18-membiasakan terbiasa tanpanya

12 5 0
                                    

Aku sudah selesai bersiap untuk pulang. Dengan luka yang masih jelas kurasakan, aku berjalan gontai keluar tenda. Aku membereskan semua barang barangku. Kutemukan sepucuk surat di dalam sepatuku. 'gue 'gue? Sejak kapan dia bilang gue elo. Apa bener dia mau belajar buat lupain aku?

Pukul 07.00

Seluruh peserta kemah melaksanakan upacara penutupan. Ni kepala apa besi berat amat gerutuku seraya memegangi kepalaku. Tiba tiba ku rasakan pandanganku memudar dannnn "ca, lo gapapa. Biar gue anter lo ke tenda ya" ucapnya lembut. Namun saat aku melihat siapa pemilik suara itu, aku langsung memalingkan mukaku "aku kuat" kataku singkat. Seketika dadaku terasa sakit, aku berusaha menahan tangisku. "lo ga marah kan sama gue?" "zahra!" panggilku tanpa menghiraukan kata katanya.

🌿🌿🌿

Rasa lelah sudah menghantuiku. Aku langsung memilih kursi paling strategis dan langsung merebahkan diri disana. Aku memutuskan untuk membaca novel. Namun saat aku membaca novel. Sepertinya ada sesrorang yang akan duduk dosampingku. Tanpa pikir panjang, aku langsung menaruh novel di kursi kosong sebelahku.

"awas buku gue lecek!" kataku dengan suara keras. Dia sepertinya tak menghiraukan kata kataku. Ia langsung menyingkirkan novelku dan duduk di sebelahku. "

"gue.. Gue.. Mau minta maaf kalo emang lo marah sam gue" katanya membuka suara. Aku amat mengenali suara itu. "mending LO pergi sekarang" kataku dengan penekanan pada kata lo. Aku tak bermaksud benci padanya, aku hanya sedang melatih hatiku agar terbiasa tanpa hadirnya :)

Aku sudah lelah membendung air mata. Akhirnya aku biarkan ia mengalir deras di pipiku. Setidaknya hal itu bisa membuatku lebih baik :)

🌿🌿🌿

Kami sudah sampai di sekolah. Semua siswa sudah meninggalkan sekolah dengan rasa lelah.

Titt! Titt!

Suara klakson mobil membuyarkan lamunanku. " masuk" ucap orang tersebut. Aku kenal betul dengan suara itu, aku memutuskan meninggalkan sekolah dengan berjalan kaki. Tak disangka mobil tersebut terus mengikutiku. "ca, masuk" ucap orang itu lagi. Aku tak menghiraukannya, aku tetap melanjutkan langkahku.

Tiba tiba mobil tersebut, menghadangku. Orang itu melangkah keluar lalu mendorongku masuk ke dalam mobilnya. "ih apaan si" kataku sinis. "udah si masuk aja" katanya.

"udaa sampe" ucapnya saat tiba di depan rumahku. Aku melangkahkan kaki keluar mobil "sama sama" ucapnya. Yee, pake nyindir nyindir sekali. Bukan aku juga kalii yang mau bareng sama kamu. Aku bukan lupa akan berterima kasih. Aku memang tak mau melakukannya.

The love story of IcasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang