Hari terus berjalan berganti minggu dan minggu terus bertambah menjadi bulan...
Tak terasa ujian nasional sudah kami lewati, tinggal hitungan hari, kami akan bersama, meninggalkan semua hal yang ada.
~udah ah dramatisnya :v
🌿🌿🌿
Dalam rangka perpisahan angkatan 16, sekolah kami mengadakan acara camping. Seperti biasa, caca menjadi bagian dari panitia acara tersebut.
"ca, kamu sebagai panitia, boleh memilih siapa siapa saja, yang akan kau berikan tanggung jawab yang sama" ucap pa roni, mempercayai caca.
"kalo lawrence sama zahra gimana pa?" tanya caca, memberikan jawaban
"boleh sii bapa mah terserah. Tapi kenapa illani ga diajak juga?" tanya pa roni.
"engga ah pa, caca lagi marah sama illani, soalnya dia ngilangin salah satu anak caca" kata caca apa adanya
"astagfirullah ca, ternyata selama ini, kamu tak sebaik yang bapak kira. Bapak kecewa sama kamu ca" kata pa roni sambil menggeleng geleng kan kepalanya. Sejujurnya caca heran dengan apa yang dikatakan oleh pa roni.
"pa, maksud bapa apa ya. Caca tak sebaik yang bapa kira?" kata caca seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"anak kan kata kamu tadi?" tanya pa roni memastikan
"ih bapa mah suudzon. Maksud caca tuh itu loh, salah satu embe caca" kata caca sambil
"astagfirullah kamu lebih aneh lagih ca" kata pa roni seraya meninggalkan caca.
"hah? Emang caca salah ngomong ya?" tanya caca pada dirinya sendiri.
🌿🌿🌿
Sepulang sekolah, lawrence, caca, zahra dan beberapa siswa lainnya dipanggil ke ruang rapat.
"gue salah apa yah?" tanya lawrence pada dirinya sendiri seraya berjalan menuju ruang rapat. Caca hanya meliriknya sekilas, masih fokus dengan seblak yang baru saja dibelinya.
"apa gara gara tadi aku ambil tiga bala bala tapi bilangnya dua?" tanyanya pada diri sendiri seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Caca yang melihat hal itu pun langsung melirik lawrence sinis
"STTOOPPP" ucap caca dengan lantang
"apaan si ca?" kata lawrence tanpa dosa
"KAMU BOONG DONG. KAMU TAU GA BOONG TUH DOSA. POKONYA SEKARANG KAMU HARUS BAYAR SISANYA KE BU SUTI" kata caca yang sepertinya emosi
'waduh salah ngomong gue' kata lawrence dalam hati
"iya caa iya, ntar abis ini aku ganti" kata lawrence pasrah. Caca tak menyangka bahwa lawrence rela melakukan hal tersebut - emang terlalu dramatis caca mah :v, karna hal itu, caca pun pergi meninggalkan lawrence menuju ruang rapat terlebih dulu.
🌿🌿🌿
"lawrence, kamu bisa anter aku ke supermarket kan? Buat beli bahan bahan camping nanti? Iyah aku tau kamu pasti bisa, aku tunggu kamu ya" lawrence belom bicara apapun, namun caca sudah menutup telponnya.
Pukul 12.00 sepulang sekolah, caca dan lawrence langsung pergi menuju supermarket. "lo mau beli apa aja emang ca?" tanya lawrence dengan datar "nih" ucap caca singkat seraya
Mengeluarkan gulungan kertas dari dalam tasnya.
"buseeettt" ucap lawrence saat melihat daftar belanjaan caca "kenapah? Banyak banget yaa? maaf yaa :( TAPI GAPAPA KO KALO KAMU GA MAU NEMENIN BIAR CACA AJA YANG BELANJA SENDIRI" lawrence hanya tertawa geli melihat sikap kekasihnya itu. Ternyata benar yaa, seorang wanita yang sedamg menstruasi itu seperti singa padang pasir. Iiddiigg ngeri dah guuee ucap lawrence sembari bergidik ngeri
🌿🌿🌿
Setelah selesai belanja, lawrence mengantar caca pulang "sayang ini udah sampe" kata lawrence lembut "hmmm ko udah sampe? Aku tidurnya blom puas" kata caca dengan suara khas orang bangun tidur "khhaaa???" tanya lawrence heran "mending kamu muter muter dulu deh, sampe tidur aku puas" lanjut caca.
Lawrence memilih untuk menuruti perintah caca daripada ia harus mendengar singa padang pasir mengamuk. Setelah sepuluh putaran akhirnya caca memutuskan untuk turun dari mobil
KAMU SEDANG MEMBACA
The love story of Icasia
Fiksi RemajaIcasia yang diam diam menyimpan rasa pada lawrence. Si lelaki tampan, pintar, yang memiliki sikap dingin sedingin es. Yang kemudian tuhan persatukan perasaan tersebut. Namun, waktu berkata bahwa mereka harus memiliki jarak ratusan kilometer. Yang...