2. Melaksanakan Tugas

837 69 3
                                    

Jangan sekali-kali terlambat, kau akan kena hukuman. Itu menjengkelkan.
-
Mila Setyaningrum

Bu Susi masih setia memberikan wejangan kepada ketiga siswa dan siswi di hadapannya. Tak peduli apakah mereka mendengarkan atau tidak.

Alvin nampaknya tak pernah bisa diam. Ia melirik gadis di sampingnya. Mila sedang mendengarkan Bu Susi dengan penuh khidmat.

Alvin berbisik ke arahnya.

"Gue ngantuk dengernya." Mila yang mendengar ucapannya seketika mengangkat wajahnya lalu melirik Alvin sekilas.
Mila tak berminat meladeni Alvin. Baginya, ruang khusus adalah tempat menakutkan ditambah sekarang ia berada satu ruang dengan dua cowok yang terkenal badung di sekolahnya.

"Lo cantik. Tapi nakal juga. Gue gak suka," bisik Alvin lagi.

'Siapa juga yang suka sama kamu? Dasar kege-eran!' Mila berkata dalam hati.

"Kenapa liatin gue? Gue ganteng, yak?" Alvin mengedipkan sebelah alisnya.

Melihat itu, Mila segera membuang muka.

Walau Alvin sebenarnya benar. Ia memang tampan. Wajahnya khas bule, mungkin perpaduan Jerman-Indo, walaupun rambutnya berwarna hitam dan nampak berantakan Kulitnya putih, hidungnya mancung. Tingkahnya juga lucu, tapi sayang dia bandel.

Puas menilai wajah Alvin, Mila kembali menunduk menyadari cowok itu tampak kembali mengedipkan mata.

"Devano! Kamu dengerin saya nggak sih?" tanya Bu Susi pada cowok yang duduk di pojok. Matanya melotot marah.

Mila memutar tubuhnya melirik cowok tampan yang ditanya Bu Susi.
Ia membaca name tag pada seragam cowok itu, 'Devano Anggara'.

Wajah cowok itu tak kalah tampan dari Alvin, mata beriris cokelat muda, kulitnya putih dan tak lupa pula hidungnya yang mancung. Juga rambut berwarna abu-abunya terlihat acak-acakan namun tetap perfect, pikir Mila.

'Ganteng sih, sayangnya nakal kayak dia.' Lagi-lagi Mila berucap dalam hati. Ia melirik Alvin yang lagi-lagi mengerling ke arahnya.

"Iyalah, Bu. Ibu ngedongeng, kan? Liat nih saya ngantuk," jawab Devano sembari menguap. Tangannya menangkup dada dengan santai.

Alvin terkekeh.

"Sudah!"--Bu Susi menatap Alvin tajam,-- "Dasar gak sopan! Sekarang, saya mau kalian bertiga membersihkan toilet sekolah!" Bu Susi setengah berteriak.

"Buset dah, Bu. Kagak ada hukuman lain apa?" tanya Alvin pura-pura terperanjat.

"Tidak ada, atau kamu mau saya tambahkan hukumannya?" tawar Bu Susi.

Alvin menggeleng.

"Ya udah deh, Bu. Asalkan Ibu bahagia ...," ujar Alvin pasrah sambil bernyanyi.

Mila yang melihat tingkah Alvin hanya bisa menahan tawanya.

***

"Buset, bukan main nih wanginya toilet. Bikin gue mau muntah." Sumpah serapah Alvin keluar dari mulutnya sambil menutup hidung mancungnya.

Mila lagi-lagi terlihat menahan tawanya.

"Sekarang, kalian bersihkan sampai selesai dan bersih seperti baru!" ucap Bu Susi tegas.

"Iya, Bu." kata Mila dan Alvin hampir bersamaan. Pasrah.

Sesaat kemudian, Mila mulai mengepel lantai toilet tersebut. Alvin sibuk menyikat bak air. Sedangkan Devano masih tetap berdiri pada tempatnya sambil memasang tampang stay coolnya.

Story About MilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang