"Ya ampun lucu banget, utuk..utuk..utuk.." kata caca sambil menggendong boneka tersebut layaknya bayi. Sepanjang perjalanan menuju bioskop, lawrence diabaikan oleh caca yang asik mengurus bayi barunya itu.
"ayo ca, kita masuk" kata lawrence saat mendengar film yang ingin mereka tonton akan segera dimulai.
"bentar lawrence, caca kebelet pipis" katanya dengan tangan yang tak sedikit pun bergerak dari posisi menggendong nya.
"ouu, ya udah sana" kataku
"tolong gendong bayi kita dulu ya" katanya.
'bayi kita, bayi kita. Lo aja kalee' kata lawrence dalam hati sambil memandang caca dan bonekanya secara bergantian.
"cepet lawrence... Nih, nih, nih. Sayang mamah, mamah tinggal dulu ya bentar. Nanti ayah yang jagain kamu" kata caca sambil menyerahkannya pada lawrence.
Akhirnya aku pun langsung menyambut bayi tersebut dengan satu tanganku
"iihhh, ayah gendongnya yang bener dong" kata caca lagi
"iya, maap maap" kata lawrence dengan pasrah, sambil membetulkan posisinya itu. Caca pun langsung berlari menuju toilet. Saat memastikan caca sudah tak ada, aku mengalihkan pandangan pada boneka embe tersebut
"eh woi tau ga, gue GEDEK sama lu!" katanya sambil memandang boneka yang caca bilang sebagai anak mereka
'ga ada mirip miripnya dah'🌿🌿🌿
Sekarang mereka sudah berada di dalam bioskop. Saat film sudah berjalan sekitar satu setengah jam, tiba tiba...
"eh, carent, kamu kenapa sayang" kata caca dengan posisi tangan yang tak pernah berubah.
"carrot, cirit, curut, paan si ca" kata lawrence dengan penuh penekanan.
"sayang, kamu laper ya na?" katanya sambil mengusap usap wajah boneka tersebut.
'kalo anak beneran bakal mati kali ya' ucap lawrence sambil melirik sinis boneka itu.
"sayang, utuk.. Utuk.. Utuk. Lawrence cari makan yu" lanjut caca
"ha?" kata lawrence singkat
"iyah kayanya anak kita laper deh" kata caca sambil melirik lagi bonekanya itu
"apaan sih caa!" kata lawrence emosi
"ayooo, masa ayah tega liat anak kita mati kelaparan" kata caca pada lawrence.
"mati aja sana, ogah ah caa" kata lawrence dengan ekspresi antara kesal dan gemesss. Caca memandang wajah lawrence dengan sinis
"ayo, ayo, ayo. Ayo ato ga caca teriak nih" kata caca yang membuat lawrence harus berfikir ulang.
Sebenarnya lawrence sadar bahwa ada oramg lain yang merasa terganggu oleh mereka. Dengan sangat sangat berat hati, lawrence pun menyiakan ucapan caca tersebut. Dengan alasan tidak ingin mengganggu kenyamanan orang lain.
"ya udah ayo" kata lawrence dengan wajah datar
"YEEE.." kata caca dengan berteriak. Lawrence pun langsung membungkam mulut caca. Banyak penonton lain yang meliriknya. Bahkan beberapa dengan wajah sinis
"suuuttt, dah ayo mau makan apa?" kataku dengan suara hampir berbisik
"MAKAN APA YAH?" kata caca lagi lagi dengan berteriak.
"ca, bisa kecilin suaranya?" kata lawrence mulai emosi
"oh iyah maap" kata caca. Kali ini benar benar dengan berbisik
🌿🌿🌿
Sekarang kami sudah sampai di salah satu restoran
" iyah mas mau pesen apah?" kata pelayan itu dengan senyum manis yang ia tujukan pada lawrence. Lawrence sebenarnya risih, namun apa daya.
"saya mau, chicken cordon blue nya satu, sama lemon squash nya satu" ujar lawrence menyebutkan menu pesanannya itu.
"cukup mas?" tanya pelayan itu lagi. Setelah memastikan pesanan sudah selesai, dia pun mulai berjalan meninggalkan meja caca dan lawrence.
"mba, disini juga ada orang loh" kata caca yang mulai emosi
"oh iya, maaf, mbanya ga keliatan" kata mba itu lagi. Dengan pandangan yang tak beralih dari lawrence. Lawrence merasa semakin risih.
"saya mauuu, samain aja sama dia" kata caca sambil menunjuk lawrence.
"cukup?" kata mba dengan kedipan mata yang membuat lawrence jijik
"sama bubur dagingnya satu" kata caca. Lawrence langsung melirik caca dengan bingung.
"bubur daging ga ada mba, adanya bubur ayam" kata pelayang itu dengan mata yang tak beralih sedikit pun.
"iyah aja sama makan sama ayam" kata caca polos
"bubur ayam satu mba" ucap lawrence menengahi pertengkaran
"aduhhh, masnya ganteng banget siiii" kata mba itu dengan kedua tangan yang mencubit pipi lawrence.
"mba, mba" kata lawrence sangggaaat risih. Semakin dia berusaha melepasnya, semakin erat pula cubitan si mba. Caca yang tak tahan melihat sikap pelayan tersebut.
"EH SI MBA, GA USAH GATEL DEH. ITU TU PACAR CACAAAA!!!" kata caca dengan emosi yang memuncak.
"oh iya, maaf mba. Saya ga nyangka loh orang ganteng kaya dia punya pacar strees kaya mba" kata pelayan itu tak kalah sinis sambil melirik boneka yang caca ajak bicara. Pelayan itu pun langsung pergi meninggalkan mereka dengan senyum pada lawrence dan wajah sini pada caca.
"GATEL BANGET SIIII" kata caca emosi. Lawrence bingung bagaimana cara meredakan amarah caca. Lawrence pun berfikir cara untuk mencairkan suasana.
"ca, bayi kita nangis tuh" kata lawrence dengan tangan menunjuk pada boneka yang dimaksud. Sebenarnya dia jijik untuk mengatakannya, namun ia tak menemukan cara lain.
"oh iya, maafin mama ya sayang utuk.. Utuk.. Utuk" kata caca dengan wajah yang kembali tersenyum.
🌿🌿🌿
~MAAFKAN SAYA YA TEMAN TEMAN. MAU ITU MAKHLUK PLUTO, BUMI, SATURNUS, MARS DAN LAIN LAIN. SAYA MOHON MAAF ATAS KETERLAMBATAN UPLOUD WATTPAD INI💣💣
KAMU SEDANG MEMBACA
The love story of Icasia
Teen FictionIcasia yang diam diam menyimpan rasa pada lawrence. Si lelaki tampan, pintar, yang memiliki sikap dingin sedingin es. Yang kemudian tuhan persatukan perasaan tersebut. Namun, waktu berkata bahwa mereka harus memiliki jarak ratusan kilometer. Yang...