10

85 14 3
                                    

Hallo semua. Jangan lupa vote🌟🌟🌟 sebelum membaca ya. Karena setiap vote berarti banget buat Author.😊

Happy Reading guys.❤❤

***

Calon menantu. 100% mimpi.

.
Naraya Azeta.

***

Naraya berulang kali melihat foto hasil jepretannya sendiri. Sewaktu dicafe tadi, dan menyadari kalau ada Nataya, Naraya tanpa segan mengambil foto Nataya diam diam.

Paparazi memang nih Naraya. Dasar!

Senyum Naraya mengembang tanpan berkurang kala melihat puluhan foto itu.
Bahkan tanpa sadar, ada seseorang yang tengah berdiri diambang pintu kamar Naraya sambil menatap Naraya heran.

"Nara. Kamu sehat?" Tanya mamanya sambil berjalan mendekat kearah ranjang Naraya.

"Eh mama. Dari tadi pulangnya ma?" Tanya Naraya dan mendapat anggukan dari mamanya yang berjalan menuju ke arah Naraya berada sambil membawa kantong infus penuh.

"Ngeliatin apa sih kamu itu sampai senyum senyum gitu?" Tanya mamanya sambil mengusap kepala Naraya sambil mengganti infus Naraya.

"Mama pengen tau? Tapi janji jangan naksir ya ma." Ucap Naraya jahil dan mendapat cubitan di hidungnya.

Naraya mengambil ponselnya, dan membuka sesuatu disana. Naraya mengarahkan ponselnya kearah mamanya.

Setelah mengarahkan ponselnya ke arah mamanya, belum sampai 2 detik, Naraya menarik kembali ponselnya cepat cepat.

"Udah ah. Ntar mama naksir." Ucap Naraya sambil mendekap ponselnya.

"Naksir gimana. Cinta mama itu cuma buat papa kamu." Jawab July sembil menarik kembali ponsel Naraya.

"Cieelahhh curhat dong ma." Jawab Naraya sambil tertawa melihat ekspresi mamanya.

"Udah ah sini mama lihat. Kalo enggak, mama aduin papa mau?" July mulai mengancam Naraya.

Dan itu berhasil membuat Naraya cemberut.

"Ih mama. Main aduin kepapa aja. Yaudah nih." Ucap Naraya sambil menyodorkan ponselnya kepada mamanya.

July melihat foto yang ada diponsel anaknya itu sambil sesekali melirik ke arah Naraya.

"Ini siapa?" Tanya July meneliti.

"Kan mama tanya. Pasti naksir kan. Jangan naksir dia dong ma. Ntar Naraya jomblo lagi." Ucap Naraya dengan wajah makin cemberut.

"Kamu ini ya. Ini siapa?" Tanya July sekali lagi.

"Dia Nataya mama. Anak IPA 4 disekolah Nara." Jawab Naraya sambil menunduk.

"Pacar kamu?" Pertanyaan mamanya berhasil membuat wajah Naraya terangkat menatap Mamanya.

"Bukan." Jawab Naraya sambil menggelengkan kepala.

"Terus?" Tanya July bingung.

"Calon menantu mama." Jawab Naraya dengan senyum mengembang diwajahnya.

"Kamu ini ada ada aja. Yaudah kamu istirahat ya." Ucap July sambil mengembalikan ponsel Naraya lalu berjalan meninggalkan kamar Naraya sambil membawa kantong infus kosong.

***

Hari ini tepat seminggu setelah Naraya pulang dari rumah sakit. Dan hari ini juga dia terbebas dari infus yang harus dia bawa kemana mana.

Naraya memasuki kelas dengan wajah yang berbinar binar.

"Ngapa lo?" Tanya Rhea melihat tingkah Naraya yang senyum tanpa henti.
"Mana infus lo? Lo cabut ya? Gue laporin nyokap Lo ya." Ancam Rhea tapi tidak mendapat respon apapun dari Naraya.

"Laporin aja." Balas Naraya tanpa menghilangkan senyumnya.

"Tumben lo ceria amat?" Tanya Rhea penasaran.

"Iyalah. Gue lagi seneng karena infus gue udah boleh di copot. Nahh karena gue lagi seneng gini, ntar sore, gue traktir sepuasnya. Gimana?" Ucap Naraya sambil menoleh ke arah Rhea.

"Seriusan lo?"

"100% gue serius. Kayak cinta gue ke Nata."

Rhea yang mendengarnya itu menggaguk kuat sembari membayangkan apa saja yang akan dia beli nanti.

***

"Woy curut kutukupret!!" Ucap Arga saat baru sampai dimejanya sambil membanting komiknya sedikit keras.

Nataya hanya melihat sekilas, lalu melihat ponselnya kembali.

"Nat. Lo beneran ngelewatin Hari spesial gue Nat. Lo tega ya Nat." Ucap Arga sambil membuat ekspresi sedih.

"OH." Jawab Nataya tanpa menoleh kearah Arga.

"Ya allah ya gusti. Ini anak ya. Gua bacok juga lu." Ucap Arga.

Nataya yang mendengar itu langsung melihat dan menatap Arga dingin. Dan itu berhasil membuat Arga mengalah.

"Yaudah ampun Nat." Jawab Arga pasrah dan duduk dikursinya.
"Lo beneran ga inget hari ini hari apa?" Tanya Arga sekali lagi.

Sedangkan Nataya hanya melihat kearah Arga sambil mengangkat bahu arti tidak tahu. Setelahnya, Nataya kembali Fokus kepada ponselnya.

"Lo emang sahabat terlaknat Nat. Gue lagi ulang tahu.."
Belum selesai Arga selesai bicara. Nataya sudah terlebih dulu melempar bungkusan kecil kepada Arga.

"Apaan nih?" Tanya Arga sambil membolak balik bungkusan tersebut.

"Pacar buat lo. Lo kan jomblo lumutan." Jawab Nataya tanpa menoleh.

"Lo ngehina gue? Apa kabar sama lo yang dari lagi lahir masih ngejomblo?" Ucap Arga sambil tertawa keras.

Mendengar itu membuat Nataya menoleh dan menatap Arga tatapan dingin.

Mendapat tatapan itu, Arga langsung menghentikan tawanya perlahan.

"Kenapa sih lo suka natap dingin gitu? Perlu gue congkol itu mata?" Tanya Arga.

"Banyak ngomong lo." Jawab Nataya singkat.

"Kan gue yang punya mulut Nat. Jadi terserah gue lah mau ngomong apa aja. Yang capek ntar ya mulut gue. Kenapa lo yang sewot." Ucap Arga memberi jeda ucapannya sebentar.
"Nah kan capek mulut gue dah ngomong sama lo." Lanjut Arga sambil mengusap mulutnya.

"Ya." Jawab Nataya seadanya.

"Ya allah ampuni dosa hambamu ini ya allah. Karena hamba tidak bisa tahan emosi saat bersama Nataya." Ucap Arga sambil menengadahkan tangannya.

***

Jember.......

.
Icha

NARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang