Menyusul

130 2 0
                                    

"Jadi, kamu mau milih yang mana? Yang ini atau yang itu? "

"Ehm...aku mana aja deh. Bagus semua soalnya. "

"Ya udah mba, kami pilih yang ini ya..."

"Baiklah. Silahkan mas dan mbak tunggu sebentar..."

Setelahnya, kedua pasangan itu duduk di kursi yang disediakan.

"Nggak papa kan aku pilih yang tadi? "

"Nggak papa Gas! Lagian itu juga bagus kok. "

"Nashwa! Aku bener-bener nggak salah pilih kamu ya. Kamu memang calon istri yang baik. "

Nashwa tersipu. "Dan kamu calon imam terbaik. "

"Permisi. Mas! Mbak! Ini pesananan cincinya! "

Nashwa dan Gaska menuju si pelayan tadi dan mengambil cincinya serta melakukan transaksi.

Mereka memutuskan untuk langsung pulang saja, karena hari sudah mulai sore.

Sebenarnya mereka bisa saja membeli cincinnya di waktu pagi. Tapi diperusahaan ada masalah keuangan yang mau tidak mau Gaska harus turun tangan.

Sehingga mereka memutuskan untuk membeli cincinnya sehabis ashar.

"Makasih untuk hari ini ya? " ucap Gaska yang masih fokus pada jalanan.

"Sama-sama. Aku juga makasih banget. Nggak terasa beberapa minggu lagi kita bakalan jadi suami istri. " ucap Nashwa sambil menoleh ke arah Gaska.

Gaska tersenyum simpul dengan tangan kiri yang menggemgam tangan kanan Nashwa.

"Gaska! Aku mau tanya boleh nggak? " tanya Nashwa ragu-ragu.

"Silahkan. Aku jawab dengan jujur kok. " ujar Gaska santai.

"Ehm...kenapa kamu nggak nerusin perusahaan keluarga kamu Gas? Kan kamu bisa nerusin perusahaan itu. Kenapa kamu malah kerja di tempat orang lain? "

"Hahaha...kalau aku nerusin persuhaan keluarga, trus kakak aku mau dimana? "

"HAH?! Kakak?! Kamu punya kakak? " Nashwa terkejut karena baru menyadari satu hal itu.

"Iya aku punya kakak. "

"Trus waktu aku kerumah kamu, kok nggak ketemu sama dia sih? " tanya Nashwa.

"Hehehe...dia lagi ngurusin pekerjaan diluar kota. "

"Oh...gitu. Perempuan atau laki-laki? "

"Ternyata kamu kepo yah? "

"Ihh...Gaska! Aku bukannya kepo. Aku cuma pengin tau aja..."

"Sama aja Nashwa sayang..."

"Ya jelas bedalah! Masa aku mau jadi keluarga kalian, tapi nggak tau apa-apa. " gerutu Nashwa.

"Iya-iya. "

"Jadi, kakak-mu laki-laki atau perempuan? " tanya Nashwa sekali lagi.

"Kakak-ku laki-laki. Namanya Kak Gafan. Dia kuliah di universitas yang sama kayak kita. Kamu kenal dia nggak? "

"Kak Gafan? Ehm...kayaknya aku pernah denger nama itu deh. Tunggu, coba aku inget-inget. " ucap Nashwa sambil mengerutkan keningnya.

Gaska setia menunggun Nashwa berfikir. Sampai pada akhirnya, Nashwa menemukan jawabannya.

"Ah iya-iya. Aku kenal Kak Gafan. Cuman sekedar tau aja namanya aja sih. Kak Gafan itu yang pernah nolongin perempuan tapi akhirnya dia masuk rumah sakit. Bener nggak? " tebak Nashwa.

KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang