Kenangan Termanis

124 0 0
                                    

Happy Reading!!
Typo kasih tau..please...

"Ya Allah...ini dari siapa? "

Semua orang ikut menikmati betapa indahnya benda itu. Suara langkah orang mendekat tak diindahkah oleh Nashwa yang sedang duduk dengan manisnya sambil memandangi benda itu.

"Bagus nggak? "

Nashwa mengangguk tanpa mendongak. Nashwa belum sadar siapa orang itu.

"Kamu suka banget? "

"Suka banget..." seketika itu juga ia merasa familyar dengan suara lelaki itu.

Nashwa mendongak dan matanya membola dengan sempurna. "Gaska! "

"Hai! Maaf ya, udah ninggalin kamu selama itu..."

"Jadi kamu ikut kerja sama dengan keluargaku? " Gaska mengangguk.

Nashwa mengernyitkan dahinya. Ia merasa ada sesuatu yang janggal. "Kenapa kamu bisa kerja sama dengan keluargaku? Padahal kan kamu baru kenal mama-ku. "

Gaska menggaruk tengkuk belakangnya yang tak gatal itu. "Hehehe...sebenarnya aku itu manager keuangan di perusahaan-mu. "

"Hah?! " Nashwa menengok ke arah Fadly dan Gilang dengan tatapan meminta penjelasan. Fadly dan Gilang mengangguk sambil tersenyum.

Balik lagi ke Gaska. "Kok kamu nggak bilang sih, kalau udah kenal papa sama kakak-kakakku? "

"Ya kan ini bagian dari rencana kita..."

"Dan ini, ini dari kamu? " tanya Nashwa.

Gaska mengangguk dan Nashwa tersipu malu. Ia merasa pipinya memanas.

"Mau aku pakein? " Nashwa mengangguk dengan malu.

Ketika Nashwa berdiri, Gaska memberitaunya. "Tapi ada syaratnya..."

"Syarat? Syarat apa? "

"Ehm...boleh kak? " izin Gaska.

Fadly dan Gilang hanya mengangguk, lagi. Nashwa bingung kenapa Gaska harus minta izin dulu kepada kakaknya.

Gaska mengambil benda itu dan berlutut dihadapan Nashwa. Sontak aksi itu membuat semua orang riuh bertepuk tangan. Teman-teman Nashwa pu tak henti-hentinya meneriaki godaan kepada Nashwa.

"Nashwa. Kamu tau kan kalau aku suka sama kamu sejak dulu? " Nashwa mengangguk.

"Kamu juga suka ke aku kan? " Nashwa geleng-geleng gemas atas tingkah Gaska.
(Kok kayaknya Gaska PD banget yah?:)v)

"Aku minta maaf kalau dari dulu aku nggak pernah minta kamu untuk jadi pacarku. Aku takut kalau perasaan aku ini ujung-ujungnya malah nyakitin kamu. Tapi setelah beberapa tahun kita nggak ketemu, perasaan itu masih ada. Dan itu hanya untukmu seorang. Aku sadar, aku ini pengecut. Aku nggak percaya sama perasaan aku sendiri. " Gaska mengambil nafas sejenak.

"Tapi mulai sekarang, aku percaya bahwa rasa cinta ini hanya untukmu. Untuk Nashwa. Jadi Nashwa, maukah kau menjadi pendamping hidupku untuk selamanya sampai maut memisahkan dan memulai hidup baru bersama-ku? "

Mata Nashwa berkaca-kaca. Ia tak tau harus mengatakan apa lagi. Ini sungguh pertama kalinya bagi Nashwa. Ia sangat sangat senang.

Ia tak menyangka bahwa first love-nya akan terbalaskan. Nashwa menoleh dimana kakak dan orang tuanya berada.

Mereka ber-empat serempak mengangguk. Dan sorakan dari orang-orang membuat taman semakin ramai.

"Terima...terima....terima..." sorakan dari para tamu undangan maupun orang yang tak diundang. (Tapi bukan jelangkung lho ya:)v)

KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang