Kini, Nashwa tengah bersiap-siap hendak mencari pekerjaan. Tiga bulan belakangan ini, dia mencari pekerjaan namun hasilnya nihil.
Tak ada perusahaan ataupun tempat kerja biasa yang menerimanya. Padahal Nashwa mendapatkan S2 lho. Dari mana biaya untuk kuliah? Sedangkan Nashwa saja tinggal di panti asuhan!
Nashwa adalah anak yang sangat pintar. Dari SD, dia selalu menjadi juara kelas. Begitupun di SMP dan SMA. Dia selalu menjadi juara kelas dan masuk ke kelas unggulan. Alhasil, ketika lulus SMA, banyak sekali tawaran beasiswa.
Nashwa mulai merasa kelelahan. Rambut dibalik hijabnya pun sudah mulai basah akibat keringat. Nashwa memutuskan untuk membeli minum dan duduk di salah satu bangku taman.
Ketika Nashwa sedang asyik-nya bermain handphone, matanya tertuju pada seorang lelaki yang tengah sibuk menelefon sampai tak sadar bahwa ada mobil yang melaju kencang ke arahnya.
Dengan sigap, Nashwa berlari ke arahnya dan langsung menarik tangan sang pria. "Awas mas! " pekik Nashwa.
Ketika Nashwa menarik orang tersebut, badannya terhuyung ke belakang dan kedua siku tangannya untuk menopang tubuh. Nashwa kaget karena jarak antara muka dirinya dengan muka yang ditolong sangat dekat. Refleks, Nahwa langsung mendorongnya agar menjauh.
"Eh, maaf! " ucap Nashwa.
"Seharusnya saya yang minta maaf. Dan makasih ya udah nolongin saya! " ucap sang pria.
"Kenalin, nama saya Fadly! " sambung-nya sambil mengulurkan tangan.
"Oh ya! Nama saya Nashwa! " sambut Nashwa dengan hangat.
"Dan jangan panggil diri sendiri 'saya' dan 'mas mbak'. Kayak biasa aja, biar lebih akrab! " ucap Fadly.
"Ah iya mas. Eh maksudku Fadly! " Nashwa merasa canggung.
Fadly melihat Nashwa memegangi kedua sikunya. Setelah dilihat ternyata siku-nya lecet.
"Yaampun! Siku kau terluka! Sini biar aku obati! " ucap-nya seraya menarik Nashwa ke bangku taman.
Fadly melipat kedua lengan baju Nashwa agar memperlihatkan luakanya. Awalnya Nashwa menolak karena Fadly termasuk orang asing yang baru saja dikenal.
"Tenang, aku tidak akan menyakiti kau! " ucap Fadly.
Fadly mengeluarkan kotak P3K kecil dari dalam tas kerjanya. "Kau selalu membawa kotak ini? " tanya Nashwa.
"Ya! Aku selalu membawanya untuk berjaga-jaga. " jawab Fadly.
Setelah mengobatinya, Fadly melihat berkas-berkas yang terlihat seperti untuk melamar pekerjaan.
"Ehm, kau ingin melamar pekerjaan ya? " tanya Fadly pelan.
"Ah iya benar. Aku hendak melamar pekerjaan. Tapi sayang nya tak ada satu tempat pun yang mau nenerima lamaranku! " keluh Nashwa.
"Bagaimana jika kau, ikut bersama ku? Perusahaanku sedang mencari karyawan baru, siapa tahu kau diterima! " ajak Fadly.
"Benarkah? Kalau begitu ayo! " jawab Nashwa antusias.
Fadly mengajak Nashwa ke kantornya. Di dalam mobil, Nashwa tersenyum senang karena sebentar lagi dia akan mendapat pekerjaan.
"Kau terlihat senang sekali? " tanya Fadly.
"Tentu saja. Dengan gaji dari pekerjaan ini, aku dapat dengan mudah mencari kakak-ku! " jawab Nashwa keceplosan.
"Hah? Kakak? " tanya Fadly bingung.
"Ehm...aku itu punya kakak. Tapi dulu waktu kecil aku kepisah sama dia. Dan selama ini aku hidup di panti asuhan. " curhat Nashwa. "Eh, maaf! Aku malah curhat! " sambung Akira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehilangan
Genel KurguNashwa Apriliana. Seorang gadis berhijab yang hidup sebatang kara. Sebenarnya ada sang kakak. Gilang Mahendra. Namun mereka berdua terpisah karena tragedi di masa lalu. Karena Nashwa masih terlalu kecil, dia tidak ingat apa-apa tentang sang kakak. D...