16

505 75 1
                                    

Bacanya pelan-pelan aja, nanti takut nyusruk kalo cepet - cepet.. (:v

Happy Reading!!💜







"Jimin!."

Panggilan itu berhasil lolos dari ramainya hiruk pikuk jalan yang dipenuhi beberapa orang berlalu lalang.

Kegembiraannya membawa langkah kaki maju menghampiri laki-laki yang sedang bersama seseorang disampingnya, bersamaan dengan senyum terbentang bagaikan bulan sabit yang tengah tersenyum dimalam hari menghiasi langit malam.

Orang yang dipanggil namanya menelengkan kepala, tak urung melepaskan senyum pada dua garis bibirnya melengkung keatas.

"Hai, Chaeng!." Sapanya balik saat presensi wanita dengan pakaian casual berada tepat dihadapannya.

Satu buah tos'an pada dua tangan yang melayang diudara tersampaikan bersama dengan sebuah kekehan setelahnya.

"Apa yang kau lakukan disini?."

"Aku?."

Chaeyong merotasikan matanya, memang siapa lagi yang sedang berbicara pada makhluk didepannya ini selain dirinya.

Terkadang dalam diamnya Chaeyong merutuki tingkah Jimin yang menyebalkan, walau pun laki-laki itu selalu berhasil mengajak pikirannya teralih dalam kehidupan yang dia jalani saat ini.

"Bukan, aku sedang bertanya dengan tiang disamping mu." Ketusnya yang dihadiahi satu cubitan pada hidung perempuan itu dari Jimin.

Gemas, Chaeyong sangat cantik hari ini. Baju crop putih dengan sentuhan motif bunga-bunga mawar yang berwarna-warni dan celana kulot hitam panjang polos, terlebih rambut wanita itu yang digerai menambahkan kesan girlfriend material.

"Kau mengibaratkan teman ku yang tampan ini tiang? Wah, parah sekali." Jawabnya melenceng dari perkiraan Chaeyong, Jimin melirik sekilas teman yang berada disampingnya lalu tersenyum jahil saat sebuah pelototan yang dilayangkan Chaeyong seakan ingin memakannya, tertangkap indra penglihatnya.

"Tidak! Kau ini.." satu gebukan mendarat tepat pada lengan Jimin,

"Kau mau saja berteman dengan dia? Jimin memiliki kebodohan diatas rata-rata. Tiang segede begininya saja dia tidak lihat!." Tukas Chaeyong kepada teman Jimin, seraya memukul-mukul tiang hitam yang berdiri kokoh disamping mereka dengan gemas.

"Aku sudah biasa menanggapi Jimin yang kelewat bodoh." Jawab laki-laki itu terkekeh, membuat Jimin melayangkan satu tatapan kesal pada dua orang yang menguarkan tawa kelewat kencang atas gelar bodoh yang diberikan.

"Aku itu bukannya bodoh!." Sungutnya membuat dua orang yang tertawa itu diam, menatap Jimin yang menampikan wajah kesal serta tangan yang bersidekap dada.

"Lalu, kalau tidak bodoh apa?." Tanya Chaeyong yang dijawab dengan senyum senang Jimin. "Cuma kurang pinter aja."

Tak!

"Itu sama saja bodoh!."

"Jangan menjitakku, Jungkook!."

Tak!

"Yaa! Chaeng, jangan menjitakku juga!."

"Kau memang bodoh!."

Dua tawa yang menjadi satu bagaikan lantunan lagu yang menyenangkan hati lagi-lagi menguar diudara dan tertangkap jelas pada indra pendengarnya.

Ah, dia rindu mendengar seseorang tertawa karena dirinya seperti ini. Lebih dari kata senang, Jimin telah menemukan sepenggal kebahagiaannya yang hilang dulu, saat satuan akan kenangan dari kisah pertemanannya berakhir dengan sangat tragis.

Let It Be ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang