27

12.1K 1.4K 56
                                    

Jaehyun terbangun dari tidurnya. Kepalanya pening bukan main. Efek dari mabuknya semalam. Seingatnya, ia keluar dari The Axelle Club dan berjalan menuju mobilnya. Namun ia tidak ingat kejadian selanjutnya.

Ia melirik nakasnya. Ada segelas air putih dan obat penawar mabuk. Dan juga secarik kertas.

"If you wanna ask something. Just call me maybe '+xxxxxxxx'"

Tulisan itu yang dapat terbaca di secarik kertas yabg terlihat di sobek asal. Jaehyun merogoh kantung celananya. Setelah menemukan handphonenye ia segera mengetik nomor itu.

"Kau sudah bangun?"
Sapa orang disebrang telfon.

Jaehyun rasanya mengenal suara itu. Tapi entahlah, kepalanya sangat pusing untuk memikirkan itu.

"It's me. Christopher Bang." Lanjut suara di telfonnya.

Jaehyun terdiam sebentar. Berarti yang membawanye kembali ke appartemen adalah Chris.

"Bagaimana bisa kau menemukanku?" Tanya Jaehyun to the point.

"Kau tidak sedang bersembunyi Jaehyun. Aku keluar dari minimarket dengan sebungkus popcorn, dan menemukanmu berjalan sempoyongan. And karena kurasa akan berbahaya membiarkanmu sendirian, I'm willing to sacrifice my movie night time to help you" Jelas Chris.

"Thanks. Apa aku berkata sesuatu yang aneh saat mabuk?" Tanya Jaehyun, takut bicaranya terlalu melantur. Dan mengatakan yang tak seharusnya Chris dengar.

"Nothing, just keep saying that she cheated, and asking your Rosie to come back. No, you ask me give your Rose back." Jawab Chris santai.

"Sorry, kau tahu aku sedang berada dibawah pengaruh alkohol."

"Iya, orang yang mabuk biasanya akan sangat jujur."

Jaehyun diam sebentar. Bisa bisanya ia mengatakan itu pada Chris.

"By the way, I left your car in the club. Because it was lil bit difficult to find which one. But I believe that you ride your car there."

"Fine. Gonna take it back later"

"Sudah? Bisa ku tutup?"

"Ah ya, thanks again"

"Okay, don't mention it"

Sambungan telepon itu terputus.

Tak lama setelah itu, bel appartemen Jaehyun berdenting. Mau tak mau, ia harus bangun dari tempat tidurnya.

"Sudah ku bilang, jangan libatkan perasaan dalam pekerjaan!" Jungwoo tiba tiba datang dengan amarahnya. Tak biasanya lelaki itu berlaku seperti ini.

Jaehyun memijat pelipisnya. Apalagi ini?.

"Ada apa? Aku sangat pusing. Tolong katakan dengan jelas." Keluh Jaehyun.

"Kau tahu, kekasihmu yang kau banggakan itu. Laporan keuangan kita berantakan dibuatnya. Dan akibatnya? Banyak partner kita yang protes bahkan ingin mengakhiri kontrak. Kita dianggap tidak becus mengatur keuangan, mereka kehilangan kepercayaan dan bilai jual saham kita menurun. " Jelas Jungwoo berapi api. Tak peduli lagi itu bosnya.

Jaehyun kaget dibuatnya. Laporan keuangan perusahaan bukan hal yang main main. Itu adalah hal yang sangat fatal dan krusial bila terjadi kesalahan sekecil apapun.
"Tolong urus dulu"

"Tentu saja, kalau bukan aku siapa lagi? Jung Chaeyeon tak bisa dihubungi." Sindir Jungwoo.

"Apa kesalahannya sangat parah?" Jaehyun mencoba menenangkan dirinya.

"Menurutmu?"

Jungwoo menghela nafas. "Entah dia melakukannya dengan sengaja atau tidak. Tapi keadaan ini sangat berbahaya bagi perusahaan sebesar milikmu. Staff sedang mengusahakan yang terbaik untuk menangani protes para partner"
Sambung Jungwoo. Ia menurunkan nada bicaranya melihat keadaan Jaehyun yang sangat tidak mungkin bisa berfikir jernih sekarang.

Friend of A lifetime : JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang