24. Kembali dan Bubar

368 35 12
                                    

Baru kali ini gue bikin cewek bahagia. Ternyata gak terlalu buruk.

Devano Anggara

Mereka berkeliling pasar malam bak dua remaja kasmaran. Tak jarang, saat berpapasan dengan segerombolan remaja seusia mereka, bisikan selalu terdengar. Bahkan, ada yang terang-terangan menatap Devano dengan tatapan meleleh. Namun, si cowok tampan itu sama sekali tak menggubris. Ia terus saja berjalan dengan tampang coolnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Devano.

Ia melirik gadis di sebelahnya.
Namun, Mila bergeming.
Hanya matanya yang terus menatap sebuah boneka doraemon--tokoh kartun kesukaannya-- berukuran sedang di tempat permainan 'Lempar Gelang'. Seakan tahu apa maksud Mila, Devano lalu menggandengnya mendekati tempat tersebut.

Percobaan pertama gagal. Devano tak menyerah. Ia terus saja melemparkan satu per satu gelang untuk mengenai botol tetapi tak satu pun yang berhasil.

"Argh!" Devano frustrasi. Ia melempar semua gelang yang ia punya. Tetap tak ada yang berhasil.

"Kok susah? Lo curangin, ya?" Devano menatap pria penjaga permainan tersebut.

Pria berumur tiga puluhan itu nyengir.
"Masnya yang gak jago main."

"Gue beli deh bonekanya. Mau gak?" tawar Devano. Rupanya ia lelah bermain.

"Gak bisa, Mas. Nanti saya dipecat sama bos saya. Mas main lagi aja!" Pria itu menantang.

"Gue bayarnya lebih!" Devano mulai berapi-api. Baru kali ini ada orang yang menolak uang.

"Tetap gak bisa, Mas." Rupanya pria itu menjunjung tinggi kejujuran.
Devano tak kehabisan akal.

"Bos lo gak bakal tau! Gue beli!" Ia menyodorkan lembaran mata uang berwarna merah.

Pria itu menggeleng.

Devano akhirnya menyerah. Ia melirik gadis di sampingnya, sementara Mila membalas dengan tatapan sendu.

"Kita beli aja di toko. Gue males sama nih orang!" Agak kesal, Devano lalu menarik Mila menjauh.

Melihat Mila yang terus-menerus diam, Devano merasa risih.
Ia melihat sebuah stand ice cream.

"Lo tunggu di sini!" Devano berlalu.
Meninggalkan Mila yang menuruti perkataannya.

Tak berapa lama kemudian, dia datang membawa dua ice cream rasa strowberry. Ia menyodorkannya pada Mila.
"Gak usah manyun lagi, nih!"

"Dua-duanya buat Mila?" tanyanya dengan mata berbinar.
Devano mengangguk.
Tanpa buang waktu, Mila segera mencomot keduanya. Wajah cerianya kembali terpancar. Membuat Devano bernapas lega.

Puas berkeliling dan menikmati berbagai wahana di pasar malam serta tak lupa menghabiskan gulali dan ice cream yang dibelikan Devano, Mila melepas lelah.

Ia memilih duduk di taman. Agak menjauh dari keramaian. Sorot matanya terus saja menyapu pemandangan di depannya. Kerlap-kerlip lampu tak luput dari pandangannya. Sementara Devano kembali menghilang entah ke mana.

Tak lama berselang.

"Nih!" Devano menyodorkan sebuah boneka doraemon berukuran sedang.

Story About MilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang