3. Bolos Bareng

698 58 10
                                    

"Buset dah. Nih anak gak makan berapa bulan?" Alvin membelalakkan matanya. Tak percaya.

***

Sesaat setelah Mila menyelesaikan makannya, seseorang cowok berambut cokelat terlihat berlari tergesa-gesa menghampiri mereka.

"Bro, cepetan cabut," ucapnya ngos-ngosan karena habis berlari.

Para siswa terkecuali Mila memerhatikan Revan.

"Lo kenapa, Van? Kek abis dikejar anjing aja!" kata Alvin sambil meminum soda di tangannya. Namun, segera direbut Revan sehingga soda muncrat di wajahnya.

"Apa-apaan lo, Van. Datang-datang main nyelonong aja. Kasian tau muka ganteng gue!" cerocos Alvin.

Revan tak peduli.
Kaleng soda yang telah kosong usai ia teguk kemudian ia lemparkan di tempat sampah.

"Cepetan cabut, keburu Pak Edi dateng!" tegas cowok yang ber-name tag 'Revan Farlozza'. Ia melanjutkan laporannya.

"Kok bisa?" tanya Rangga heran.

"Ada adek kelas yang ngelaporin, buruan kita cabut!" katanya sejurus kemudian.

Mereka semua beranjak dari tempat itu, kecuali Mila.

"Ayo," ajak Rangga menarik tangan Mila.

"Kenapa kalian takut sama Pak Edi?" kata Mila polos.

"Ehh, kok ada cewek di sini?" Revan baru menyadari kehadiran Mila.

"Entar gue jelasin. Mila, ayok pergi dari sini!" ucap Rangga.

"Tapi, kan. Bentar lagi bel istirahat. Mila mau nunggu di sini aja.

"Ya ampun, nih cewek minta di getok kali, ya!" ucap Revan gemas.

"Karena kita ketahuan bolos, Oon!" seru Devano dingin.

"Udah, ayo cepetan naik. Mila mau dihukum sama Pak Edi karena bolos bareng kita?" pinta Rangga sambil memakai helm full facenya dan mengajak Mila naik di motor ninja berwarna merahnya.

Mila menuruti perintah Rangga. Walau masih sedikit bingung. Mengapa mereka takut pada Pak Edi?

Keempat cowok tampan itu pun mengendarai motornya masing-masing dan segera pergi dari tempat tersebut sebelum Pak Edi datang.

Akhirnya, Pak Edi datang ke tempat tersebut. Namun, guru bertubuh tambun itu tak melihat seorang pun siswa di sana. Beliau kemudian kembali dengan tangan hampa.

***

Keempat motor ninja berbeda warna berhenti di depan gerbang hitam yang menjulang tinggi. Di balik gerbang, sebuah rumah mewah bertingkat tiga menyapa manik Mila.
Mila turun dari motor Rangga.

"Ini rumah siapa, Rangga?" tanya Mila memperhatikan halaman rumah yang luas itu.

"Ini rumahnya si Devano," jawab Rangga memarkirkan motornya.

"Ohh, besar ya," Mila berdecak kagum. Mengamati rumah mewah di hadapannya.

"Ayo masuk!" ajak Rangga seraya menarik tangan Mila untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah setelah gerbang terbuka.
Sementara, Devano, Alvin dan Revan sudah memasuki rumah itu terlebih dahulu.

***

Mila kini duduk di sofa memperhatikan Rangga, Alvin dan Revan yang sibuk bermain PS di ruang tengah rumah tersebut, sedangkan Devano, si pemilik rumah entah ke mana.

Berjam-jam ia hanya duduk menyaksikan. Sesekali menyapu pandang pada isi ruangan tersebut. Ada mini bar di sudut ruangan dengan berbagai merk minuman alkohol yang tergeletak di atasnya. Entah masih berisi atau sudah habis.

Story About MilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang