Q37. Bentuk Cinta

3.5K 388 306
                                    

Demi Tuhan, Ananda gak akan pernah ninggalin Raden, jadi tolong..., Raden percaya diri lagi ya? Ayok kita bangkit sama-sama. Kita hadapi semuanya berdua.

================

Sesaat sebelum operasi....

"Jadi..., harus ambil tindakan operasi malam ini juga, Dok?"

Yoona tersenyum menanggapi kekhawatiran Wonwoo. "Jika tidak malam ini bisa besok pagi kok, Raden. Yang terpenting saya perlu mendengar jawaban dari Pak Ananda dulu karena untuk semua dokter sudah dipastikan stand by. Raden tidak perlu khawatir."

Oh, Tuhan..., bagaimana bisa dia tidak khawatir jika niatan awal hanya untuk cek kandungan malah mendengar vonis cukup mengejutkan? Wonwoo kira semua berjalan baik-baik saja, entah itu bayinya maupun fisik yang memang dalam beberapa hari ini menjadi lebih ringkih lantaran merasa ada keluhan di area jahitan. Pernah berjuang memertaruhkan nyawa, di mana dua buah cintanya dengan Mingyu dilahirkan ke dunia. Satu kejadian karena kelalaian belaka dan keajaiban lain hadir sebagai sosok Miyu yang tumbuh cantik memesona.

Di kali ketiga kehamilannya, nyatanya Tuhan kembali memberi Wonwoo ujian yang mana dalam waktu dekat harus mengambil tindakan segera. Mieru, baby boy yang kelahirannya sangat dinantikan malah terjepit kondisi yang jelas-jelas membahayakan keselamatan keduanya. Lantas, dikepal erat genggaman tangan. Wonwoo mencoba bersikap setenang mungkin setiap menjawab kalimat Yoona yang laksana petir di siang bolong kala memberikan sebuah penjelasan.

"Risikonya tinggi sekali, Dok. Apa kemungkinan setelah ini saya nggak bisa..., hamil lagi?"

Senyum Yoona surut, Wonwoo memejamkan mata lantaran sudah siap menelan pil pahit. Memang tidak akan ada kabar bahagia untuk didengar malam ini, lebih tepatnya kabar tersebut akan tertahan sampai saatnya Mieru lahir dalam kondisi selamat tanpa kurang suatu apapun.

"Begini, Raden...," sungguh, Wonwoo sudah ikhlas mendengar semua kebenarannya. "Untuk kehamilan berikutnya, saya sangat tidak menganjurkan karena kondisi jahitan yang harus menunggu betul-betul pulih terlebih dahulu. Raden tentu ingat, sebelumnya sudah melakukan c-section sebanyak dua kali yang mana akan sangat berisiko untuk bayi maupun Ibunya apabila nekat mengandung dalam waktu dekat. Sebisa mungkin diskusikan lagi dengan Pak Ananda ya? Saran dari saya, tidak ada c-section lagi karena ini demi kebaikan Raden juga. Tapi bukan berarti tidak memungkinkan untuk kembali mengandung, hanya saja risikonya sangat tinggi karena mempertaruhkan nyawa."

Hancur sudah motivasi Wonwoo yang ingin mewujudkan impiannya maupun impian Mingyu menghiasi kediaman tercinta dengan tawa dari anak-anak mereka. Saat itu, Wonwoo hanya bisa larut dan kembali memertanyakan alasan mengapa Tuhan memberinya cobaan yang jujur..., Wonwoo sama sekali tak mampu hadapi dengan senyum penuh kelegaan. Egoisme masih menguasai diri, bahkan Raden manis ini tak mampu menerima kenyataan yang di satu sisi merugikan posisi sebagai istri.

Padahal jika mengingat keajaiban yang Tuhan berikan, melahirkan dua keturunan Mingyu saja sudah melampaui batas nalar manusia. Harusnya keikhlasan dan penerimaan mengisi relung hati Wonwoo ketika dihadapkan dengan kenyataan yang cukup menampar.

Mana ada laki-laki bisa hamil, kan?

Seingin apapun dirinya memberikan keturunan untuk Mingyu, fisik Wonwoo yang berbeda dengan lelaki pada umumnya jelas hal yang lagi-lagi harus dia terima dengan lapang dada. Dikarunia dua buah hati yang sehat merupakan harta paling berharga yang Tuhan titipkan di keluarga kecilnya. Setidaknya, Wonwoo tidak perlu sekacau dan sekalut ini apabila memang kenyataan yang dilontarkan Dokter Yoona benar terjadi. Ya, kenyataan jika dia tidak bisa mengandung dan memberikan Miyu maupun Mieru adik lagi.

QuerenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang