BEBERAPA SEJARAH YANG LUPA KUTERJEMAHKAN

7 0 0
                                    

"Tingkamu kejam atas sejarah yang lupa ku terjemahkan."

Masa kolonial semakin memaksa menerjemahkan sejarah yang lupa sandar di angkasa, hingga bersaruk-saruk pada dinding kepalamu yang kelam, karena rentan hatimu berunjuk dengan ketidak puasan atas rasamu yang sangat berusaha untuk membongkar gudang tertutup ransel aksara yang buta, dan dipenuhi dengan kelinci berhidung sehitam aib.

Pelanpiran kata rayumu yang bobrok, seakan-akan berusaha menguasai jiwa sekaligus merasuki sil-sila hidupku yang sudah kau anggap lemah, akan tetapi aku enggan menyapamu di surat sepertiga dalam sejarah yang lupa ku terjemahkan. Sekadar ku berdiri dengan sepasang pohon dan tungkai kakiku yang letih merenungkan barangkali kau berhasil merasuki tubuhku yang lemah ini. Dengan secarik kertas yang penuh catatan kecil berada pada ruang lingkup, bersama kata rayumu yang terus bergema di telinga kiriku seperti layaknya suara penyanyi pada dunia musik yang meramu kesenangan dini.

Kelambu sulam menjadi penghalang nyamuk dalam tidurku yang nyenyak pada malam kelabu, sebab jiwaku suram dalam aksimu yang merancau hidupku pada kalimat bahagia, karena dipenuhi dengan elit tingkamu yang biadab. Bungkusan katamu yang bobrok itu barangkali menumbang sepasang pohon kala itu, hingga pada akhirnya berlafal tangisan pilu yang seketika mati dalam tersungkur.

Serampang   Dan Karang-karang PiluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang