Gilang senang bukan kepalang karena pekerjaannya selesai lebih cepat daripada yang di perkirakan.
Ia menge-pack baju-baju yang ada di kamar hotel yang ia sewa.
Ia keluar dari hotel dan berjalan menuju parkiran mobil dan melajukannya.
Di tangah perjalanan, ia sengaja menelfon sang kakak angkat tanpa memikirkan resikonya.
"Halo kak. "
"Gilang, ada apa? Apa ada masalah? "
"Nggak kok kak. Di sini aman-aman aja. Malahan sekarang aku udah di perjalan pulang. "
"Apa!? Pulang? Kok cepet banget! Kau menyelesaikan masalah dengan benar kan? Tak asal-asalan? "
"Ya nggak lah kak. Se-AAA!! " di perempatan jalan, ada truk dari arah yang berlawanan sedang oleng.
Dan menabrak mobil yang di tumpangi oleh Gilang.
Brak...
*****
Brak...
"Halo...Gilang halo? " tanya Fadly panik.
"Ada apa nak? " tanya Resti.
"Ini mah..Gilang nelfon aku, tapi tiba-tiba sambungannya mati dan disaat itu pula ada suara benda yang ketabrak gitu.. "
"Masya allah...kok perasaan mamah nggak enak ya? "
"APA!!? " tiba-tiba saja terdengar suara Risky berteriak kaget.
"Ada apa Pah? " tanya Resti yang baru saja menghampiri sang suami.
"Gilang...."
"Gilang kenapa pah? " timpal Fadly.
"Gilang....Gilang...kecelakaan! "
Jleb...
Bagaikan ada beribu-ribu belati tajam yang menusuk dada Fadly dan Resti. "Gilang...hiks...hiks..." Resti langsung menangis sejadi-jadinya.
Mereka langusung bergegas menuju rumah sakit dimana Gilang di larikan.
Mereka memilih menggunakan satu mobil agar lebih simpel dan sampai bersamaan.
Tapi karena jarak rumah dan kota yang sedang dikunjungi Gilang cukup jauh, membuat mereka membutuhkan beberapa jam untuk sampai di sana.
*****
Nashwa merasa ada yang janggal dengan hari-hari. Ia memang berangkat bekerja seperti biasa.
Berangkat pagi dan pulang malam.
Tapi kali ini ada yang aneh. Ia merasa....kehilangan?
Entahlah. Nashwa pun tak tau. Sudah tiga hari ini ia tak bertemu, melihat, ataupun mendangar suara dari Fadly maupun Gilang.
Nashwa berfikir bahwa mereka sedang mengurus klien di luar perusahaan.
Dengan langkah lemas, Nashwa berjalan ke arah pantry hendak membuat teh.
Kenapa dua tak memanggil office boy atau office girl?
Alasannya karena ia tak mau merepotkan dan menurut Nashwa, teh atau minuman yang dibuat oleh mereka kurang pas.
Sampai di pantry, Nashwa bertemu dengan Karin, sang resepsionis kantor. "Nashwa!! Mau bikin apa? " sapanya.
Nashwa dan Karin menjadi teman yang baik semenajak Nashwa bekerja di kantor.
Maka dari itu, Karin memanggil Nashwa dangan nama saja karena mereka bersahabat cukup dekat.
"Iya. Aku mau bikin teh! " jawab Nashwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehilangan
General FictionNashwa Apriliana. Seorang gadis berhijab yang hidup sebatang kara. Sebenarnya ada sang kakak. Gilang Mahendra. Namun mereka berdua terpisah karena tragedi di masa lalu. Karena Nashwa masih terlalu kecil, dia tidak ingat apa-apa tentang sang kakak. D...