Masalah Lagi?

98 0 0
                                    

"Pah..."

"Hmm! "

"Papa kenapa sih?! "

"Nggak! "

"Terus kenapa kayak gitu ke mama? Mama salah apa coba? "

"Nggak ada. "

"Ihh! Papa nyebelin! "

Resti keluar dari ruangan kerja Risky dengan langkah yang dihentak-hentakkan. Sementara yang ada di dalam–Risky, menahan tawa mati-matian.

Risky yang tersenyum tersentak ketika—

Bugh!!!!

—Resti membanting pintu dengan keras. "Sabar ya ma...besok adalah saatnya. "

"Assalamu– loh mama kok nangis?! " teriak Nashwa yang baru saja tiba disana.

Ketika ia hendak mengucapkan salam, ia melihat Resti keluar dari ruangan kerja sang ayah dengan menangis.

"Mama kenapa? " panik Nashwa.

"Papa Nash...papa!!! "

Nashwa bertambah kalut. Ia berfikiran bahwa papa-nya kenapa-napa. "Papa kenapa mah? "

"Papa jahat! Dia diemin mamah. Mamah nggak tau apa salah mamah..."

Nashwa lega. Tapi, ia mengernyitkan alisnya. Marah? Benarkah?

"Ya udah, mama tenangin diri dulu. Aku coba bicara sama papa..."

Resti mengangguk dan berjalan menuju sofa ruang keluarga dengan dituntun Nashwa.

"Mamah disini dulu. Bibi!! Tolong bikin teh anget buat mama!!! " teriak Nashwa.

Risky sudah akan menduga bahwa putri-nya akan memasuki ruangan kerjanya dengan keadaan bingung.

"Pah?! "

"Eh...sayang! Kamu disini? Kapa–"

"Nggak usah basa-basi pah. Papa kenapa? "

"Papa nggak kenapa-napa. Papa sehat. " elak Risky.

Nashwa mendengus kesal. "Papa kenapa marah sama mama? "

Risky masih pura-pura tidak mengerti. "Marah? Marah kenapa? "

"Malah balik tanya! Papa~" rengek Nashwa.

Risku terkekeh. "Sini duduk di deket papa. Papa bisikin sesuatu. "

Dengan malas, Nashwa mendekati papa-nya dan duduk disampingnya. Setelah Risky membisikkan beberapa kalimat–

"Ihhh! Papa jail! "

–Nashwa berteriak. Namun detik berikutnya ia ikut tertawa terbahak-bahak.

"Jadi, papa nggak marah kan? " tanya Risky sambil tertawa.

"Iya-iya. Papa emang nggak marah tapi jail. "

"Tapi rencana papa ini keren kan? "

Nashwa mengetukkan jarinya di dagunya sambil memandang plafon. "Keren sih. Tapi berapa hari lagi emang? "

"Euhmm...sekitar empat hari lagi. "

Prokkk...prokkk....prokkk....

"Mama bakalan uring-uringan nih pa! "

"Pasti! Tapi jangan sampe mama gila ya? " ujar Risky.

"Ok. "

"Kalau gitu, aku keluar dulu mau ke mama. Tenang aja, aku nggak akan bilang. "

KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang