Fadly Mengetahuinya

270 11 0
                                    

"Iya. Semuanya sudah aku kirimkan lewat email. Kau tinggal membacanya saja. Kalau tak terkirim, baru handphone mu yang rusak! " ucap Nashwa dengan kekehan kecil.

"Iya-iya. Ini baru saja ada email masuk. Ya udah aku mau baca filenya dulu. Assalamu'alaikum. "

"Wa'alikum salam. "

Nashwa menghempaskan tubuhnya di sofa. Hari ini benar benar....arghh.

Nashwa rindu pada sang kakak. Kakak?

"Astaga! Gelangnya! " Nashwa menepuk dahinya.

Nashwa merutuki ke-bodohannya. Kenapa ia harus lupa? Jika tidak, mungkin Nashwa dapat bertemu dengan sang kakak.

"Huft, mungkin ini belum jalannya. " gumam Nashwa sambil menutup matanya.

*****

"Nashwa....Nashwa. Dia selalu sukses bikin aku kangen sama adikku. " gerutu Gilang sambil menatap sun set dari balkon kamar.

Gilang memperhatikan pergelangan tangannya. Di lihatnya lekat-lekat gelang persaudaraan itu.

"Nashwa!!! Kamu dimana dek? Kakak nyari kamu? Kakak kangen kamu. " ujar Gilang yang nampak setengah frustasi.

"Eh Gilang!! Kau memanggil-manggil Nashwa ada apa? " tanya Fadly yang baru saja mendengar ucapan Gilang.

"Kak Fadly. Aku inget Nashwa adikku. Bukan Nashwa yang di kantor! " ralat Gilang.

"Jadi nama adik kau Nashwa? Kenapa aku baru tau sekarang? " bingung Fadly.

"Iya lah. Kakak kan sibuk sendiri! " gurau Gilang.

"Yeeee...adik kakak! " gemas Fadly sambil mengacak-acak rambut Gilang.

"Tapi kakak tau nggak? Nashwa itu banyak banget kemiripan sama adikku. " curhat Gilang.

"Ah. Masa? " Fadly tak percaya dengan Fadly.

"Iya nih dengerin. Di pergelangan tangan Nashwa ada sisa luka bakar. Dan dulu adikku, juga pergelangan tangannya kena lem bakar. Dan tadi sore, aku liat Nashwa keluar dari pemakaman. Di sana itu nggak ada siapa-siapa keculi Nashwa.

Dan pas aku sampai di makam orang tuaku, bunga mawarnya tuh tambah banyak dan penuh!! Aku curiga kalau Nashwa itu adalah adikku. " jelas Gilang.

"Tadi kau ngapain balik lagi ke makam? " tanya Fadlu yang tau kalau Gilang sempat putar balik ke makam.

"Aku ambil gelangku. Jatuh di makam. " jawab Gilang seraya menunjukkan tangannya.

"Gelang apaan? " tanya Fadly.

"Ini tuh kami beli waktu liburan bareng Nashwa. Kita pakai gelang kembar. Cuma beda warna. Aku merah maroon kalau adikku merah. " jawab Gilang.

"Ya udah. Kakak coba bantu kamu nyari adik kamu ya! Sekarang masuk aja yuk udah mau maghrib! " ajak Fadly sambil merangkul bahu Gilang.

*****

"Astaghfirullahaladzim! Aku nggak salat maghrib isya!! " teriak Nashwa yang kaget kala mendengar suara azdan.

Nashwa kira, itu adalah adzan maghrib. Tapi setelah melihat jam, sudah pukul 04.30. Nashwa langsung kelabakan karena tak melaksanakan shalat.

Entah ada apa dengan hari kemarin. Sampai-sampai Nashwa memejamkan matanya dan tidur di sofa.

Nashwa pun bergegas mandi terlebih dahulu. Setelah itu barulah ia shalat subuh.

*****

Sampai Nashwa di kantornya.
Dia sangat takut terlambat. Pasalanya tak ada taksi ataupun bus yang menuju ke arah kantornya.

KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang