Menata Hidup Baru Tanpa Gilang

145 0 0
                                    

Kini acara 40 hari mendiang Gilang. Nashwa tak menyangka jika kakak kandung yang sangat sangat ia sayangi pergi meninggalkannya begitu cepat. Tanpa pamit.

Setelah para tetangga pergi satu persatu sambil membawa sembako, Nashwa langsung pergi ke kamarnya. Lebih tepatnya ke balkon. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Nashwa merasakan lengan kekar melingkar di pinggangnya. Ia tentu sudah tau siapa pemilik lengan itu. "Gaska..."

"Hmm..."

"Kamu sedih lagi? " Nashwa menggeleng pelan.

Gaska membawa Nashwa duduk di sofa yang ada di balkon itu. "Terus kamu kenapa? "

"Aku cuman lagi ngliatin Kak Gilang. " jawab Nashwa enteng.

Gaska menaikkan alisnya sebelah. "Hah? Ngliatin dimana? " Gaska celingak-celinguk.

Nashwa terkekeh pelan. "Itu..." ujar-nya sambil menunjuk bintang malam yang ditaburi bintang-bintang.

"Emang ada Kak Gilang ya? " tanya Gaska polos.

Nashwa menangguk. "Bahkan ada ayah dan ibuku juga. "

"Mana? " Gaska masih belum mengerti apa yang Nashwa bicarakan.

"Itu lho...tiga bintang yang berdekatan itu. Mereka itu ayah, ibu, sama Kak Gilang. "

"Kata siapa? "

"Kata Kak Gilang. Dulu, waktu aku rindu sama ayah ibu, Kak Gilang nunjukin kalo orang meninggal itu biasanya akan melihat orang yang disayangi di bumi dengan cara jadi bintang. Itu mereka! "

"Oh...dan kamu percaya? " tanya Gaska.

Nashwa tersenyum kecil. "Nggak juga sih...tapi nggak pa-pa kan kalau aku ngilangin rindu dengan cara kayak gitu? "

"Iya nggak pa-pa kok. Yang penting itu nggak menyesatkan. Halo Kak Gilang! Halo pamer!!! Halo bumer!! "

"Hah?! Pamer? Mamer? Maksudnya? "

"Hehehe...pemer itu papa mertua. Kalo mamer–"

"Mama mertua!! "

"Tepat sekali. "

"Hahahahah...kamu ini ada-ada aja. "

Gaska ikut senang melihat Nashwa yang sudah kembali tersenyum. "Tidur yuk. Udah malem. " Nashwa mengangguk.

*****

"Kami pamit, Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam..."

Hari ini Gaska dan Nashwa memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Setelah mengadakan seratus hari mendiang Gilang.

Nanti untuk urusan mendhak pisan, mendhak pindho, dan nyewu, mereka akan datang kembali kerumah ini.

"Kamu yakin udah nggak apa? " tanya Gaska ketika sedang menyetir dengan menggemgam tangan kanan Nashwa.

"Iya aku nggak pa-pa. Aku udah ikhlas kok..."

"Alhamdulillah...kalau begitu. Aku seneng kamu udah nggak terpuruk lagi. "

"Iya alhamdulillah..."

Setelah menempuh waktu kurang lebih satu jam, mereka akhirnya sampai di rumah yang Gaska berikan sesaat setelah pernikahan mereka.

Ketika Nashwa masuk ia sangat bersyukur karena rumah dalam keadaan bersih dan rapi.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam..."

"Pak...bu... udah pulang? " tanya pembantu mereka.

KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang