Selin Syannaz Anastasya

48 5 1
                                    

Terlihat sempurna bukan berarti benar-benar sempurna.

#Selin Syannaz Anastasya

Pemberitahuan!!

Diberitahukan kepada seluruh penghuni bumi yang berstatus sebagai murid --baik yang jomblo maupun udah taken-- hadirilah pengajian akbar sebagai berikut:
Acara : Pengajian Akbar
Materi : Hp selalu salah! Siap-siap dibandingkan dengan anak tetangga.
Tempat : Rumah masing-masing
Waktu : Setelah pembagian raport
Pembicara : Orang tua masing-masing
Hanya segelintir orang-orang yang beruntung yang bisa terbebas dari 'neraka jahanam' ini.

Sasya terkekeh saat membaca salah satu postingan temannya itu. Akun bernama @geraldaldarrenalx itu memposting sebuah foto berlatar putih dengan tulisan hitam yang hari ini menjadi tranding topic di instagram.

Seperti tak mau ketinggalan, akun lain bernama @leonilxx membalasnya dengan komentar yang ternyata bisa menggelitik perutnya.

@leonilxx : Siap lahir batin atuh, abah. Kuping ane belum apa-apa juga udah panas, siap diceramain gara-gara nilai jeblok kaya muke lu.

Lalu, sang pemosting gambar membalas komentar dari Leo tersebut.

@geraldaldarrenalx : Sok lu nyet! Kaya biasanya nilai lo bagus aja. @leonilxx yang katanya sahabatnya princess @ssyannaztasya ternyata begonya ngelebihin gue.

@leonilxx : Bacot lo @geraldaldarrenalx, dimarain papih Angkasa baru tau rasa lo. Princess @ssyannaztasya gabung dong.

@ssyannaztasya : Yang sabar ya pak bos @geraldaldarrenalx, orang sabar disayang Tuhan kok. Ngga mau ah @leonilxx, soalnya ngga ada @eldricbry.

@geraldaldarrenalx : Bokap gue ngga mungkin marah, dia kan sayang sama gue @leonilxx. Kalo disayang Princess @ssyannaztasya boleh ngga? Tuh nyet @eldricbry diundang langsung sama Princess, jadi envy gue.

Sasya hanya tertawa melihat balasan-balasan itu. Jarinya bergerak meninggalkan instagram. Beralih pada aplikasi chat berwarna hijau, WhatsApp.

Matanya menjelajah pada layar yang ditampilkan. Menscroll layar yang menampilkan chat dari berbagai ragam manusia. Tak ada yang penting. Jarinya kembali menarik layar hingga menampilkan chat teratas --chat yang sengaja disematkan olehnya agar mudah mencarinya.

Ratu Jagat Raya. Grup chat yang berisi tiga orang itu menampilkan 479 pesan belum terbaca. Malas untuk membacanya, Sasya segera mengirimkan pesan pada kedua sahabatnya untuk menemuinya di taman belakang, yang langsung dijawab dengan kata "ok."

"Ngapain sih Sya, segala nyuruh kita kesini? Gue lagi nyiapin metal nih buat liat buku paling menyerampakan yang udah ngalahin seremnya Death Note." Gerutuan itu segera Sasya dengar setelah kedua sehabatnya mendaratkan kaki di taman belakang Galaxy Hight School.

Adalah Vanilla Rasya Indahmalla. Gadis yang akrab disama Vee itu merupakan salah satu sahabat Sasya sejak SMP. Gadis super dan paling cerewet yang Sasya kenal.

"Kalo lo mah beda nyiapinnya. Lo harus siapin tuh kuping buat denger pujian sama bibir buat terus-terusan senyum sambil bilang 'makasih ya.' Satu lagi, loker lo bakal penuh sama bunga dan coklat. Ketebak," ucap Vee dengan wajah sebalnya.

"Lebay lo." Sasya meresponnya dengan kekehan geli. Apalagi saat melihat wajah cemberut Vee yang menurutnya sangat mirip dengan bebek.

"BTW, bokap lo udah dateng?"

Seperti biasa, saat pengambilan raport seperti ini, Davendra Raksabuwana --Papah Sasya akan datang paling akhir.

Sasya mendengus mendengar pertanyaan dari Vee itu. "Modus lo. Inget, pacar lo, baby."

Vee mendengus. "Gue udah putus, inget! 'Gue mau fokus UN' alasan paling klise buat mutusin cewek. Banci, bilang aja udah bosen." Dan, yah, jadilah ajang curhat yang dilakukan Vee pada kedua sahabatnya yang saat ini sedang tertawa terbahak-bahak.

Abighea Brysiastika. Sahabat Sasya lainnya yang biasa dipanggil Ghea itu menghentikan tawanya lebih dulu. "Gila bisa gue lama-lama. Punya temen dua nasibnya terkutuk semua. Yang satu putus gara-gara alasan klasik, satunya ngga bisa move on tiga tahun."

Vee dan Sasya langsung saja melotot. Menatap tajam kearah Ghea. "Dari pada lu, jomlo dari lahir," ucap Vee dan Sasya kompak.

Ghea mendengus. Tapi tak bisa menampik kenyataan itu. "Udah deh, ngga usah bahas cinta-cintaan. Males gue, ujung-ujung gue lagi yang kena. Gini aja, kita ganti topik. Mau liburan dimana?"

Wajah cemberut Vee langsung saja berubah cemerlang. Dengan senyum mengembang, Vee menatap Ghea dan Sasya bergantian.

"Kalian para ciwi-ciwiku ngga usah khawatir. Karna tante gue yang paling cantik jelita udah siapin semuanya buat kita bertiga liburan."

"Kemana?" tanya Ghea penasaran.

Vee menatap Ghea dengan pandangan jailnya. "Ngga usah kepo Ms. Tomboy. Pokoknya kalian cuma tinggal berangkat deh."

Sasya mengangguk. "Lo urus aja Vee. Gue ke bokap dulu. Bye Vanilla, Abighea."

Selanjutnya, Sasya melangkahkan kaki ke kelasnya. Senyumnya tak pernah luntur dari bibirnya.

Disepanjang koridor, banyak adik-adik kelasnya yang sedang menunduk takut di depan orang tuanya. Atau yang sedang tersenyum cemerlang saat orangtuanya memujinya.

Sasya tersenyum ceria saat melihat Dave berdiri didepan kelasnya. Dia sedikit berlari untuk cepat sampai pada papahnya itu.

"Papah sama Leo tadi," jelas Dave sebelum Sasya sempat bertanya. Lalu bergegas masuk kelas XI IPA 2 --kelas yang setahun ini Sasya tempati.

Sasya mengerutkan kening, ada yang berbeda dengan papahnya hari ini. Tampak lebih dingin.

"Sya? Gimana raport lo?" Tanya seseorang di sampingnya.

Sasya menoleh, menemukan sahabatnya dari kecil yang bernama Leonill Xevier Kafka. "Lagi diambil," jawabnya singkat.

Sasya tak berniat bertanya pada Leo. Sudah bisa menebak bagaimana isi raport Leo dari ekspresinya. Sangat ancur, itu yang bisa Sasya simpulkan.

Sasya tersenyum kearah Leo, berniat menguatkan sahabatnya itu. "Tenang, nanti kita belajar bareng."

"Hm, Le, gue mau pergi. Bisa minta tolong ngga?" kata Sasya memandang Leo.

"Kemana?"

"Ish! Kok lo fokusnya sama yang kalimat pertama sih? Gue ngomong gitu kan intinya ada di kalimat kedua."

"Yaudah, yaudah. Minta tolong apa Princess?"

"Nah, gitu dong. Le, tolong bilang sama Papah ya? Gue mau izin ke mall sama Vee dan Ghea. Harus banget sekarang berangkat, soalnya mereka berdua mau kabur dari bonyoknya."

"Oke. Apasih yang ngga buat Princess-nya Glower. Udah sana cabut."

Sasya langsung bangkit dengan wajah yang lebih ceria. "Makasih Jendral Leo. Sayang Leo, deh."

Leo hanya tersenyum geli dengan tingkah laku sahabatnya itu.

Sudah menjadi rahasia umum, Leo tak akan pernah bisa menolak permintaan Sasya, sahabat terbaiknya.

🌷🌷🌷

If NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang