Mari kita pahami, tentang apa yang sebenarnya terjadi pada beberapa bulan yang lalu.Apa kalian masih mengingat kejadian sore hari, dimana perempuan bersurai coklat menunggu sahabatnya yang datang terlampau lama disebuah kafe, dengan matcha late menjadi temannya? Ia, Disitulah awal dari segalanya dimulai.
Jika tidak benar, Ellie berkata; -'Tinggalkan Taehyung dan kembalilah jika kau bisa kembali.' Itu, adalah sepintai ucapan yang menyusut menjadi sepucuk penawaran atas dirinya yang disuguhi pilihan; untuk mengakhiri hubungan dengan Taehyung atau mati tanpa sepengetahuan Taehyung.
"Apa kau gila? Aku baru menikah selama sebulan dengan Taehyung dan kau ingin aku meninggalkannya?." Tanyanya menatap tidak percaya Ellie.
"Lalu apa yang harus dilakukan lagi, saat nyawa Alice terancam? Hanya kau yang bisa membantunya. Jika kau lupa, biar ku beri tahu, bahwa kau memiliki hutang budi pada ayahnya Alice yang telah mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan mu!."
"Bisa kau tidak membahas soal itu!."
"Hanya itu yang bisa ku katakan biar kau sadar! Bahwa Alice sangat berarti bagiku, kau dan juga Ahjumma. Saat ini hanya kau yang dibutuhkannya!."
Chaeyong memejamkan mata, pikirannya bersibobrok pada konsekuensi yang akan dia dapatkan nanti.
Takut pada suatu alasan menjadi kekhawatirannya, bukan, tentu saja bukan takut pada siapa yang akan mengambil nyawanya saat menyelamati Alice, melainkan takut pada seseorang yang berhasil memporak-poranda hati dan juga pikirannya satu bulan ini.
Taehyung, lelaki itu adalah alasan mengapa ia takut. Takut akan kehadirannya nanti tidak lagi bisa diterima saat kembali, ia takut pada sebuah rasa yang baru berbuah akan mati, saat dirinya meninggalkan pergi tak menyirami.
Tapi, hal yang membuat hatinya goyah lagi-lagi mengelabui pikirannya, saat satu peluru menancap tepat ditubuh laki-laki seumuran ibunya, untuk menyelamati nyawa bocah yang sedang menangis menyeru nama sang ibu agar kembali dengan nyawa yang sudah pergi.
Lelaki itu ayahnya Alice, tuan Park Min Jae yang merelakan nyawanya demi melindungi bocah ingusan, yang saat itu menginginkan mati juga ikut menyusul sang ibu.
Kekesalan dan kesedihan menjadi satu dengan tangisan, tuan Park sudah dianggap sebagai ayah kedua, saat ayahnya lebih dulu meninggalkan dirinya bersama sang ibu pergi ke surga.
Dan saat ini, keduanya ikut pergi juga dengan peluru menancap tepat dijantung mereka, meninggalkan dua bocah perempuan yang tidak mengerti apa-apa tentang kehidupan dirundung kebingungan.
Sampai pada mereka hidup dengan jalan yang sedikit berbelok dari kehidupan normal, menjalani hari tanpa absen menghabiskan nyawa orang brengsek yang hidup didunia ini dengan menarik pelatuk pistol saat terarah pada; kepala, jantung dan bagian tubuh yang memiliki kelemahan untuk tidak bisa bertahan lebih lama. Mereka tuntaskan tanpa belas kasih sedikit pun.
Tentu saja itu tidak baik, yang mereka lakukan salah. Tapi, apakah kalian pernah mendengar kata-kata seperti; 'sejahat apapun kalian, orang baik akan membawa kalian kejalan yang lebih baik dari sebelumnya.'
Dan saat itulah, pertemuan Alice dan Chaeyong dengan Narae menjadi awal mula kehidupan yang lebih mendominan kebahagiaan daripada kesedihan, arti kehidupan, kebersamaan, kekeluargaan, menjadi sangatlah penting bagi mereka.
Pun, acapkali dia selalu berpikir bahwa apa yang dikerjakan dengan Narae tidak jauh beda dari membunuh seseorang, tapi setidaknya dia tidak perlu mengotori tangannya seperti dulu selama bersama Narae.
Dan sekarang, dia diminta secara tidak langsung dengan Ellie untuk melakukan hal yang sudah lama dia tinggalkan?
"Bagaimana?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Be ✔️
Fiksi PenggemarChaeyong tidak pernah terpikir akan terjebak dengan pekerjaan yang berhasil membawanya masuk kedalam jurang kebohongan yang dibuat Taehyung. Lingkaran hitam sudah terlalu dalam menariknya masuk, sehingga dia tidak bisa keluar dari tempat itu. Taehyu...