apa orang nerd kayak gue gk boleh bisa main basket?" tanya gue sambil melihat semua temen gue yang awalnya melongo jadi kicep.

"Itu kamu bisa. Kamu harus PD dalam melakukan segala hal" ucap Pak Umar sambil menepuk pelan pundak gue, yang gue balas senyuman.

***

"HEH LO TERNYATA MASIH BERANI DEKETIN PACAR GUE" ucap nenek lampir dengan suara nya yang toa hingga meja gue jadi pusat perhatian. Gue sekarang lagi di kantin sama Rachel dkk dan Mutia.

"BELUM KAPOK YAH? YANG KEMARIN MASIH KURANG?" tanya nenek lampir lagi masih dengan suara toa nya.

"Duh kamu ini bicara apa sih? Siapa yang deketin Kevlar? Saya? Tapi saya gak merasa tuh." ucap gue setelah itu kembali meminum minuman yang belum sempet gue minum.

Dia mau ngomong sesuatu tapi gue langsung potong.

"Kalau karena masalah di lapangan basket itu yang manggil dia Pak Umar, lagian jarak saya dan dia jauh kok waktu itu sampai kira kira semeter lah. Jadi kamu gk bisa sembarangan menuduh saya." ucap gue sambil memainkan sedotan milkshake strawberry setelah itu gue minum lagi.

"Lo pikir gue percaya gitu sama lo?" tanya nenek lampir sambil berkacak pinggang didepan gue.

Habis itu dia mengambil minuman gue dan melemparkan nya ke arah gue. Gue pun hanya pasrah dan menutup mata tapi baju gue gk basah trus gue membuka mata lagi dan...

Alex.

Hey aku lagi mood jadi aku update nya 2 kali. Penasaran gak alex siapa? Tunggu kelanjutannya yah;)

The Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang