"Yah kebetulan ada yang mau memberi makanan gratis kenapa aku harus menolak" jawab Fini berusaha sesantai mungkin membuat Erik terkekeh
Erik ikutan duduk"Kamu pesan saja apapun yang kamu mau" ujar Erik sambil menyodorkan buku menu membuat Fini terkekeh
"Jangan salahkan aku ya kalau aku pesan makanan yang mahal-mahal " canda Fini membuat Erik terkekeh
"tidak masalah, selama bisa membuat kamu senang, apapun akan aku lakukan" jelas Erik membuat Fini terkekeh
"Gombal" ujar Fini membuat Erik tersenyum
"Eh kamu tunggu di sini sebentar ya, aku punya sesuatu yang spesial untuk kamu" ujar Erik kembali berdiri membuat Fini mengerutkan kening bingung
"Kamu mau kemana?" tanya Fini penasaran membuat Erik tersenyum
"Kamu lihat saja" ujar Erik sambil beranjak menuju panggung konser yang ada direstoran, Erik pun naik ke panggung dan duduk di depan piano
"Selamat malam semuanya, maaf mengganggu kenyamanan kalian sebentar" ujar Erik membuat perhatian langsung terarah ke Erik
"Malam ini saya ingin membawakan sebuah lagu yang spesial untuk wanita yang juga spesial bagi saya, Fini, lagu ini khusus aku persembahkan untuk kamu" ujar Erik sambil menatap Fini dengan senyuman lebar membuat Fini terpesona
Erik pun mulai bermain piano dan menyanyikan lagu kesempurnaan cinta yang membuat Fini begitu takjub dan terpesona
Sementara itu Sisil dengan sabar duduk menanti kemunculan Erik
"Erik kemana ya? Kok belum datang juga? Apa jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk pada Erik? Semoga saja tidak terjadi apa-apa sama Erik" ujar Sisil penuh harap
Kembali ke tempat Erik dan Fini, Erik selesai bernyanyi dan langsung di respon tepuk tangan yang meriah
Erik turun dari panggung dan menghampiri Fini"Kamu suka?" tanya Erik sambil duduk kembali
"Ehm lumayan" jawab Fini membuat Erik terkekeh
"Jadi kamu sudah mepilih menu yang mau kamu pesan?" tanya Erik membuat Fini tersadar kalau dirinya sama sekali belum memilih menu makanan yang ingin di makan karena terlalu terpesona dengan penampilan Erik
"aku bingung mau makan apa, aku pesan semuanya boleh?" tanya Fini berusaha menutupi fakta bahwa dirinya sama sekali belum melihat menu
Erik membelalakan mata lebar"Kamu serius?" tanya Erik memastikan membuat Fini mengerutkan kening bingung
"Memang kenapa? tidak boleh?" tanya Fini membuat Erik terkekeh
"Boleh, boleh saja, aku malah senang kalau kamu makan dengan banyak" jawab Erik membuat Fini tersenyum malu
"aku terlihat rakus sekali ya?" tanya Fini membuat Erik menggelengkan kepala pelan
"Aku suka sama wanita yang tidak jaim" jawab Erik membuat Fini tersipu
"Nanti setelah makan malam, jadi kan kita pergi menonton ke bioskop?" tanya Erik memastikan membuat Fini mengangguk mantap
Setelah menikmati hidangan makan malam sambil mengobrol, Erik dan Fini nonton bersama ke bioskop.
Dan saat pulang pun Erik mengantar Fini pulang dengan menggunakan mobilnya
Erik mengantar Fini pulang sampai ke depan rumah"Makasih ya untuk malam ini" ujar Erik sambil tersenyum senang, Fini mengangguk dengan tersipu malu.
Fini beranjak keluar dari dalam mobil Erik sambil tersenyum manis karena hatinya yang begitu bahagia
"Aku pulang dulu ya" pamit Erik sambil melanjutkan menyetir mobilnya, Fini menganguk pelan
Sementara itu seorang pegawai menepuk pundak Sisil yang ternyata tertidur, membuat Sisil langsung terbangun
"Maaf mbak, restoran ini sudah mau tutup" jelas pegawai restoran itu membuat Sisil sontak menoleh ke sekelilingnya yang sudah sepi
"Oh iya mbak, makasih ya sudah membangunkan saya, maaf kalau merepotkan" ujar Sisil sambil berdiri dan keluar dari restoran
"Erik pasti sedang sibuk sekali sampai-sampai tidak bisa datang dan menghubungi aku" ujar Sisil sambil melirik hpnya
Sisil melirik jam tangannya yang sudah menunjukan angka 11.30 malam, Sisil pun menelpon Bondan
"Hallo Bon" sapa Sisil saat telponnya di jawab Bondan
"Hm" jawab Bondan yang masih belum sadar sepenuhnya dari alam mimpi
"Jemput aku sekarang di restoran Street" pinta Sisil membuat Bondan langsung membuka matanya
"Apa?" tanya Bondan tidak percaya langsung mengecek jam di hpnya
"Sedang apa kamu sampai jam segini belum pulang juga?" tanya Bondan heran membuat Sisil mendengus pelan
"GPL" pinta Sisil langsung mematikan sambungan membuat Bondan menggeram jengkel
"Ini wanita singa sudah minta tolong, seenaknya juga!" ujar Bondan langsung beranjak dari tempat tidur
Bondan pun menjemput Sisil dengan menggunakan motornya, Sisil pun naik ke atas boncengan motor Bondan
"Teman kencan kamu mana? Kok tidak mengantar kamu pulang?" tanya Bondan sambil menjalankan motornya
"tidak datang" jawab Sisil lesu, tidak bisa menutupi rasa kecewanya
"tidak datang?" tanya Bondan tidak percaya yang dijawab anggukan pelan dari Sisil
"Dan kamu masih betah nunggu sampai jam segini?" tanya Bondan lagi yang lagi-lagi di jawab Sisil dengan anggukan pelan
"Gila kamu! Untuk apa juga kamu dengan bodohnya masih menunggu pria itu sampai jam segini, harusnya kamu pulang saja kalau setelah 1 jam pria itu tidak juga datang" omel Bondan membuat Sisil memberenggut
"Ya siapa tau saja kan dia sedang terkena macet di jalan atau sibuk" ujar Sisil membela diri membuat Bondan berdecak kesal
"Ck! Tau begitu lebih baik kamu mengajak aku saja tadi" ujar Bondan membuat Sisil mencibir
"Lebih baik aku menunggu pria itu sampai jam segini deh dari pada harus mengajak kamu" jawab Sisil membuat Bondan mendengus jengkel
"aku turunkan kamu sekarang ya!" ancam Bondan membuat Sisil langsung memeluk erat pinggang Bondan
"Ih Bon jangan dong, aku cuma bercanda kok, kapan-kapan aku pasti mengajak kamu kok" ujar Sisil membuat Bondan tersenyum samar
"Kalau ada yang meninggal aku pasti membawa kamu kok untuk melayat" ujar Sisil lagi membuat senyuman Bondan memudar
"kamu jtu ya selalu bisa membuat orang lain jengkel" omel Bondan membuat Sisil terkekeh
Erik memasuki apartementnya sambil tersenyum senang, Erik meraih hpnya dan menyalakan ponselnya, mengecek pesan-pesan yang masuk ke hpnya, nama Sisil tertera di deretan pesan yang masuk membuat Erik langsung memejamkan mata dan menggeram kesal
"Sial! Kenapa aku bisa lupa kalau aku sudah membuat janji dengan Sisil, parahnya aku juga lupa membatalkan janji dengan Sisil" ujar Erik merasa tidak enak mencoba menelpon Sisil kembali
Sementara itu Bondan dan Sisil sudah berada di dalam garasi motor dengan posisi masih duduk berboncengan di atas motor.
Bondan menggenggam erat tangan Sisil yang melingkar di pinggangnya, Bondan menoleh ke arah Sisil yang menyandarkan kepalanya di bahu Bondan dengan mata terpejam menandakan kalau Sisil tengah tertidur, Bondan tersenyum senang melihat Sisil yang sama sekali tidak terganggu dengan dering ponselnya yang berbunyi
"Kapan aku punya keberanian untuk mengungkapkan perasaan aku ke kamu ya singa galak" guman Bondan sambil meraih jemari Sisil dan mengecup punggung tangan Sisil dengan lembut
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Come, Baby Come! (You Make Me Pregnant 4)
RomanceKesalahan satu malam yang dilakukan kedua sahabatnya membuat rencana pernikahan Sisil terancam gagal total. Calon suaminya ternyata memiliki anak bersama wanita lain. Di saat keterpurukan Sisil, muncul sosok pria dari masa lalu Sisil yang merubah se...