"caca gabut, caca gabut, caca gabut" ulang caca sembari mondar mandir di dalam kamar. Selanjutnya caca memutuskan untuk bermain jejaring sosial.
"uwaww bunganya jadi biru" pekik caca girang.
"berarti kalo caca kasi pewarna ke dalem air, terus caca masukin bunga mawar putih kedalemnya. Bunganya bisa jadi warna warni. Oke oke mari kita lakukan bersama" jelas caca sambil bertepuk tangan.
Ia langsung berjalan menuju dapur, mengambil beberapa vas bunga dan pewarna.
"mamih, caca minta mawar putih mamih tiga ya" pinta caca pada mamihnya yang sedang asik menonton serial drama korea kesukaannya.
"iyah ca ambil aja" jawab mamih caca sambil mengibas ngibahkan tangannya.
"makasih mamih" balas caca seraya berlari menuju taman belakang rumahnya. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, caca langsung kembali menuju kamarnya, melakukan tahapan demi tahapan.
🥀🥀🥀
1 jam kemudian..
"bunga kenapa kamu ga berubah warna si?" tanya caca sedih, belum melihat perubahan warna pada bunganya.
"apa karna kamu blom haus ya?" tanya caca entah ditujukan pada siapa.
"oke! Caca bakal bikin kamu haus" teriak caca gembira. Caca membawa ketiga vas bunganya menuju atap rumah.
"sayang kamu ngapain disana?!" tanya mamih caca panik saat melihat kelakuan putri tunggalnya itu.
"inih caca mau-" belum sempat caca menyelesaikan kalimatnya,
"turun nak! Rumah ini aja belum lunas, kamu udah mau bunuh diri!" ucap mamih caca histeris.
"orang caca cuma mau simpen vas" ucap caca kesal.
"buat?" tanya margaret tenang.
"biar dia cepet haus abis itu dia minum" jelas caca, membuat margaret geleng geleng kepala.
"turun ya sayang. Sekarang kamu tidur, besok pagi juga bunganya udah berubah" ujar margaret, membujuk putrinya.
"oke" balas caca tenang.
"mamiihhh!" teriak caca.
"apa sayang?" tanya margaret dengan nafas berat.
"panggil pemadam kebakaran!" ucap caca histeris.
"kenapa ca?!" tanya margaret kembali panik.
"caca ga bisa turun huuaaaaa" teriak caca.
"aelah, tinggal lompat ca" ucap margaret gemas.
"takut jatoh" balas caca dengan bibir mengerucut.
"gapapa jatohnya pasti kebawah ko" balas margaret asal.
"oke"
🥀🥀🥀
Hari ini, caca berangkat kesekolah dengan semangat menggebu gebu.
"zahra! zahra tau ga?!" ujar caca memulai ceritanya.
"hm" balas zahra masih mengunyah nasi gorengnya.
"kemaren kan caca masukin mawar putih ke dalem air warna biru, terus bunganya jadi biru! Hebat kan caca?! Caca tuh emang cucu albert enstein yang cerdas, baik budi dan rajin menabung" ucap caca bangga.
"hebat!" balas illani mengacungkan kedua jempolnya.
"anak itik juga tau cara bikin gituan" ketus zahra dengan suara berbisik.
🥀🥀🥀
"ca, kantin yo" ajak zahra pada caca yang masih sibuk dengan uang pecahan dua puluh ribuan miliknya.
"anterin caca ke toilet dulu" ajak caca sedikit memaksa.
"uangnya rusak lah pinter!!" gemas zahra saat melihat caca memasukkan uang dua puluh ribuannya ke dalam air dengan pewarna merah.
"udah zahra diem aja, cucu kakek albert lagi fokus nih" ketus caca sembari mencelupkan beberapa lembar uang lagi.
"jangan cacaku cintaku!!" teriak zahra gemas.
"kakek albert! Dengan kekuatan bulan! Bantulan cucumu ini!" teriak caca menyebutkan mantranya. Tanpa pamit, zahra meninggalkan caca sendiri di depan wastafel.
"ren! Urusin pacar lo sana. Gue pusing!" ketus zahra sembari memijit mijit pelan kepalanya.
"dimana dia sekarang?" tanya lawrence khawatir.
"toil-" belum sempat zahra selesai bicara, lawrence langsung lari menuju tempat yang zahra maksud.
🥀🥀🥀
"ca?!" panggil rehan sesampainya di toilet.
"iya lawrence?" sahut caca.
"lagi ngapain?" tanya lawrence berusaha tenang dengan sikap bodoh gadis itu.
"suuutt kalo bisa liat sendiri jangan tanya" ketus caca.
"iya maap" pasrah lawrence.
"lawrence" bisik caca.
"hm"
"kenapa uangnya ga berubah warna ya?" tanya caca polos.
"tadinya lo apain?" tanya lawrence tak mengerti.
"ubah uang dua puluh ribuan ini jadi seratus ribu" polos caca.
"gara gara bunga?" tanya lawrence menebak nebak. Caca hanya menggangguk mengiyakan ucapan pria itu
"gini ya ca, bunga itu makhluk hidup. Dia butuh minum, makan, sama kaya kita. Sedangkan uang kan benda mati dia ga butuh apa apa. Bahkan kalo dia tersakiti dia cuma bisa diem."
"iyah kaya caca kalo sakit diem" curhat caca.
"oke deh kalo gitu. Ntar pas pulang biar caca masukin cicak ke air warna pink. Siapa tau dia berubah" girang caca.
"jan lupa pake otak albert kamu ya ca" balas lawrence seraya meninggalkan caca yang masih berusaha mencerna kata kata lawrence.
KAMU SEDANG MEMBACA
The love story of Icasia
Teen FictionIcasia yang diam diam menyimpan rasa pada lawrence. Si lelaki tampan, pintar, yang memiliki sikap dingin sedingin es. Yang kemudian tuhan persatukan perasaan tersebut. Namun, waktu berkata bahwa mereka harus memiliki jarak ratusan kilometer. Yang...