Kayak baru kemarin Ananda nyamperin Raden di stasiun dan kita jadian, sekarang udah perayaan pernikahan yang ke satu aja.
=========
Lagi-lagi, untuk yang kesekian kali, opening cerita ini diawali dengan adegan berupa rutinitas pagi hari keluarga bahagia yang paling bucin sejagat Ciputat Raya. Siapa lagi jika bukan pasangan Raden - Ananda beserta bayi lucunya.
Seperti hari-hari sebelumnya, Wonwoo yang notabene officially Ibu rumah tangga selama 24 jam melakukan tugas menyuapi bubur bayi untuk Miyu. Memasuki bulan ke-6, tumbuh kembang sang putri semakin cepat dan pesat. Selain badan gembulnya semakin berat, Miyu yang aktif dan responsif membuat gemas semua penghuni di kediaman Raden.
Apalagi sejak pandai tengkurap, Miyu sekarang paling anti diperlakukan seperti bayi lagi. Iya, mulai sok tau dia tuh dan ingin dimengerti oleh semua bucinnya. Dengan kata lain, ingin diperlakukan sama seperti orang dewasa. Salah satunya duduk di roda bayi atau sofa.
Wonwoo sering geleng-geleng kepala karena makin ke sini sifat Miyu semakin terbaca. Keras kepalanya memang mirip dia, namun keaktifan Miyu yang membuat tubuh Wonwoo berkeringat sudah pasti turunan suaminya. Sampe Wonwoo kembali singset tanpa harus diet dong.
Padahal dalam urusan makanan, Wonwoo gak begitu pemilih kok. Karena masih harus mengasihi, dia memakan apapun itu masakan Mingyu yang sekiranya bisa memboaster ASI. Tapi mungkin dari Raden Wonwoonya sendiri yang terlahir dengan tubuh ramping, maka tidak masalah kembali body goals asalkan Miyu selalu sehat.
Tapi kadang di mata Mingyu hal itu justru menjadi masalah. Dianggap kurang asupan makan lah, gak gemes lagi lah, inilah, itulah. Mingyu menuduh Wonwoo yang tidak-tidak bahkan sering memberi makan porsi lebih besar dari hari sebelumnya. Wonwoo si bucin terhormat buktikan dengan memakan semua masakan sang suami, tapi fakta jika tubuhnya kembali ramping gak bisa disangkal lagi.
Dan ada yang lucu di sini. Sejak Miyu dalam kandungan memang sudah sering diajak komunikasi oleh Wonwoo. Termasuk saat lahir ke dunia dilatih mendengar suara orang tuanya. Baik Mingyu dan Wonwoo sering membuka obrolan meskipun hanya satu arah.
Namun ternyata berdampak luarbiasa karena di usia sekarang Miyu jadi lebih sering merespons dengan suara gemasnya. Kadang dengan gerakan tangan, entah memukul atau hanya menyentuh. Namun hal itu sukses membuat Wonwoo menangis terharu.
Bayi lucunya menjadi cerewet dan mulai sering mengoceh. Tipul si kucing paling bawel pun tergeser dari posisi pertama sebab ada Miyu dengan suara lantang yang menggemaskan. Kalo dulu setiap Wonwoo curhat Miyu di perut hanya membalas dengan tendangan, sekarang ada suara dan bebunyian super imut sebagai jawaban. Wonwoo bahkan bisa lupa nggak mengobrol dengan Mingyu karena terlalu seru bermain dengan Miyu.
“Udah ya, sayang. Mamnya udah abis. Horeeee, pinter banget sih baby Miyu.”
“Nyaaaaa nyaaa naaa.”
Seperti biasa, selalu ada protes dari makhluk gemas itu lantaran nafsu makannya juga luarbiasa. Wonwoo sampe kewalahan oleh Miyu yang gak cuma kuat nyusu, tapi juga makannya. Sifat ini pula yang mengingatkan Wonwoo pada Mingyu, yakni selalu merajuk jika kemauannya gak dituruti.
Dasar bos cilik udah pintar bikin orang tuanya gemas. Kebayang dong nanti kalo Miyu besar akan seajaib apa. Wonwoo jadi gak sabar menunggu momen manis itu tiba, seperti kalimat pertama yang diucapkan. Apakah Miyu akan memanggil Bunda dulu? Atau Yanda Mingyu?
Atau mengabadikan dengan kedua mata yakni langkah pertama sang anak yang pasti akan penuh derai air mata bangga. Sebuah bayaran setimpal untuk Wonwoo karena udah mengandung 9 bulan lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia
Fanfiction[𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜] #𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐞𝐫 𝟖 𝘘𝘶𝘦𝘳𝘦𝘯𝘤𝘪𝘢 (𝘯.) 𝘢 𝘱𝘭𝘢𝘤𝘦 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘸𝘩𝘪𝘤𝘩 𝘰𝘯𝘦𝘴 𝘴𝘵𝘳𝘦𝘯𝘨𝘵𝘩 𝘪𝘴 𝘥𝘳𝘢𝘸𝘯, 𝘸𝘩𝘦𝘳𝘦 𝘰𝘯𝘦 𝘧𝘦𝘦𝘭𝘴 𝘢𝘵 𝘩𝘰𝘮𝘦; 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘭𝘢𝘤𝘦 𝘸𝘩𝘦𝘳𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘺�...