Hadapi Kenyataan

19.5K 1.4K 40
                                    

Sisil baru saja keluar dari kamar hotel saat Agus berdiri di depan pintu kamar hotelnya yang membuat Sisil kaget

"Anda siapa ya?" tanya Sisil heran

"Saya Agus, keluarga Erik, bisa kita bicara sebentar?" pinta Agus membuat Sisil mengangguk

Keduanya pun kemudian bersama menuju restoran yang ada di hotel.

"Ada apa ya?" tanya Sisil penasaran setelah mereka duduk bersama di salah satu kursi yang ada di pojokan restoran

"Jauhi Erik" pinta Agus tegas membuat Sisil mengerutkan keningnya bingung

"Kenapa?" tanya Sisil penasaran

"Aku sudah membawa Erik menjauh dari semua masa lalunya, jadi jangan membuat Erik kembali mengingat masa lalunya" pinta Agus tegas

"Tapi Erik sangat ingin mengingat masa lalunya" jelas Sisil membuat Agus menatap Sisil tajam

"Percaya pada ku, kamu tidak mengenal Erik dengan baik, jika Erik mengingat semua masa lalunya aku yakin tidak akan ada kebahagiaan di dalam hidup kalian" jelas Agus membuat Sisil makin bingung

"Maksud kamu apa?" tanya Sisil ingin tau lebih lanjut

Agus melirik layah hpnya

"Aku tidak bisa bicara banyak, Erik sedang menuju kemari, sekali lagi aku mengingatkan jangan pernah membantu Erik untuk mengingat masa lalunya, ini demi kebaikan kalian bersama" pinta Agus sambil beranjak pergi dan melangkah menjauhi Sisil membuat Sisil tercenung

Tidak lama kemudian Erik muncul dan langsung menghampiri Sisil

"Hai" sapa Erik ramah membuat Sisil langsung tersenyum lebar

"Hai juga" sapa Sisil, Erik duduk di kursi tempat Agus tadi duduk

"Ehm Erik" panggil Sisil ragu

"Iya, ada apa?" tanya Erik heran melihat keraguan Sisil

"Sepertinya aku tidak bisa membantu kamu mengingat kembali masa lalu kamu" ujar Sisil membuat Erik menampakkan raut wajah kecewa, Sisil menghela nafas berat

"Aku harus kembali ke jakarta dan menghadapi kenyataan, besok pernikahanku akan berlangsung, mau tidak mau aku harus mengambil keputusan" ujar Sisil membuat Erik tercenung

"Oke, tidak masalah" jawab Erik akhirnya membuat Sisil tersenyum senang

***

Sisil tiba di jakarta jam 1 pagi, sesampainya di rumah Sisil di sambut keluarga dengan berbagai macam pertanyaan

"Kamu ini keterlaluan ya, menghilang begitu saja tanpa kabar, kalau kamu memang belum siap menikah ya di bicarakan baik-baik, jangan mempermalukan keluarga seperti ini" omel ibu Sisil membuat Sisil meringis

"Iya ma Sisil minta maaf" ujar Sisil merasa bersalah

"Jadi bagaimana, ini acara akad nikah kamu di laksanakan jam 9 pagi ini loh, soal resepsi itu sudah mama undurin" jelas ibunya membuat Sisil menghela nafas berat

"Sisil diskusikan sama Bondan dulu ya ma, boleh kan?" tanya Sisil penuh harap

"Asalkan yang kalian diskusikan itu bukan untuk membatalkan pernikahan kalian sih boleh-boleh saja" jawab ibunya membuat Sisil menghela nafas berat

"Iya ma, Sisil janji, pernikahan itu akan tetap berlangsung" jawab Sisil mantap membuat ibunya tersenyum senang

"Nah begitu dong" ujar ibunya lega

Sementara itu di bali Erik menatap sedih pada Agus yang tengah tertidur lelap

"Maafkan aku gus, seburuk apapun masa lalu ku, aku ingin mengingatnya kembali" ujar Erik sambil melangkah pergi

***

7 jam sebelum pernikahan

Sisil dan Bondan tengah berbicara brdua di kamar Sisil.

Meskipun kecewa, Sisil begitu merindukan sosok Bondan yang sudah menemaninya selama ini

"Aku senang kamu kembali sayang" ujar Bondan merasa sangat bahagia

"Bagaimana keadaan Fini dan anak kalian?" tanya Sisil membuat Bondan merasa sangat bersalah

"Mereka baik-baik saja, operasinya lancar" jelas Bondan

Keheningan terjadi setelah itu karena keduanya hanya bertatap-tatapan dengan perasaan hati yang kacau

"Apa yang terjadi antara kamu dan Fini dulu?" tanya Sisil membuat Bondan menghela nafas berat

"Sebuah kesalahan 1 malam akibat kecemburuan, aku dan Fini malam itu cemburu karena kamu dan Erik berkencan, akhirnya kami minum-minum dan terjadilah hal itu" jelas Bondan susah payah membuat kedua bola mata Sisil berkaca-kaca

"Kejadian itu, kapan terjadi kejadian itu? Sebelum kamu menyatakan cinta pada ku atau setelah pernyataan cinta itu?" tanya Sisil menahan tangisannya yang ingin keluar

Bondan menundukan kepalanya merasa menyesal

"Katakan Bon, sudah berapa lama kamu menipu ku?" tanya Sisil membuat Bondan menatap Sisil dengan tatapan mata yang berkaca-kaca

"Sebelum pernyataan cinta ku" jawab Bondan membuat air mata Sisil langsung menetes

"Maafkan aku sayang, aku benar-benar menyesal" ujar Bondan sambil meraih jemari Sisil dan menggenggamnya erat

"Aku tau aku tidak pantas di maafkan, tapi aku mohon beri aku kesempatan" pinta Bondan penuh harap

"Apa kamu juga bisa memberi aku kesempatan?" tanya Sisil membuat Bondan mengangguk

"Tentu" jawab Bondan mantap

"Meskipun aku juga sudah melakukan apa yang kamu dan Fini lakukan ?" tanya Sisil membuat Bondan menatap Fini kaget

"Maksud kamu apa sayang?" tanya Bondan ingin tau makna dari perkataan Sisil

"Aku juga sudah melakukan hubungan satu malam dengan seorang pria saat aku di bali, kami juga tidak mengenakan pengaman, jika aku hamil dan mengandung anak pria itu kamu mau kan tetap menerima aku?" tanya Sisil mencoba berbohong membuat Bondan ternganga kaget, genggamannya mengendur seketika

"Kamu berbohong kan?" tanya Bondan memastikan membuat Sisil tersenyum miris

"Kecemburuan membuat kalian bisa berbuat seperti itu, aku juga, rasa kecewa dan patah hati bisa membuat aku berbuat seperti itu" jawab Sisil membuat Bondan menggertakan giginya geram

"Siapa pria brengsek itu? Katakan sayang, siapa pria brengsek itu, aku akan menghajarnya sekarang juga karena sudah berani mengambil kesempatan dari wanita yang lugu seperti kamu" geram Bondan membuat Sisil tersenyum sinis

"Jangan memanggil pria lain dengan sebutan pria brengsek jika kamu juga sama seperti mereka" ujar Sisil membuat Bondan terdiam

Sisil melepaskan genggaman tangan Bondan dan menatap Bondan dengan tatapan kecewa

"Ini bukan tentang kita berdua lagi Bon, tapi tentang masa lalu yang harus kamu perbaiki, aku tidak mau berbahagia di atas penderitaan orang lain, dan aku juga tidak akan bisa bahagia jika harus bersama kamu lagi Bon, kejadian ini akan terus aku ingat selama aku masih bernafas, jadi bagaimana bisa aku merasa bahagia saat menikah dengan pria yang tidak bertanggung jawab" jelas Sisil membuat Bondan menatap Sisil sendu

"Kamu bisa memilih sendiri, ingin aku yang merusak pesta pernikahan kita atau kamu sendiri yang merusaknya, karena pernikahan ini tidak akan di batalkan sebelum salah satu dari kita merusaknya" jelas Sisil membuat Bondan tercenung

Sebuah keputusan yang sulit yang harus dipilih

Tbc

Come, Baby Come! (You Make Me Pregnant 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang