"Eomma, semalam aku bermimpi. Kau berjalan menyusuri danau yang dipenuhi bunga-bunga mawar disekitarnya." Ucap gadis kecil dengan rambut panjang yang sedang menatap ibunya.
Sumpit yang berada digenggamannya dia taruh tepat disamping piring makan. Lalu tersenyum seraya bertanya, "apa danau itu indah?."
Gadis kecil itu mengangguk dan tersenyum lebar, seakan dia benar-benar masuk kedalam dunia mimpi semalam, saat melihat pemandangan yang indah bukan main.
"Tentu. Sangat indah, eomma. Dan semakin indah karena ada kau disana."
"Benarkah?."
Anggukan antusias, menjadi jawaban penguat dari mimpi yang dialaminya semalam.
Senyum keibuan yang terpatri diwajahnya, menggambarkan betapa lucu gadis kecil yang sedang duduk dihadapannya itu.
"Lalu, apa yang eomma lakukan disana?." Tanyanya yang berhasil mengubah raut wajah gadis kecil itu yang sedang tersenyum menjadi cemberut.
Anak itu menatap lekat wanita didepannya dengan serius, memperhatikan setiap inci wajah cantik ibunya yang tidak pernah membosankan. Tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca.
Karena hal selanjutnya adalah sesuatu yang tidak perlu didengar dan diberitahu. Sulit dipahami bagi gadis berumur 8 tahun.
"Chaeyong, melihat eomma pergi. Membawa satu tangkai mawar putih, dan meninggalkan mawar hitam untukku." Ujarnya kelewat parau, terdengar sangat pelan dan memilukan.
"Bukankah mawar hitam memiliki arti kematian, eomma? Apakah aku akan pergi meninggalkan mu? Menyusul Appa?."
"Kau pasti akan lebih kesepian jika aku meninggalkan mu, eomma, dan Chaeyong tidak suka, itu. Melihat eomma satu hal yang dapat menyakitiku." Tambahnya yang membuat Yunha- ibunya Chaeyong tersenyum maklum melihat putrinya yang berlebihan akan mimpi yang dialami.
"Kau mau tahu satu hal?." Tanya Yunha membuat Chaeyong mengangguk lemas.
"Eomma, tidak pernah sendiri, Chaeng. Appa selalu menemani eomma, disini."
Tunjuk jari Yunha, tepat dimana letak jantung berada.
"Dan arti dari mimpimu, kau tidak perlu memikirkannya gadis kecil. Eomma yakin, Bahwa kau tidak akan meninggalkan, eomma. Karena janji yang sudah kau buat dengan Appa. Benar, bukan?."
Tatapan sendu membuat Chaeyong kecil menunduk. Menahan sesuatu didalam dirinya agar tidak keluar. Tapi tetap saja, sebulir air mata jatuh bersamaan dengan suara tembakan yang berhasil ditangkap dengan sangat jelas oleh indra pendengarnya.
Yang berhasil membuat dia tekejut, berlalu begitu cepat saat dia merasakan tubuh Eommanya datang memeluk dia dengan sangat erat
Serta kalimat terakhir yang diucapkan Yunha membuat Chaeyong menangis dalam diam, dengan isakan memanggil nama ibunya agar kembali, walau nyatanya dia sudah pergi dan takkan kembali.
"Karena yang akan pergi bukan kau, Nak. Melainkan, eomma. Kau tahu seberapa besar cinta eomma dan appa untuk mu, bukan? Jadi, jangan pernah menganggap kau sendiri, karena eomma dan appa ada disini. Bersamamu." Ujar Yunha seraya menunjuk tepat di hati Chaeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Be ✔️
FanfictionChaeyong tidak pernah terpikir akan terjebak dengan pekerjaan yang berhasil membawanya masuk kedalam jurang kebohongan yang dibuat Taehyung. Lingkaran hitam sudah terlalu dalam menariknya masuk, sehingga dia tidak bisa keluar dari tempat itu. Taehyu...