Rezeki Mata di Pagi Hari

46.7K 1.8K 23
                                    

3 tahun kemudian

Sisil menahan kantuknya ketika dosen mulai menjelaskan

Padahal baru saja 5 menit perkuliahan itu di mulai, tapi Sisil sudah mengantuk

Tasya menyikut lengan Sisil dengan pelan membuat Sisil menoleh ke arah Tasya

"Ada apa?" tanya Sisil lesu dengan mata sayunya dan suara yang pelan membuat Tasya mendengus pelan

"Apa sih yang kamu lakukan tadi malam sampai-sampai kamu mengantuk seperti ini?" tanya Tasya heran membuat Sisil tersenyum tipis

"Biasa" jawab Sisil sambil kembali melihat ke arah papan tulis

Tasya yang mendengarnya hanya mendengus jengkel karena tau apa yang Sisil lakukan sehingga mengantuk seperti itu

Menonton drama korea

Dan parahnya Sisil akan tahan menonton drama korea itu sampai jam 5 pagi, dan bangun pada jam 8 pagi karena jadwal kuliahnya dimai jam 10 pagi

"Kapan kamu akan tobat nak" ujar Tasya tidak habis pikir membuat Sisil tersenyum geli

"Memangnya aku berbuat dosa apa" ujar Sisil tidak habis pikir

"Habisnya kebiasaan anehmu itu belum berubah juga" ujar Tasya jengkel dengan kegemaran Sisil akan drama korea, Sisil menolehkan tatapannya ke arah Tasya

"Kamu hanya belum mencobanya Sya, sekali kamu mencoba, kamu akan ketagihan dan tidak ingin berhenti" jelas Sisil membuat Tasya mendelik kesal

"Kamu seolah-olah sedang membicarakan tentang berhubungan intim bukannya tentang drama korea" ujar Tasya membuat giliran Sisil yang mendelik jengkel

"Ck! Ini repotnya berbicara dengan seseorang yang jiwanya sudah terlalu dewasa, pasti selalu menghubungkan segala sesuatunya dengan hal yang aneh" gerutu Sisil membuat Tasya terkekeh

"Itu karena kamu belum mencobanya Sil, jika kamu sudah mencobanya kamu pasti akan ketagihan dan ingin melakukannya terus menerus" ujar Tasya membuat Sisil mendengus pelan

"Yah mungkin aku akan mencobanya nanti, setelah aku menikah agar lebih sah" jawab Sisil mantap membuat Tasya mencibir pelan

"Sisil! Tasya!" sebuah teriakan yang begitu di kenal membuat Sisil dan Tasya kaget, sontak keduanya menoleh kembali ke depan

Dosen sudah menatap keduanya tajam, membuat keduanya hanya bisa tersenyum malu

Pintu ruangan dibuka membuat semua yang ada di kelas menolehbke arah pintu, kecuali seorang gadis yang duduk di pojokan yang masih sibuk mencatat tanpa memperdulikan apa yang tengah menjadi fokus seisi kelas

"Maaf pak terlambat" ujar seorang pria yang berdiri di ambang pintu

Seketika rasa kantuk Sisil langsung menghilang berganti dengan tatapan terpesona

"Ya ampun, itu Erik kan" ujar Sisil begitu bahagia bisa melihat wajah idolanya

"Iya, silakan masuk" ujar dosen membuat Erik memasuki kelas dan berjalan menuju deretan bangku

Erik melangkah ke kursi paling belakang dan duduk di samping seorang gadis yang nampak sibuk mencatat

Sementara Sisil terus mengikuti pergerakan Erik dengan tatapan terpesona

"Ya ampun Fini beruntung sekali bisa duduk bersama Erik" ujar Sisil membuat Tasya hanya bisa menggeleng tidak percaya

"Sil aku sarankan ya, sebagai wanita kita tidak boleh terlihat mengejar pria, meskipun kita begitu tergila-gila pada pria yang kita sukai, kita harus tetap bersikap sedikit jual mahal agar kita tidak diremehkan dan direndahkan" ujar Tasya semangat membuat Sisil menoleh ke arah Tasya menatap Tasya dengan heran

"Memangnya siapa Sya wanita yang mengejar-ngejar pria yang disukainya?" tanya Sisil penasaran membuat Tasya menatap Sisil tidak percaya

"Ya kamu lah, memangnya siapa lagi?!" tanya Tasya jengkel membuat Sisil mengerutkan keningnya bingung

"Aku? Aku mengejar seorang pria? Siapa yang aku kejar Sya? Kamu ini mengada-ada saja" bantah Sisil membuat Tasya mendelik jengkel

"Itu si Erik, kamu suka kan sama si Erik?" tuduh Tasya membuat Sisil tersenyum geli

"Kamu salah paham Sya, aku memang menyukai Erik, tapi hanya sebatas rasa suka dari seorang penggemar pada idolanya, bukan rasa suka seorang wanita pada seorang pria" jelas Sisil mantap membuat Tasya menyipitkan matanya, menatap Sisil tidak percaya

"Kamu yakin?" tanya Tasya ragu membuat Sisil mengangguk mantap

"SISIL! TASYA! KALIAN BERDUA! KELUAR SEKARANG!!" teriak dosen murka membuat Sisil dan Tasya tersentak kaget dan menatap ngeri dosen mereka yang tengah memasang wajah marah

***

Fini tengah duduk santai menikmati makanannya dengan lahap saat Sisil duduk di sampingnya sambil membawa nampak makanan

"Sudah berapa tahun kamu tidak makan? Kelaparan sekali sepertinya" ujar Sisil sambil menggeleng-gelengkan heran kepala melihat tingkah temannya itu.

Fini acuh saja dengan teguran Sisil

"Eh Fin bagaimana sih rasanya duduk bersama pria hot tadi?" goda Sisil

"Duduk bersama pria hot? Siapa? aku?" tanya Fini memastikan membuat Sisil ternganga kaget

"Jangan katakan kalau kamu tadi tidak sadar jika yang duduk di samping kamu itu Erik" ujar Sisil membuat Fini berpikir sejenak

"Memangnya tadi ada yang duduk di samping aku ya? " tanya Fini balik membuat Sisil menggeram jengkel

"Ya ampun Fin, kamu ini keterlaluan sekali ya, tadi itu Erik yang duduk di samping kamu! Masa kamu tidak menyadarinya sih?" tanya Sisil tidak percaya dengan ulah temannya itu membuat Fini berpikir keras

"Ah masa sih? Perasaan tadi aku duduk sendiri" ujar Fini membela diri membuat Sisil rasanya ingin mencakar wajah polos Fini karena terlalu kesal

"Iya awalnya kamu memang duduk sendiri, tapi Erik datang terlambat,, Erik itu langsung memilih duduk di samping kamu, apa saja sih yang kamu kerjakan sampai-sampai tidak menyadari kalau ada orang yang duduk di samping kamu?" tanya Sisil jengkel

"aku sibuk membuat rangkuman yang harus di serahkan siang ini kepada miss Ela, jadinya aku tidak begitu memperhatikan keadaan di sekitar" ujar Fini mendecak kesal karena semakin banyak tugas dari dosen

"Ck! Kenapa Erik harus memilih duduk di samping kamu sih? Coba saja tadi aku duduk sendiri, pasti aku deh yang akan duduk bersama Erik, dan kalau sampai itu terjadi aku tidak akan bertingkah bodoh seperti kamu, aku akan mempergunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk berkenalan dengan Erik, bila perlu aku akan meminta nomor hp nya Erik!" ujar Sisil dengan semangat yang menggebu-gebu membuat Fini mengerutkan kening heran

"Memangnya Erik siapa sih?" tanya Fini penasaran membuat Sisil melotot tajam ke arah Fini

"Fini!" pekik Sisil jengkel membuat Fini megerutkan kening bingung

"kamu kenapa sih seperti orang kemalingan begitu, aku kan cuma bertanya Erik itu siapa bukan bertanya brangkas uang kamu dimana" ujar Fini santai membuat Sisil benar-benar jengkel

"aku yang namanya Erik" ujar Erik sambil menyodorkan tangannya ke arah Fini, membuat Fini dan Sisil sontak menoleh ke arah Erik yang sudah berdiri di hadapan keduanya sambil tersenyum manis

Tbc

Come, Baby Come! (You Make Me Pregnant 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang