Jangan dimanjain terus suamimu, Raden. Biarin aja dia mikir dan dewasa. Enak banget di rumah gak kerja. Ketinggalan sepur dia tuh kalo dibandingkan sama suami orang yang nyari uang banyak buat istri dan anak.
==========
“Bunda~ Miyu haus nih pengin mimik cucu.”
Wonwoo refleks menengok saat mendengar suara Mingyu dari kamar. Aktivitas bermain dengan Tipul usai memberi makan terpaksa dipotong oleh kewajibannya sebagai ibu muda yang baru memiliki bayi.
Maklum ya sis, Miyu ini lebih sering disusui langsung daripada minum hasil perahan di botol. Gak tau kenapa, mungkin salah satu cara agar bisa centil pada Bundanya. Sebab setiap teng jadwal minum susu, bukannya menangis bayi itu malah bergerak cukup aktif.
Biasanya pula, Mingyu yang menyadari lebih dahulu karena dia yang mengurus segala sesuatunya. Ya, sejak Tipul ada di rumah Bintaro, Wonwoo udah boleh main kucing meski dalam catatan kebersihan harus terjaga. Terutama bulu rontok Tipul yang menempel di bajunya.
Tentu dengan senang hati Wonwoo menikmati izin tersebut. Kapan lagi coba bisa main dengan buntelan bulu super gemas itu jika bukan sekarang? Dia gak sabar menunggu Miyu besar dan bermain dengan kucing kesayangan.
Pasti princess kecilnya nanti bakal lucu banget jika disandingkan dengan Tipul.
Sama-sama semok.
Membayangkannya, Wonwoo malah senyum-senyum sendiri, ditambah tingkah Tipul sejak beberapa bulan absen menemani. Risiko memiliki bayi membuat Wonwoo harus bisa mengatur waktu dan segala sesuatunya.
“Bunda ke kamar dulu ya. Nanti Tipul main sama Ayu. Dadaaaah sayang, jangan nakal. Oke?”
“Meong.”
Tipul yang sedang terlentang, hanya bisa menatap dengan wajah terkejut. Masih belum ikhlas ditinggalkan Wonwoo saat sedang asyik bermain. Seperti ditinggal pacar pas lagi sayang-sayangnya. Tapi dia udah jadi kucing pengertian kok sekarang, sehingga gak akan ada lagi kecemburuan sosial.
Sementara di kamar, Wonwoo disambut pemandangan indah yakni Miyu yang digendong dan pipi gembulnya menempel di pipi Mingyu. Sejak punya mainan berupa bayi, cowok bongsor yang dulunya seorang mantan pemain wanita itu di masa sekarang malah taubat menjadi ayah super manja.
Bibir Miyu tak mau berhenti menyecap dan mengerucut lucu seperti sedang mencari sesuatu. Ya, apalagi jika bukan air susu. Mingyu terlanjur gemas pun hanya bisa menggigit pipi Miyu.
“Tuh, Bundanya Miyu udah datang.”
“Hiii Miyu haus ya? Bentar, Bunda cuci tangan sama ganti baju dulu. Tadi abis kasih makan dan main sama Mamas Tipul.”
“Okei, Miyu tunggu. Jangan lama ya Buna!” balas Mingyu pura-pura menirukan suara anaknya dengan mengangkat tangan mungil Miyu. Wonwoo cuma bisa tertawa dan berlari kecil dengan perasaan gak sabar ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia
Fanfiction[𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜] #𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐞𝐫 𝟖 𝘘𝘶𝘦𝘳𝘦𝘯𝘤𝘪𝘢 (𝘯.) 𝘢 𝘱𝘭𝘢𝘤𝘦 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘸𝘩𝘪𝘤𝘩 𝘰𝘯𝘦𝘴 𝘴𝘵𝘳𝘦𝘯𝘨𝘵𝘩 𝘪𝘴 𝘥𝘳𝘢𝘸𝘯, 𝘸𝘩𝘦𝘳𝘦 𝘰𝘯𝘦 𝘧𝘦𝘦𝘭𝘴 𝘢𝘵 𝘩𝘰𝘮𝘦; 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘭𝘢𝘤𝘦 𝘸𝘩𝘦𝘳𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘺�...