"Hachiiim!"
Nadeshiko mengeratkan mantel tebal berbulunya,sekarang sedang musim dingin dan mungkin sebentar lagi salju akan turun.
Langkah kakinya di percepat menuju gedung BigHit melalui pintu samping dengan membawa sekantung plastik besar dari minimarket
"Haah,lumayan hangat.."
Nadeshiko buru-buru menuju ruang latihan dan bergabung dengan member lainnya. Tadi,Jungkook merengek minta snack dan akhirnya Nadeshiko pergi untuk membelikannya,awalnya Jimin menawarkan untuk menemaninya tapi Nadeshiko menolak. Ia pikir suhunya tidak terlalu dingin,tapi ternyata ia salah
"Nih,aku beli kesukaanmu. Bukanya satu satu aja ya,jangan sekaligus. Dihabiskan ya"
"Iya,makasih ya eomma!"
Jungkook langsung meraih 1 snack favoritnya dan membawanya ke tempat awal. Ia membaginya dengan para member,yang lain juga membuka snack lainnya dan membaginya
"Eomma mau?"
"Hm? Kamu buka yang mana? Eh,mau!!"
Nadeshiko langsung duduk disamping Jungkook sambil mencomot snack tanpa malu-malu. Sedangkan member lain sibuk mengobrol sambil makan snack
TRRR TRRR TRRR
"Nomor siapa ini? Halo? Halo? Haloo??"
PIP
"Lho? Malah dimatikan.."
"Siapa?"
"Telepon gelap. Abaikan saja"
1 jam kemudian,Nadeshiko sibuk di ruang kerjanya,banyak sekali telepon perusahaan atau stasiun tv yang masuk,entah itu tawaran iklan,acara tv,dan yang lain-lain.
Nadeshiko dengan sopan menolak setiap telepon dan proposal yang masuk dengan alasan dikarenakan jadwal BTS yang padat dan tidak memungkinkan untuk hadir
"Ck,lagi-lagi acara ini. Mereka ini nggak ada bosan-bosannya meminta terus. Dibilang tidak bisa ya tidak bisa. Masih saja"
TRRR TRRR TRRR
Lagi-lagi,handphone Nadeshiko menyala dan lagi-lagi dari nomor yang tak dikenal. Sebenarnya,ini sudah ke 16 kalinya Nadeshiko mendapatkan telepon gelap,setiap kali di jawab pasti tidak ada yang menyahut atau suara apa pun yang terdengar
Jika terus di biarkan,handphone Nadeshiko terus berbunyi,karena sudah tidak tahan lagi,akhirnya ia mengangkat teleponnya
"Mau kamu apa sih?! Jangan ganggu terus!!"
PIP
"Apa-apaan sih?! Menyebalkan banget! Main tutup tanpa ngomong,sudahlah buang-buang energi saja!"
Nadeshiko berdiri dari duduknya,ia berjalan menuju lemari kayu berwarna putih dan membuka salah satu laci. Kemudian,ia mengambil obat-obatan yang ada dan meminumnya secara bergantian
"Haah.. gawat.. kalau begini terus,stres ku bisa parah.. apa yang harus aku lakukan jika ia menelepon lagi? Matikan saja deh. Eh,tapi kalau ada telepon atau pesan dari yang lain gimana? Aaah,pusing!"
Tanpa berpikir itu lagi,Nadeshiko langsung kembali bekerja. Tak peduli handphonenya berdering lagi,dan ia biarkan saja. Tak peduli dan tak mau tahu
Beberapa saat kemudian,Nadeshiko berada di ruangan Sihyuk,sedang berhadapan dengan salah satu perwakilan acara tv yang ingin mengundang BTS ke acara mereka
"Ditolak"
"Eh? Se,secepat itu?"
"Artis kami tidak ingin masuk ke acara anda karena ada suatu perlakuan yang tidak menyenangkan disana. Meskipun sudah bertahun-tahun,tapi artis kami tidak akan lupa"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF . . . . (Our Manager special)
Fanfictionselipan cerita/ide-ide luar biasa dari author,our manager special~ penasaran? baca aja Oneshoot/twoshoots