"Chris, can we talk for a minute?" Tanya Rose canggung.
Chris menghela nafasnya. Lalu membalikkan tubuhnya. Menatap Rose yang tersenyum kaku di hadapannya.
"Ya?""Let's find a better place to talk" Ajak Rose.
Chris mengangguk. Mengikuti langkah Rose menuju taman belakang klinik. Gadis itu duduk pada bangku putih, menghadap ke arah kolam ikan yang segaja dibuat untuk mengisi lahan kosong.
"It's been a month, kau menjauhiku?" Ucap Rose pada poinnya. Mengingat ia tak ingin terlalu lama mengganggu waktu Chris.
Chris tersenyum hambar tanpa barang sedetikpun menoleh.
"Kau merasa? Sorry for that. Aku sudah mencoba, but I can't rasanya terlalu sakit saat melihatmu bersama Jaehyun. Really, aku sesungguhnya tak ingin katakan ini padamu. Tapi, ya, maaf aku membuatmu tak nyaman."Rose menatap lelaki di sampingnya itu. Lelaki itu masih tak bergeming. Bahkan tak menoleh.
"Rose, aku butuh waktu. Aku butuh waktu untuk menetralkan kembali perasaanku padamu. Aku butuh waktu untuk membiasakan diriku tanpamu." Lanjut Chris. Lalu membuang nafasnya kasar.
"Aku mungkin akan pergi ke Australia untuk beberapa bulan. Klinik ini akan dipegang oleh rekanku. Maaf ini terdengar sangat tidak professional, mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Tapi I should."
Rose benar benar tak tahu harus merespon yang bagaimana.
"Chris, biar aku yang pergi. Jangan korbankan dirimu lagi." Final Rose.
Akhirnya lelaki itu menoleh, menatap Rose dengan senyuman hangatnya. "Hei, kau hampir melepaskan mimpimu 2x jika kau yang pergi. Pertama dari JJ Hospital, dan kau ingin pergi dari sini? Melepaskan mimpimu yang kedua kali?. Kulihat kau sudah nyaman di sini, ada Lisa, Jisoo yang tak mungkin kau temukan di lain tempat. Lagipula aku tak selamanya di Australia, aku akan kembali jika sudah baik baik saja."
"Chris, kau tak bisa selamanya put my happiness over your happiness. Kau juga berhak bahagia." Rose membalas ucapan Chris tegas.
"I can't. Aku tak ingin menyusahkan orang lain. Apalagi itu kau." Jawab Chris.
"Lalu, kau tak memikirkan orang tuamu? Mereka menunggu lama untuk kembali bersama putranya, dan kau ingin meninggalkan mereka lagi? Please, biar aku yang keluar. Biarkan aku sekali saja berkorban untukmu, meski tak ada artinya dibanding semua yang telah kau berikan untukku" Ucap gadis itu kuat.
Chris menunduk. "Rose rembember. Aku menjauhimu bukan karena aku membencimu, bukan karena aku tak terima kau kembali pada Jaehyunmu. But I need a space to heal myself. I need a time to save myself."
Rose mengangguk, membiarkan airmatanya turun. Sungguh rasa bersalah, berkecamuk luar biasa di dada Rose.
Tangan Chris terulur mengusap air mata Rose.
"And remember, ini semua bukan salahmu. Ini semua mauku. Aku yang menempatkan diriku pada posisi ini. Jangan menangis okay?"Rose mengusap sisa sisa air matanya. "Thankyou. For everything"
Giliran Chris mengangguk. "Rose, aku tetap temanmu. Your friend, your bestfriend. Ini hanya sementara."
"you are my one of best bestfriend ever" Ucap Rose bangga.
"One of?" Tanya Chris.
"Lisa, Jennie, Jisoo. How can I forget about my sis?" Rose tersenyum.
Chris menikmati senyum itu untuk yang terakhir, sebelum esok hari tak mungkin lagi ia bisa mencuri pandang senyum manis gadis itu. Ia mungkin tak akan bertemu atau berusaha menemui Rose untuk beberapa waktu, beberapa hari, beberapa bulan, atau beberapa tahun? Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend of A lifetime : Jaerose
FanficRose yang berteman namun terikat lebih dari pertemanan. [Warn! Mature Content]