Untung ada Mas Rowoon ya, hihi.
================
“Raden Miyu Maurasena!”
Bayi berusia 14 bulan itu refleks terperanjat ketika mendengar nada cukup tinggi dari Bunda Raden Wonwoo yang kini melipat tangan di dada. Wajah ayunya mengerut tanda kesal, ya gimana nggak kesal coba jika setelah mandi dari setengah jam yang lalu si putri semata wayang susah diatur bahkan hanya untuk kenakan pakaian.
Sebagaimana bayi yang mengerti jika posisinya sedang dimarahi, Miyu terdiam dengan menunduk melihat kakinya yang gembul. Membuat Wonwoo gemas meski gak tega sudah membuat kesayangannya kaget, tapi dia mewajarkan sikap tegasnya karena ini adalah upaya mendidik yang sama dengan Papa Jaejoong dulu tanamkan padanya.
Mingyu yang terlalu memanjakan kadang membuat Miyu di usia sekarang menjadi bertindak seenaknya. Yang paling parah adalah susah diatur dan gak mendengar kata Yanda Bundanya. Wonwoo paling anti jika buah hati menjadi tidak peduli, lantas memberikan teguran-teguran yang dirasa perlu untuk masa depan Miyu nanti.
“Pake baju dulu, sayang. Kan Bunda bilang, gak boleh melawan. Main bonekanya kalo Miyu udah pake baju, nanti masuk angin loh.”
Bibir tipis sang bayi mencebik dan buru-buru bangkit untuk menghampiri Wonwoo. Tiba-tiba Miyu memeluk leher sang Bunda yang kini mendaratkan kecupan di pipi putihnya.
“Unaaaa, nan mayah.”
Wonwoo terkekeh. “Buna gak marah kok, masa sama anak cantiknya sendiri marah sih?”
“Mamap Unaaaaa.”
“Iyaaaa, tapi Miyu gak boleh melawan lagi. Nanti Buna cry, Miyu mau liat Buna cry?”
Rambut bob bocah itu bergoyang tatkala menggeleng saat memeluk Wonwoo yang memasangkan diapers juga pakaian. Setelah menyisir rambut Miyu, Wonwoo pun mengoles serangkaian skincare, dari lotion, krim wajah, sampai parfum bayi. Dan Raden muda satu ini menjadi putri super cantik di keluarga Raden Ananda.
Bahkan matahari yang pagi itu bersinar terang di belahan bumi Ciputat seolah dikalahkan oleh kecantikan bayi berusia 14 bulan yang makin pandai bicara dari hari ke hari. Walau harus banyak diarahkan, Wonwoo gak pernah kapok mengajari Miyu kosakata baru juga terlibat dalam percakapan seperti orang pada umumnya.
Kadang dari interaksi manis itu membuatnya lupa dengan tujuan untuk melanjutkan S2 sebagaimana yang diinginkan saat belum mengandung dulu. Wonwoo terbuai dalam kehidupan Ibu rumah tangga, yakni sibuk mengurus suami juga buah hati mereka. Menjadi bahagia yang gak ternilai harganya.
“Yeiiiii, udah cantik deh Miyunya Buna. Mau main ke mana emang hari ini?”
Miyu berjalan dengan tertatih untuk mengambil jaket denim juga tas gendong mini hasil pemberian sang Ayah saat usianya baru 7 bulan. Emang masalah fashion jangan ditanya deh. Sebab di usia Miyu yang baru segini aja udah punya space paling luas sendiri untuk menyimpan segala pernak-pernik dari beragam jenis pakaian, bando, jepitan, sepatu, dan tas yang lucu-lucu.
Kalian juga tau itu ulah siapa. Yang pasti si tersangka masih terlelap di kasur sebab semalam Mingyu pulang cukup larut dari acara bersama rekan agensinya. Benar-benar pray hard dan work hard sekali imam keluarga satu ini. Setiap waktunya pasti digunakan untuk hal bermanfaat, apalagi menjadi tulang punggung yang menafkahi Buna Raden juga bayi Radennya.
“Angkey yowuuuun,” Miyu berlari kecil menghampiri dengan memberikan barang pada Wonwoo. “Angkey yowun Iyuuuu.”
“Mau main sama Uncle Rowoon? Pagi-pagi begini emang Uncle udah bangun?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia
Fanfiction[𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜] #𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐞𝐫 𝟖 𝘘𝘶𝘦𝘳𝘦𝘯𝘤𝘪𝘢 (𝘯.) 𝘢 𝘱𝘭𝘢𝘤𝘦 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘸𝘩𝘪𝘤𝘩 𝘰𝘯𝘦𝘴 𝘴𝘵𝘳𝘦𝘯𝘨𝘵𝘩 𝘪𝘴 𝘥𝘳𝘢𝘸𝘯, 𝘸𝘩𝘦𝘳𝘦 𝘰𝘯𝘦 𝘧𝘦𝘦𝘭𝘴 𝘢𝘵 𝘩𝘰𝘮𝘦; 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘭𝘢𝘤𝘦 𝘸𝘩𝘦𝘳𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘺�...