06-terbentuknya candi borobudur

20 7 0
                                    

 Saat caca merasa kondisinya mulai membaik, saat itulah caca putuskan untuk kembali ke kelas.

🌿🌿🌿

Caca sudah berada tepat  di depan kelas. Namun saat caca hendak membuka pintu, datanglah seseorang yang menepuk pundak caca.

Spontan caca merasa terkejut. Dan saat caca melihat ke belakang caca menemuka lawrence lagi. Yang sepertinya sedang berusaha menahan tawa

"lo kaget?" tanyanya sambil menahan tawa.  Caca hanya membalas pertanyaan itu dengan lirikan kecil disertai bibir yang mengerucut.

"oohh maaf maaf gue ga bermaksud ngagetin lo.  Tunggu tunggu, kenapa lo balik ke kelas? Bukannya lo masih sakit?" tanyanya lagi,  kali ini berhasil membungkam tawanya tersebut.

"hmm. Engga ko, caca udah gapapa. Penglihatan caca juga udah bagus. Lawrence ga usah khawatirin caca ya" oceh caca sambil membuka pintu.

'huff.. Untung blom ada bu rina' batin caca dalam hati, karena menyadari tak ada tanda tanda  bu rina di dalam kelas.

🌿🌿🌿

Saat jam pelajaran terakhir berakhir. Inilah jam yang paling ditunggu tunggu oleh seluruh siswa. Yaitu jam pulang. Yaa, Itu lah jam yang paling ditunggu tunggu, termasuk lawrence.

"lo yakin bisa pulang sendiri" ucap illani

"iya" kata caca, yang sepertinya sedang berusaha meyakinkan kedua sahabatnya itu.

"hmm.. Ya udah lah kalo gitu" sambung illani lagi

"kita pulang duluan ya ca" ucap zahra.

🌿🌿🌿

 Itulah sepintas percakapan yang lawrence dengar. Sesaat kemudian hanya tersisa lawrence dan caca di dalam kelas. Seketika suasana menjadi hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan. Lawrence merasakan jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat.

Ketika suasana canggung terjadi, lawrence mendapat sebuah ide itu. Mengantar caca pulang, bukan ide buruk kan? Lagian kan dia masih sakit itung itung nambah pahala batin lawrence.

🌿🌿🌿

Tak lama kemudian, lawrence. Beranjak dari kursi dan mulai  melangkah. Perlahan tapi pasti, ia sudah berada tepat di samping  meja caca. Seketika jantung caca bergerak tiga kali lipat lebih cepat. Dan naasnya itu pun yang lawrence rasakan

'OMG caca harus gimana. Caca gugup' batin caca sambil berfikir keras.

'udahlah caca pura pura baca buku aja' sambung caca dalam hati. Sembari mengeluarkan buku novel yang ia bawa.

🌿🌿🌿

"lo pulang bareng gue" ucap lawrence yang tak main membuat caca terkejut.

Saat itu, caca langsung mengangkat kepala dan melirik wajahnya

"harus!" sambungnya dengan nada lebih tinggi-lebih tepatnya sedikit membentak.

"pulang duluan aja, caca lagi serius nih baca bukunya. Tentang sejarah candi borobudur gitu" balas caca tanpa melirik pria tampan di hadapannya.

"oke, lo boleh baca buku. Tapi jangan kebalik bacanya. Ga pusing apa?" balas lawrence sembari membalik buku caca. Pipi caca seketika memanas, baru menyadari kebodohannya itu.

"udah ikut gue" ajak - lebih tepatnya paksa lawrence lagi

Karena tak ada pilihan lain- lebih tepatnya caca memang mau melakukannya, hehe. Caca mulai berjalan di belakang lawrence yang mulai meninggalkan kelas.

🌿🌿🌿

Saat sampai di parkiran, lawrence mamberi caca sebuah helm

"nih helm buat lo pake. Tapi balikin ya" kata kata terakhirnya yang membuat caca tersenyum geli.

Kedua tangan caca penuh dengan buku buku. Caca sedang berfikir Bagaimana caranya caca memakai helm dengan tangan penuh.

Namun saat caca melirik ke atas lawrence sedang menatap caca lekat.

"sini gue yang pasangin helmnya. Tangan lo penuh" ujarnya.

Saat kata kata itu terucap, caca lagi lagi  merasa salah tingkah.

'apa yang terjadi sama jantung caca?' tanya caca dalam hati

Saat itulah ia mulai memakaikan helm tersebut di kepala caca.

"tiati ntar rambut caca berantakan" omelku.

"iya bawel" katanya sembari menjitak kepala caca.

"ih nyebelin!" gerutuku

"biarin" balasnya singkat

🌿🌿🌿

Setelah perjalanan yang tak panjang-itu karena jarak antara sekolah dan rumah caca yang tak begitu jauh.

"sini gue yang lepasin helmnya"
Kata lawrence yang berhasil menyadarkan caca dari lamunan indahnya.

"jangan karena tangan lo penuh, lo ga balikin helm gue" katanya yang kemudian mengubah suasana canggung.

Saat itu lah caca tersenyum geli mendengar kata kata lawrence, dan, tanpa ku sadari sebuah senyuman tipis terlukis di bibirnya. Yaa di bibir lawrence, sang lelaki berwajah dingin.

🌿🌿🌿

Setelah lawrence melepas helm miliknya ia pun berkata

"gue pulang dulu" katanya

"loh? Ga mau mampir?" tanya caca.

Terlambat. Ia sudah pergi meninggalkan rumah caca tanpa sepatah kata pun. Namun seketika kedua sudut bibir caca membentuk senyuman yang lebar bahkan sangat lebar sehingga membuat senyuman itu berubah menjadi sebuah  tawa.

🌿🌿🌿

'tuhan, terima kasih atas sebuah lukisan indah yang kau berikan padaku hari ini :)'
                        -lukisan senyuman tipis

  

The love story of IcasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang