MENETAP DENGAN RINDU YANG BERHASIL PULANG

19 1 0
                                    

Dengan sepercik angan yang kau simpan, telah kau temukan kembali dengan rasa yang masih seperti. Dan kutemukan segala rindu yang ada pada kunang-kunang matamu dengan suara kicauan burung dikala pagi menjelma, terdengar sampai ke langit-langit kamarku hingga ku terbangun dan langsung menemui mu di sudut kota.

Tak peduli hujan gerimis dan tak peduli sekeras apa ombak menerjang pagi itu, karena tidak mau jadi seorang pecundang,____ dari alasan itu aku ingin mati dalam perjuangan, yang hidup dalam kata rayumu.
Dan meringkus kembali lintasan yang biasa kita lewati, dan menetaplah agar menemukan orang yang sibuk mencari kebahagiaanmu. Dan pohon-pohon yang kau lewati masi sama dengan pohon yang dulunya kau jadikan tanda, kemana jejak perginya burung camar menemui alam kebahagiaan dan menghapus segala pahitnya yang berlalu.

Denyut waktu yang tertuan pada lingkaran dinding, dengan pagi adalah sebuah kitab kerinduan yang tiada henti-hentinya kita benahi bersama, dikala kau dan aku bersanding dalam dunia dongen.
Pelanpiran senyum-mu bercumbu dihamparan wajahku, dengan perihal hati yang kembali ingin ku jaga, untuk sesuatu yang suci dan waktu yang tepat mengembalikan segala benci.

Matahari yang bangkit dari sanubariku adalah cahaya pada kejenuhan hidupmu kala itu, dan matahari keluar lewat ketapan mataku adalah pelangi di cakrawala bahagiamu, agar menetap dan tak goyah direwet petir.

Di akhir petang ini, langit jingga mulai mendung di udara biru, ku ingin menyimpulkan kisah dan segala kerinduan yang menghantam kelelapan tidurku, dengan raut wajahmu selalu terbayang diseluruh ruas-ruas mimpiku, hingga keyakinan semakin kuat bahwa kau adalah bayangan masa depanku.

"METAFORA rindu yang ku tancapkan pada bumi, bahwa kau adalah bayangan masa depanku."

Serampang   Dan Karang-karang PiluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang