인식

3.5K 577 15
                                    

leave a trace, please.
happy reading. ♡


Sudah lewat satu minggu, namun Jisung masih gencar memaksa Seungmin untuk bicara. Felix yang baru tiba beberapa hari kemarin mendadak bingung bukan kepayang dengan kedua teman bodohnya itu.

Jisung sendiri sangat antusias menceritakan kejadian di kantin kepada Felix, sedangkan Seungmin langsung menutup kupingnya rapat-rapat, tidak mau tahu. Yang benar saja! Jisung dan Felix kalau sudah bersatu itu bisa bikin kepala Seungmin nyut-nyutan parah.

Seungmin memasuki rumahnya dan mendapatkan Jeongin yang tengah fokus dengan televisi yang menampilkan kartun kesukaannya.

"Bundaa, kakak pulangg"

"Kak, kok tumben baru pulang?" Jeongin bertanya, ia sudah sangat hafal dengan jadwal pulang kakak manisnya itu.

"Abis ditahan Jisung sama Felix, dek. Kenapa?" Jawab Seungmin menghampiri bundanya yang keluar dari dapur dengan membawa sepiring pisang goreng pesanan Jeongin kemudian mencomotnya.

"Bantuin kerjain PR" jawab Jeongin dengan senyum pepsodentnya. Manis banget.

"Nanti sorean aja ya, kakak mau istirahat dulu"

Jeongin mengangguk antusias sembari melahap pisang gorengnya.

"Bun, kakak keatas dulu ya"

Baru saja Seungmin melangkahi beberapa anak tangga, terdengar ketukan sangat keras dari pintu luar rumahnya. Ia menengok menatap bunda dan adiknya yang terlihat sama bingungnya. Orang macam apa yang bertamu tapi gedor-gedor pintu??

Feeling Seungmin mendadak tidak enak.

"BUNDAAA,,," pintu rumah Seungmin yang tidak terkunci itu tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok Jisung dan Felix. Seungmin menepuk jidat, bisa-bisanya ia berteman dengan mereka.

"Nyai ayo dongg, mau sampe kapan lo diem-diem bae?"

Disinilah mereka sekarang, terdampar diatas kasur Seungmin. Jisung dengan bantuan Felix masih teguh untuk mengorek pengakuan dari Seungmin.

"Sumpah ya Fel, kok lo percaya aja sih sama Jisung?" Tanya Seungmin sengit.

"Bukan gitu Min, lagian lo juga kan nggak pernah cerita apa-apa. Gue sama Jisung cerita terus lho, tapi lo nya ga pernah mau terbuka kalo soal beginian." Felix lagi dalam mode benar, Jisung sih cuma angguk-angguk aja, sudah mulai capek bujuk-bujuk Seungmin buat cerita.

"Beginian apaan coba? Jeongin pundung aja gue cerita kan?"

"Beginian soal cowo? atau orang yang lo taksir, maybe?"

Seungmin melotot mendengar jawaban Felix.

"Apaan sih."

"Tuhkan lo mah gituuuu." Jisung mencebikan bibirnya, ia sudah kebal dengan jawaban apaan sih-nya Seungmin.

"Lo suka kan sama Hyunjin?" todong Jisung, sungguh Jisung sudah gemas banget.

Lagi-lagi Seungmin melotot.

"Is Jisung right, Min? You like Hyunjin?" Felix mengimbuhi, gemas juga ternyata lama-lama liat Seungmin dikit-dikit melotot dikit-dikit melotot.

"Nooo- I just..." Seungmin kembali mengatupkan mulutnya, berusaha mencari jawaban yang tepat.

"See? He can't answer it." tandas Jisung.

"Min, I know everyone does have privacy, but harboring such feelings is not good too. You can share anything with us. We're you friends, right?" Felix mencoba meyakinkan Seungmin untuk lebih terbuka, Seungmin menunduk.

"What's the use of friends if it's not for sharing?" Imbuh Jisung, sok bijak.

Seungmin menghela nafas berat.

"Min gue tau ini baru buat lo, makanya pasti sulit banget buat lo cerita, it's okay, lo bisa pelan-pelan." Jisung mengusap-usap punggung tangan Seungmin.

"Ya maap juga guenya kelewat peka sampe ujungnya malah maksa-maksa lo cerita gini" ada nada menyesal dalam kalimat Jisung.

"Nah- no need to apologize, Jis"

"I just,, I can't even ensure my feelings, rasanya aneh, gue bahkan gak kenal sama dia, tapi akhhh-" Seungmin menjatuhkan tubuhnya keatas kasur, menutup wajahnya yang memerah menggunakan bantal.

Seungmin masih malu untuk mengakuinya. Jisung dan Felix saling pandang, tersenyum penuh kemenangan.

"TUHKAN FEL, GUE BILANG JUGA APA WKWKWKWK." Jisung tertawa sangat renyah, diikuti dengan suara tawa Felix yang sangat kontras dengan tawa Jisung.

Seungmin menendang Jisung dan Felix, bisa-bisanya mereka tertawa begitu kencang sedangkan Seungmin mati-matian menahan malu.

"Dasar temen! Keluar lo berdua dari kamer gue, sialan." Seungmin melemparkan bantal yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya kearah Felix dan Jisung.

Seungmin memulai ceritanya, setelah hampir satu tahun menyimpannya secara pribadi, ternyata berujung dengan Seungmin sendiri yang membagikannya. Rasanya melegakan, kenapa ia tidak cerita dari dulu saja sih? Hh- gengsinya memang terlalu tinggi, apalagi rasa mindernya.

"Pantes lo kalo gue ajak nonton futsal mau mau aja." celetuk Jisung membuat Seungmin meringis.

Jujur saja, Seungmin sangat minder kalau bilang suka, ia terus-terusan mengaku hanya kagum, padahal sudah jelas kalau Seungmin menyukainya. Membuat Jisung dan Felix ingin saling jambak saking gemasnya.

Jisung dan Felix pun masih belum percaya sepenuhnya bahwa Seungmin ternyata memendam rasa untuk Hyunjin. Tentu Jisung dan Felix mengenal Hyunjin, mereka bahkan terkadang bergurau dan saling melontarkan candaan ketika sedang bersama.

"Jangan bilang siapa-siapa" cicit Seungmin, mengakhiri ceritanya.

"Ya enggaklah seyeng. Btw mau gue kenalin gak? Gue bisa minta tolong kak Minho nanti." tawar Jisung, membuat Seungmin melotot, lagi.

"Atau lewat kak Chan juga bisa Min." timpal Felix semangat.

"Gak, makasih. Malu."

"BAMBAAAANK!!"

"Dih kocak lo, bisa malu juga ternyata"

"Lagian gue gak minat kenalan, liat dia dari jauh juga udah cukup kok hehe" Seungmin terkekeh menyadari ucapannya sendiri.

"ANJEEENK BUCHEEEN, BERSIHKAN BERSHIKAN!!!"

"NGACA JIS!!"

✨✨✨

Sekian, hehe.
Jangan lupa voment-nya. ♡

secret admirer ; seungjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang