"Hai Rose" Sapa Jeon Jungkook. Rekan kerja Rose.
"Hei Dokter Jeon. Sedang tidak ada pekerjaan?" Respon Rose. Ia sedikit terkejut mengapa tiba tiba Jungkook berada dalam ruangannya.
"Baru saja memeriksa kondisi pasien. Akhir akhir ini tak banyak orang sakit"
"Syukurlah, tingkat kesehatan negeri ini meningkat." Rose tertawa ringan.
Jungkook melemparkan pandangannya kembali pada Rose. Sebelumnya ia asyik memandangi beberapa tangkai bunga mawar segar yang ditata di vas meja kerja Rose.
"Kau sedang mengerjakan apa? Butuh bantuan?" Tawar Jungkook, rasanya tergerak ketika melihat Rose sibuk dengan beberapa kertas yang terlihat merepotkan.
Rose menggeleng. "Hanya data data beberapa pasien. Tidak ada yang merepotkan. Omong omong kau tidak makan siang? Seingatku sudah waktunya makan siang"
Jungkook menjentikkan jarinya. "Tepat sekali. Mari makan bersama"
Rose mengalihkan pandangannya pada lelaki yang masih lengkap dengan jas dokternya. "Boleh, kebetulan Jisoo sedang ada operasi. Lisa sedang ada tugas keluar. Dan Jennie, mungkin si tuan putri sedang sibuk berbelanja"
Jungkook memasang senyum simpul. "Bukankah Jennie sedang keluar negeri?"
"Ya, calon suaminya ada pekerjaan Amerika. Dia memutuskan untuk pergi bersama, kesempatan pula baginya untuk berbelanja" Rose melepas Jas Dokternya lalu menaruhnya rapih. Menyisakan kemeja berwarna dusty yang dipadu dengan rok span hitam selututnya.
"Mau makan dimana?" Pertanyaan Jungkook membuat Rose sejenak berfikir untuk memutuskan. Karena terakhir kali ia makan bersama Jungkook, berakhir dengan Jaehyun mengacuhkannya selama seminggu penuh.
"Cafetaria rumah sakit saja. Aku tak punya banyak waktu" Putus Rose. Setidaknya kemungkinan bertemu Jaehyun bisa menjadi 0.1% jika makan di cafetaria rumah sakit. Bukankah kecil kemungkinan CEO perusahaan besar seperti Jaehyun, tiba tiba makan siang di cafetaria rumah sakit?. Pikir Rose.
"Kupikir kau tidak sibuk, ada restoran ramen baru didekat sini"
Rose berjalan mendahului Jungkook. "Mau makan tidak? Aku sangat lapar"
Jungkook kembali memasang senyum simpulnya. Anak perempuan keluarga Park itu sungguh berbeda dari yang lain menurutnya.
"Alright Nona Park. Lebih baik cafetaria rumah sakit daripada tidak sama sekali"Lelaki itu berjalan cepat menyusul Rose yang sudah lebih dahulu keluar dari ruangannya.
----
"Akhir pekan ini kau kosong?" Jungkook membuka obrolan sesaat menyelesaikan makan siangnya.
"Kurasa tidak. Sebentar lagi kakakku menikah. Sepertinya weekend ini aku akan mensurvey beberapa ballroom untuk tempat resepsi" Jawab Rose.
"Kau pergi sendiri? Mau ku antar?" Tawar Jungkook.
Rose menggeleng. "Tidak usah. Enjoy your weekend. Aku bersama Jaehyun. Untungnya ia tidak melupakan tugasnya sebagai teman"
"Kabari aku jika dia tiba tiba tidak bisa menemanimu." Ucap Jungkook yakin.
Rose hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Omong omong soal Jaehyun, sekarang ia bekerja dimana?" Tanya Jungkook.
"Kau tidak akan percaya bila kukatakan. JJ Corp, perusahaan besar itu milik Jaehyun." Cerita Rose dengan antusias.
Jungkook terlihat sedikit terkejut. "Mewarisi perusahaan keluarga?"
Rose menggeleng. "JJ corp, berbeda Jung Company. Kau kaget? Aku lebih kaget. Ia pergi ke luar negeri untuk belajar, tiba tiba ia kembali lengkap dengan segalanya. Aku tidak tahu persis bagaimana prosesnya, anak nakal itu tidak pernah banyak bercerita selama di luar negeri. Tiba tiba ia datang dengan segala kesuksesannya, dan memutuskan mendirikan kantor pusat perusahaannya disini"
Rose bercerita panjang lebar. Mau tak mau Jungkook mendengarkannya."Dia masih sangat muda" Respon Jungkook seadanya.
"Kau lupa kita seangkatan Tuan Jung? . Bahkan satu kelas di sekolah menengah" Rose menyipitkan matanya. Jungkook tertawa ringan.
"Jika semua ceritamu benar, maka sainganku cukup berat" Lirih Jungkook. Sebenarnya ia berharap Rose tak dengar.
"Saingan apa?" Sialnya gadis itu mendengar.
Dengan cepat Jungkook menggeleng. "Kau salah dengar"
Beberapa saat kemudian telepon genggam Rose berbunyi. Dengan jelas Jungkook melihat siapa yang menghubungi Rose. Pasalnya, Rose meletakkan handphonenya dengan santai di meja cafetaria.
"Aku angkat telfon sebentar" Rose tersenyum. Ia berjalan sedikit menjauh dari Jungkook, untuk menemukan tempat yang lebih sepi.
"Kau sudah makan?"
....
"beristirahat lah sebentar. Jangan terlalu lelah"
.......
"Kita akan bertemu nanti sore. Kau terlalu berlebihan"
......
"Akan kukabari nanti""Sainganku berat, jalanku cukup terjal" Gumam Jungkook. Ya, ia masih bisa mendengar percakapan Rose dengan seseorang di telfonnya. Walaupun tak hanya sayup sayup, tapi ia yakin pasti siapa yang menelfon Roseanne Park barusan. JungJ, nama yang ia baca di layar handphone Rose. Dan detik itu pula ia yakin, bahwa itu Jaehyun.
🌊🌊
Ditahan dulu Jaerosenya dear... Sampai ketemu di chapter selanjutnya❤️😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend of A lifetime : Jaerose
FanficRose yang berteman namun terikat lebih dari pertemanan. [Warn! Mature Content]