Permainan sudah berjalan sekitar tiga puluh menit. Sejak tadi, aku lihat wajah lawrence yang tampaknya sedang khawatir pucat. Aku tak tau dia kenapa. Tiba tiba aku merasa khawatir.
'lagian ngapain juga gue khawatir. Orang gue bukan emaknya. Gue juga kan bukan pac.. Ya jelas lah gue bukan pacarnya, dia ga mungkin kali suka sama gue. Lagian gue ngapain coba mimpi ketinggian'
hufff.. apa yang baru saja aku pikirkan?
"Lawrence!!!" semuanya bersorak. Memecah lamunanku.
"hei, lo pilih truth ato dare?" kata rehan lagi. Ia seperti menjadi panitia dalam permainan ini
"dare" kata lawrence.
Entah mengapa sejak dia dapat giliran, wajahnya berubah menjadi semringah. Dan mau tak mau harus aku akui, ada rasa lega yang aku rasakan saat menyadari hal itu
"biar gue yang kasih dia dare. Lo duduk deket gue aja ya en" kata rachel. Dengan jurus kedipan matanya yang manjahhhh
"paan si?! Ga bisa ga bisa. Cuma gue yang bisa kasih dia dare" kata rehan yang sepertinya emosi
"darenya adalah.." rehan sengaja menggantungkan ucapannya barusan. Agar membuat kami semua penasaran
"lo ungkapin apa yang pengen ungkapin saat ini" kata rehan sambil melirik lawrence ditambah lagi dengan senyuman kode kode
tiba tiba lawrence berdiri dari duduknya dengan membawa seikat bunga dan gitar. Suasana sekarang berubah 360 derajat. Dari ramai dengan sorak dan tawa. Menjadi hening seribu bahasa.
Semua mulai mengira ngira apa yang akan terjadi? Dan pada siapa lawrence akan memberikat bunga tersebut?
Entah mengapa tiba tiba jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Kepalaku tiba tiba menunduk seakan akan aku merasa malu.
Apaan sii, gue GR banget. Palingan juga dia tuh ngasihnya ke si rachel.
Tiba tiba langkahnya berhenti tepat di tengah lingkaran. Dia mulai memetik gitarnya. Menyanyikan lagu andmesh kamaleng-cinta luar biasa
Waktu pertama kali
Kulihat dirimu hadir
Rasa hati ini inginkan dirimuHati tenang mendengar
Suara indah menyapa geloranya hati ini tak ku sangka
Rasa ini tak tertahan
Hati ini selalu untukmuTerimalah lagu ini dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu.Du... Du... Du... Hari hari berganti
Kini cintapun hadir
Melihatmu, memandangmu bagai bidadariLentik indah matamu
Manis senyum bibirmu
Hitam panjang rambutmu anggung terikatRasa ini tak tertahan
Hati ini slalu untukmu
Terimalah lagu ini
Dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga
Aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamuu. Ooooooo.Terimalah lagu ini. Hmm...
Dari orang biasa
Terimalah lagu ini
Dari orang biasa
Tapi cinta ku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga
Aku tak punya hartaYang kupunya hanyalah hati yang setia
Yang kupunya hanyalah hati yang setia
Terimalah cintaku yang luar biasa tulus padamu🌼🌼🌼
"gue udah dari lama suka sama dia, sejak awal gue liat dia, sejak pertama kali dia nyapa gue, saat pertama kali dia ngembangin senyumnya buat gue.
Maaf, gue emang cowo yang dingin. Tapi itu bukan berarti, gue ga bisa jatuh cinta. Dan saat ini gue lagi rasain hal itu. Hal yang bisa buat gue ga bisa tidur, khawatir ga karuan, kangen tanpa sebab. Dan hal itu cuma terjadi karena seorang cewe cantik nan polos dengan senyum manisnya. Dan cewe itu adalah Icasia Wertvoll asigen." ucap lawrence panjang dan lebar
Nama terakhir yang ia sebut, membuat kepalaku tertunduk lebih dalam. Dan sebuah senyum lebar sekarang terlukis di bibirku.
"ca, boleh gue minta lo buat berdiri di samping gue?" ucap lawrence namun dengan suara yang sangat halus. Mambuat aku menyadari bahwa sekarang pipiku sudah berwarna merah padam.
"ayolah caa, ga usah malu malu kambing" kata zahra mengompori
Aku pun mulai memberanikan diri untuk melihatnya. Melihat sosok yang sudah membuatku jatuh cinta padanya.
Aku pun mulai berjalan mendekatinya, dengan pipi merah padam dan bibir yang terus mengembangkan senyumnya. Dan ketika aku sudah sampai di hadapannya, diapun mulai membungkuk dihadapanku dan berkata
"ca, will you be mine?" katanya.
Senyum itu, senyum lebar yang dapat menampakkan lesung pipi yang dia punya. Aku tak tau harus berkata apa. Aku hanya mampu mengangguk dan menyetujui ucapannya itu.
🌿🌿🌿
~lawrence
Setelah aku melihat jawabannya, hatiku terasa lega. Aku langsung melonpat dan spontan memeluknya bahkan dengan sangat erat. Perlahan tapi pasti aku bisa merasakan tangannya yang memelukku juga.
Aku memeluknya bahkan sampai lupa bahwa aku membawa bunga yang seharusnya aku berikan padanya.
🌿🌿🌿
~icasia
Malam semakin larut, maka seluruh peserta memilih beristirahat untuk kegiatan besok pagi.
Malam ini aku berjalan menuju tendaku bersama dengan kekasihku. Itu lah ia sekarang. Aku mungkin hanya belum terbiasa untuk memanggilnya seperti itu.
🌿🌿🌿
"ren, makasih ya bunganya" kataku dengan senyum yang tak pernah berhenti mengembang
"iya sama sama" sekarang aku tak lagi melihat wajah datarnya. Aku hanya bisa melihat senyum yang bisa menambah kesan manis pada wajahnya.
"aku masuk dulu ya" kataku lagi
Saat aku sudah mulai berjalan, tiba tiba ku rasakan lawrence menarik tanganku. Lalu ia hanya membisikkan lima kata
"makasih ya buat hari ini"
"ha?" entah mengapa kalimat itu membuat senyumku semakin lebar.
"aku masuk ya" kataku. Aku malu bila ia bisa melihat pipinya yang bersemu merah padam
KAMU SEDANG MEMBACA
The love story of Icasia
Teen FictionIcasia yang diam diam menyimpan rasa pada lawrence. Si lelaki tampan, pintar, yang memiliki sikap dingin sedingin es. Yang kemudian tuhan persatukan perasaan tersebut. Namun, waktu berkata bahwa mereka harus memiliki jarak ratusan kilometer. Yang...