7. Perhatian

524 51 0
                                    

Sial!
Aku menatap wajahnya.
Apa aku gila?
-
Devano Anggara

Benar saja, Rangga dan teman-temannya tak masuk sekolah. Mila baru saja mencari mereka di cafe kecil belakang sekolah. Namun, nihil.

Entah kenapa Mila jadi seperhatian itu pada mereka.

***

Sudah pukul 01:45, mata indah Mila tak kunjung dapat terpejam. Tubuhnya berkali-kali mengubah posisi tidurnya tapi tak berhasil membuat matanya tertutup dan beralih ke dunia mimpi.
Pikirannya kini melayang-layang, hingga getaran HPnya membuat dirinya terbangun dari ranjang empuknya.

'Halo!'

Suara seseorang tengah terbatuk-batuk di seberang sana membuat air mukanya nampak khawatir.

'Halo, Rangga kenapa?'

'Ha-lo Mila, lo bisa nyetir gak?' Suara bariton Rangga.

'Bisa, emang Rangga kenapa?'

'Lo ke sini yah, gue ama temen-temen pada gak bisa bawa motor nih.'

'Emang Rangga abis kenapa? berantem?'

'Udah cepetan, gue sharelok, ya.'

'Tapi--' Belum sempat Mila berkata, sambungan telepon sudah terputus.

Mila kemudian bergegas mengenakan sweater berwarna pink dan celana jeans warna birunya lalu mengambil kunci mobil di dekat pintu kamarnya.

****

Beberapa menit kemudian, mobil sedan silver yang ia kendarai berhenti di tempat yang dimaksud Rangga.
Kakinya kini berpijak di depan sebuah gudang tua dekat hutan.
Dilihatnya empat motor ninja berbeda warna yang tengah terparkir di sebelahnya.

Saat Mila melangkah masuk, matanya terpaku menangkap empat sosok tampan di hadapannya tengah terbaring lemah di beberapa tempat.
Tanpa pikir panjang, dia mendekati orang yang berada paling dekat darinya.
Telinganya mendengar erangan yang keluar dari mulut cowok tersebut.

"Revan gak apa-apa?" tanyanya melihat kondisi Revan dengan lebam di beberapa sisi wajahnya.

"Bodoh banget sih, lo gak liat muka ganteng gue ini jadi ancur!" jawabnya pelan diselingi erangan.

Mila terkekeh pelan, "ya udah, sini Mila bantu ke mobil."

Ia kemudian memapah Revan ke mobilnya dan mendudukkannya di jok belakang.

Mila kembali dan menghampiri Rangga yang sedang bersandar di dinding, sudut bibirnya terlihat mengeluarkan darah.

"Rangga bisa berdiri 'kan?" tanyanya. Wajah Mila terlihat khawatir.
Tangan kanannya terjulur hendak menyentuh sudut bibir Rangga.

"Aww! Lo jangan sentuh!" Rangga meringis.

"Maaf. Rangga bisa berdiri?"

Rangga tersenyum simpul. "Iyya, tapi lo bantuin dong," ucapnya manja.

"Ishh, Rangga. Geli tau dengernya."

"Hahahaa, aww ... sakit nih!" omelnya setelah Mila memukul bahunya.

"Rasain! Udah ayok. Mila bantu!" ucapnya membantu Rangga dan kembali membawanya ke mobil.

Kini Mila menghampiri Devano yang terlihat lebih kuat dari yang lainnya.

"Lo gak usah bantuin gue," katanya tanpa ekspresi sambil menepuk lengan jaket hitamnya yang terkena debu.

"Kenapa?" tanya Mila melihat wajah Devano yang sedikit berdarah di bagian pelipisnya.

Story About MilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang