Ada dua hal yang diinginkan wanita didunia ini; menjadi cantik, Dan memiliki tubuh yang ideal.
Bahkan 98% wanita rela melakukan operasi wajah atau diet ekstrim untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dengan konsekuensi yang mereka siap tanggung.
Memang, jadi cantik itu tidaklah mudah, semua butuh proses seperti pertumbuhan sebuah pohon.
Cantik itu mahal. Iya, memang cantik itu sangatlah mahal, mengingat skincare wajah atau make up yang menjadi bahan utama dan paling utama yang harus dimiliki wanita.
Belum lagi dengan harga yang berfariasi, dari yang murah sampai yang bikin geleng-geleng kepala, mereka rela membeli dan menggunakan.
Jika berbicara tentang kecantikan, itu tidak akan ada habisnya. Karena stok pembahasan yang akan selalu terupdate disetiap saat.
Maka dari itu, wanita dengan hoodie hitam lebih memilih untuk duduk dibangku panjang sambil menatap Ellie, yang tidak henti mengagumi sederetan make up yang terpapar didepan mereka, bahkan kupingnya sampai lelah mendengar decakan kagum yang tiada henti.
Apakah sebegininya jika seseorang menyukai make up?Melihat barang itu layaknya sebuah berlian yang tidak dapat dikalahkan dengan batangan emas.
Bosan, Chaeyong sangatlah bosan. Mereka berada ditoko make up store, dekat rumah. Dan sudah hampir 1 jam lebih Chaeyong menunggu Ellie yang masih berkutat dengan beberapa make up dihadapannya.
Kalau seperti ini, Dia salut dengan laki-laki yang rela menemani perempuannya berbelanja atau pergi ke salon, pasti mereka memiliki tingkat kesabaran diatas rata-rata untuk melawan rasa bosan yang menyelimuti.
"Chaeng, beli yang ini atau ini? Apa merek yang ini? Tapi, aku menginginkan yang ini. Tapi ini juga, bagaimana dengan lipstik merah? Cocok tidak dengan gaun biru?."
"Omg, mascara! Eyeliner! Eyebrow! Ada merek luar yang baru masuk ke toko ini Chaeng! Apa aku harus membelinya? Ah, aku bingung apa yang harus ku beli? Apa aku harus membeli mascara dulu? Apa eyeliner? Apa eyebr—-,"
"Terserah!!." Pasrahnya atas apa yang mau dibeli Ellie.
Dia sudah sangat lelah, padahal melakukan apa-apa saja tidak, tapi melihat perempuan itu mengelilingi setiap rak kosmetik dari ujung ke ujung kembali lagi ke ujung membuat energi dia ikut terkuras.
Mendengar jawaban itu Ellie mendengus, "Kau itu kalau ditanya jangan jawab terserah, aku butuh pendapat barang apa yang harus ku beli. Kan, apa yang ku pakai akan dipakai oleh mu juga, nyonya Ryu!."
Sontak Chaeyong menghela napas kasar, dan bangun dari posisi duduknya berjalan menuju Ellie.
"Dan semua make up yang kau beli menggunakan uangku, nyonya Min. Jadi, jangan membuat aku seolah-olah wanita tidak bermodal."
Ellie berdecak dengan tangan yang memegang keranjang mini yang terdapat beberapa make up didalamnya.
Menyebalkan, sebuah fakta baru saja terungkap. Bahwa make up yang dimiliki Ellie itu dibeli dengan uang Chaeyong, perempuan yang jarang sekali menyentuh dan memakai make up, kecuali jika dia harus bertemu dengan orang penting atau mendatangi sebuah acara khusus.
"Padahal aku ingin membayar ini, mengingat kau berkata 'make up yang kau beli menggunakan uang ku' aku mengurungkan niat untuk membayarnya."
Niat hati Ellie yang terpaksa dibatalkan dengan senang hati, karena mendengar penuturan Chaeyong, seraya memberikan benda yang berada di keranjang pada perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Be ✔️
FanfictionChaeyong tidak pernah terpikir akan terjebak dengan pekerjaan yang berhasil membawanya masuk kedalam jurang kebohongan yang dibuat Taehyung. Lingkaran hitam sudah terlalu dalam menariknya masuk, sehingga dia tidak bisa keluar dari tempat itu. Taehyu...