mereka kini berada di depan mading sekolah. Memampang jelas ratusan nama siswa beserta kelas mereka.
"banyak ya ca?" tanya illani sambil mengangguk anggukan kepalanya, tak jelas.
"iyah. Kaya korban PHP aja" lanjut caca yang disambut anggukan beberapa siswa di sekitarnya.
" tenang illani, zahra bisa menggunakan insting zahra" balas zahra sembari meletakkan kedua jari telunjuknya di kepala.
"kita kelas IX-B" balas zahra yakin, yang disambut anggukan kecil menggemaskan.
Caca hanya mendengarkan sambil terus mencari namanya beserta nama dua kecoa di sampingnya. Setelah cukup lama mencari,
"noh kita kelas IX-A zahra, makanya jangan sotoy" ujar caca ketus pada zahra sambil memeletkan lidah merah muda miliknya.
"kalo misal ada adkel ganteng mending dipacarin apa langsung dinikahin ya?" tanya zahra masih fokus pada tujuannya tadi.
"santet!" balas illani ketus.
🥀🥀🥀
Sesampainya dikelas. Aku melihat Bu Rifka yang sudah berdiri di depan drngan senyum hangatnya, sehangat kening caca kalo demam. Yang kemungkinan akan menjadi wali kelas caca setahun kedepan. Ketika semua anak sudah duduk ditempat duduknya masing masing- dimana setiap tahunnya aku selalu duduk sendiri.
"yahhh, caca sendiri lagi. Ini sebernernya nasib apa kutukan sih" gerutu caca pada dirinya sendiri.
Bu Rifka tiba tiba datang dengan membawa seorang anak lelaki. Dibawanya ga ditenteng gitu loh ya gais. Dimana saat anak lelaki itu melangkahkan langkah pertamanya dikelasku, ia langsung menjadi perbincangan seluruh siswa dikelas terutama kaum hawa.
Yaa.. Seorang lelaki tampan dengan senyum tipis yang terukir di bibirnya dilengkapi dengan lesung pipi yang menambah kesan tampan. Dapat menarik semua perhatian kaum hawa. Apalagi.. Saat ia mulai memperkenalkan dirinya.
"hai semuanya, namaku Lawrence Adiputra. Pindahan dari kota Jakarta" kata kata yang singkat-padat-jelas namun dapat membuat semua kaum hawa teriak histeris mendengarnya. Layaknya mendengar kabar bahwa kaum ayam akan menyerang bumi.
"lawrence silahkan duduk di-" ucap Bu Rifka yang tampaknya sedang berfikir.
Rachel-ketua dari geng ter famous seangkatanku, berdiri dari bangkunya dan mengajukan diri
"bu, biar dia duduk di sebelah saya" ujarnya dengan wajah semringah.
Namun tak lama kemudian Bu Rifka berkata
" Caca ".
"ya bu" ucapku merasa terpanggil oleh alam.
"lawrence-Kamu duduk disebelah caca ya" ujarnya sambil menunjuk bangku yang ia maksud.
'ha?' ujar caca dalam hati. Lawrence mulai melangkah mendekati bangku yang tadi ditunjuk oleh Bu Rifka dengan mata teduh yang tak berhenti memperhatikan caca.
"biasa aja liatin cacanya. Caca emang tadi pagi lupa pake bedak. Tapi kayanya caca ga sejelek kuda lumping yang belum makan beling tujuh hari tujuh malem" jelas caca panjang lebar. Lawrence yang mendengarnya merasa takjub atas sikap absurd gadis di sampingnya itu.
Disaat yang sama, rachel kembali duduk dengan wajah semringah yang berubah 180 derajat menjadi wajah termasam pagi ini.
"rachel kenapa?" tanya caca
🌿🌿🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
The love story of Icasia
Ficção AdolescenteIcasia yang diam diam menyimpan rasa pada lawrence. Si lelaki tampan, pintar, yang memiliki sikap dingin sedingin es. Yang kemudian tuhan persatukan perasaan tersebut. Namun, waktu berkata bahwa mereka harus memiliki jarak ratusan kilometer. Yang...