후렴

2.4K 455 15
                                    

Leave a trace, please.
Happy Reading. ♡

"Kenapa berhenti?"

"Ada Seungmin."

"Hah?!" Felix dan Jisung bingung, keduanya refleks melihat sekeliling untuk mencari sosok Seungmin.

"Gak ada Seungmin. Makin ngelantur lo Jin, udah ah ayo masuk."

"Ada Seungmin didalem." Hyunjin masih mematung dan Felix mengangguk paham.

"Yaterus kenapa kalo ada Seungmin? Dia kan emang anak pmr, wajar kalo ada didalem." Ucap Jisung, seakan lupa pernah memperingati Hyunjin untuk berhenti mendekati Seungmin.

Hyunjin menatap Jisung jengah. "Gue mau balik aja Jis."

"Balik gimana anjir? Badan lo lemes gini malah mau balik. Mau nyungsep dari motor lo hah?" Lama-lama Jisung gemes juga.

"Seungmin- dia risih kalo ada gue." Ucap Hyunjin kecut. Hyunjin mendadak merasa emosional lagi.

Jisung dan Felix terkejut mendengar pengakuan Hyunjin, Jisung baru sadar bahwa ia pernah meminta Seungmin untuk tidak dekat dekat Hyunjin lagi.

"Jin- sekarang yang penting kondisi lo dulu, istirahat dulu didalem, kalo udah enakan lo baru balik deh." Ucap Felix mencoba memberi pengertian.

Hyunjin hanya diam, namun badannya bergerak ketika dituntun Felix dan Jisung masuk kedalam UKS.

Krieeet...

Seungmin menoleh ketika pintu UKS terbuka, Ia tersenyum lebar ketika mendapati Felix masuk, namun seketika badannya mematung ketika melihat Hyunjin disamping lelaki manis itu.

Seungmin tersenyum canggung, sedangkan Hyunjin hanya menundukan kepalanya, pusing. Disebelah sana ada Jisung juga yang membantu Felix menuntun Hyunjin. Keduanya membawa Hyunjin ke ranjang dan menidurkannya kemudian menutup tirai penghalang.

Jisung dan Felix menghampiri Seungmin yang sudah selesai merapihkan bukunya dan menariknya keluar ruangan.

"Kenapa?" Tanya Seungmin dengan suara pelan, ia menyesal tidak melihat pertandingan.

"Dia lagi banyak pikiran kayaknya, kata Changbin juga udah dua hari nggak tidur, kecapean." Jawab Felix pelan.

Seungmin hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Min, lo bisa jagain dia dulu?" Cicit Jisung. Seungmin menaikan sebelah alisnya.

"Tapi,, gue mau pulang-" Seungmin terdengar tidak yakin dengan jawabannya.

"Bentar aja, Min. Sampe gue sama Jisung balik kesini deh, cukup pastiin dia gak pulang sebelum kita sama yang lain dateng." bujuk Felix, Seungmin menunduk, tak perlu ditanya juga jawaban Seungmin sudah pasti mau, namun ia tengah menghindari lelaki itu- membuatnya kembali berpikir keras.

"Min,,  ya??"

Seungmin mengangguk, lagipula Hyunjin pasti tidur, jadi itu bukanlah masalah besar untuknya.

"Min kalo boleh tau, terakhir lo ngomong apa sama Hyunjin?" Tanya Jisung, membuat Seungmin menundukan kepalanya.

"Err- gue bilang kalo gue risih." Lirihnya.

"Maaf." Cicit Jisung.

"Apaan sih Jis wkwk." Seungmin terkekeh. "Nggak perlu minta maaf, itu kan gue yang ngomong." Sambungnya.

"Tapi lo ngomong gitu kan pasti gara-gara gue Min."

"Gak gitu Jis yaampun." Ucap Seungmin sedangkan Jisung hanya mengangguk.

"Yaudah Min kita mau ke lapangan dulu ya, tar balik lagi kesini." Pamit Felix kemudian mulai berjalan dan diikuti oleh Jisung.

Seungmin kembali masuk ke dalam UKS, ia menyibak tirai penghalang dan mengamati Hyunjin yang tengah memejamkan matanya.

Seungmin duduk dikursi sebelah tempat tidur Hyunjin, menaikkan kakinya, melipat tangannya dilututnya dan menopang dagu disana.

Seungmin menatap Hyunjin, ini merupakan kesempatan langka. Kapan lagi ia bisa memandangi Hyunjin sedekat ini? tanpa ketahuan pula.

Seungmin terkekeh tanpa suara menyadari kelakuannya yang mirip sekali dengan remaja baru puber.

"Udah kenyang belum ngeliatinnya?"

Manik Seungmin melebar ketika mendengar suara Hyunjin yang menyapa inda pendengarannya. Hyunjin membuka matanya kemudian terkekeh melihat Seungmin yang salah tingkah, sedari tadi ia belum tertidur. 

Seungmin menggaruk kepalanya yang tak gatal, menunduk malu karena kepergok sedang memandangi Hyunjin.

Ah- Hyunjin pasti merasa risih dalam tidurnya karena ada yang mengamatinya. Seungmin menyesal telah berfikir ini bukanlah masalah besar.

Seungmin mengangkat kepalanya, menatap wajah lelah Hyunjin ragu, ia jadi merasa bersalah dengan kata-katanya tempo lalu.

"Maaf.." lirih Seungmin, membuat Hyunjin mengerjap.

"Buat?"

"Yang di perpus, gue gak maksud bilang gitu-" ucap Seungmin kembali menunduk.

Hyunjin terdiam. "Tapi lo ngejauh Min-"

Seungmin mendongak. "Maaf." Ucapnya lagi. "Gue ga enak, lo pasti kesinggung pas gue ngomong gitu." Dan kembali mendunduk.

Hyunjin bangkit, dan mendudukan dirinya dengan kaki menggantung.

"Pulang sama gue, baru gue maafin." Ucap Hyunjin membuat Seungmin mendongak dengan terkejut.

"Ha?"

"Ayo pulang."

"Gamau." Jawab Seungmin cepat, Giliran Hyunjin sedikit terkejut dengan jawaban Seungmin yang terlihat panik.

"Maksudnya,, enggak kalo sekarang." Lanjut Seungmin, Hyunjin menatapnya bingung meminta penjelasan.

"Lo istirahat duluㅡ" jeda "baru kita pulang." Cicit Seungmin melanjutkan kalimat yang sempat tertunda.

Hyunjin tersenyum. "Tar lo kabur lagi."

"Enggak."

"Apa jaminannya kalo lo gak bakal kabur?"

Seungmin menatap sekelilingnya, mencari sesuatu untuk dijadikan suap. "Err- gak ada hehe."

"Gak akan kabur deh sumpah, gue tungguin sampe lo bangun Jin." Sambung Seungmin meyakinkan.

Hyunjin melengos, Seungmin dengan tatapannya menggemaskan sekali.

✨✨✨

Aku nggak tau ini nulis apaan😂

Pas awal buat tuh alurnya nggak begini tapi gatau kenapa pas udah jalan aku malah tergoda buat belak belok kesana kesini huhu jadinya malah begini deh.

Dan dari awal juga kan aku udah bilang kalau books ini nggak bakal ada konflik seriusnya- aku nggak tega kalo bikin Seungmin sama Hyunjin berkonflik gitu huhu, mereka terlalu menggemaskan:(

Makasih buat yang mau baca, vote dan comment. Ppyoonggg~ ♡

secret admirer ; seungjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang