Setelah mengetahui dimana letak rumah Nashwa yang sekarang, ia jadi lebih sering datang ke rumahnya.
Hanya saja, Gaska datang kesana saat kebetulan Risky, Fadly, Gilang tidak ada dirumah.
Padahal Gaska ingin sekali bertemu dengan mereka. Seperti saat ini, Gaska sedang bertamu lagi ke rumah Nashwa.
"Assalamu'alaikum..." Gaska memberi salam sebelum akhirnya diperbolehkan masuk oleh Nashwa.
"Wa'alaikumsalam..." sahut Nashwa sambil mempersilahkan Gaska duduk.
"Nih. Aku bawain buah-buahan..." ujar Gaska sambil menyerahkan sekantong buah-buahan.
Nashwa yang tak merasa enak menjawab. "Tapi Ka, kamu itu udah bawa banyak banget buah tangan. Aku kan jadi nggak enak..."
Gaska memaksa Nashwa untuk mengambil oleh-oleh yang ia bawa. "Udah nggak pa-pa. Apasih yang nggak buat calon istri. "
Nashwa merasa pipinya memanas. Ia tersipu malu mendengarnya. Tak dapat dielakkan bahwa nyatanya antara Gaska dan Nashwa saling mencintai dari dulu sampai sekarang.
"Makasih banget lho ya Ka. " ucap Nashwa sambil menyajikan teh dan beberapa kue kering.
"Iya santai aja. "
"Oh iya, sekarang kamu kerja dimana? " tanya Nashwa.
"Oh...aku sekarang udah kerja di salah satu perusahaan. Tapi mulai kerjanya besok. " jawab Gaska.
Nashwa mengangguk. "Selamat ya..."
"Kamu sendiri? Kerja dimana? "
Nashwa menyeruput teh-nya terlebih dahulu. "Aku nggak kerja. Papah, mamah, sama kakak-kakakku nyuruh aku buat diruma aja. "
Gaska mengangguk. Dan berlanjutlah mereka mengobrol sampai petang menyapa. "Eh...udah sore nih. Aku pulang dulu ya? "
"Iya nggak pa-pa. Hati-hati dijalan..." ucap Nashwa ketika mengantarkan Gaska ke pintu depan.
Tepat ketika mobil Gaska keluar dari pekarangan, dua mobil memasuki pekarangan. Nashwa yang hendak menutup pintu pun mengurungkan niatnya dan menampilkan senyuman terhangat kepada mereka.
Dua laki-laki keluar dari satu mobil dan satu laki-laki keluar dari mobil satunya.
"Assalamu'alaikum..." ucap ketiganya.
"Wa'alaikumsalam..." jawab Nashwa.
Nashwa menyalami mereka yang tak lain adalah papah dan kakak-kakaknya satu persatu. "Kok tumben kalian udah pulang? "
"Jadi kita pulang cepet nggak boleh nih? " ujar Fadly pura-pura jengkel.
Nashwa memutar bola matanya jengah. "Bukan begitu. Kan jarang-jarang kalian pulang cepat. "
"Iya kami sengaja pulang lebih awal. Lagian tidak ada yang terlalu serius disana. " jawab Gilang.
"Papah masuk dulu..." ucap Risky sambil berlalu.
Setelah Risky masuk, Nashwa menengok dan mendapati kedua kakaknya duduk dikursi depan dengan posisi Fadly menyender di bahu Gilang.
Nashwa bergidik ngeri melihat Fadly. "Kak Fadly. Kakak masih sehat kan? "
Fadly bangun dari sandarannya dan menjawab enteng. "Alhamdulillah...kakak masih sehat wal'afiat. "
Nashwa menghembuskan nafas lega. "Huh, kukira Kak Fadly sudah tidak waras sehingga menjadi homo..." Nashwa memelankan volume suaranya diakhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehilangan
Fiction généraleNashwa Apriliana. Seorang gadis berhijab yang hidup sebatang kara. Sebenarnya ada sang kakak. Gilang Mahendra. Namun mereka berdua terpisah karena tragedi di masa lalu. Karena Nashwa masih terlalu kecil, dia tidak ingat apa-apa tentang sang kakak. D...